Komunitas pegiat lingkungan meminta pemerintah kembali memanfaatkan bambu untuk memperkuat dan mencegah longsor di sempadan sungai. Turap beton membuat sungai miskin biodiversitas, tak ramah lingkungan.
”Dulu, sepanjang kali di Jakarta itu bambu, sekarang beton yang kepiting tidak bisa hidup. Normalisasi kali wajib, tapi pakai bambu,” kata Chaerudin atau Bang Idin, pegiat lingkungan Kali Pesanggrahan Hutan Kota Sanggabuana, Jakarta, pada peringatan tahun ketiga Hari Bambu Nasional sekaligus peresmian Rumah Kampung Sunda Bambu Terpadu di Desa Paseban, Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (26/11).
Turut hadir Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi, Deputi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bidang Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat Ilyas Asaad, mantan Menteri LH Sarwono Kusumaatmadja, Sekda Pemkab Bogor Adang Suptandar, serta berbagai komunitas masyarakat, budayawan lokal, dan pencinta bambu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Profesor Riset Elizabeth S Widjaja, pakar bambu dari LIPI, mengatakan, saat Sarwono menjabat sebagai Menteri LH pernah ada surat edaran agar para bupati menanami sepanjang sungai dengan bambu. Namun, kemudian dibalas Menteri PU yang menilai bambu bisa mengotori sungai.
Saat itu terjadi miskomunikasi di antara kedua menteri. Bambu dianggap mengotori dan menghalangi aliran air karena akan ditanam di bantaran sungai. Oleh karena itu, kini lahan di kanan-kiri sungai dinamai sempadan sungai untuk membedakan dengan tubuh sungai.
”Penanaman bambu tidak boleh asal. Ada jenis tertentu yang tahan terendam dua-tiga bulan,” kata Elizabeth. Jenis bambu itu dikenal dengan nama bambu ampel yang habitat penyebarannya luas. Bambu berdiameter 4-6 cm itu hanya setinggi 10-12 meter.
Perakaran bambu yang mencengkeram horizontal akan menutup permukaan tanah. Sifat alami ini yang dimanfaatkan untuk memperkuat tanggul dari bahaya longsor.
Fadli akan membawa informasi ketangguhan bambu pada Komisi IV atau V yang membidangi pekerjaan umum. ”Gagasan bagus. Akan saya sampaikan agar (normalisasi sungai) bukan pembetonan,” katanya. (ICH)
Sumber: Kompas, 27 November 2014