Irigasi Gondok, Sistem Baru Pertama di Dunia

- Editor

Rabu, 9 Mei 2012

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Peneliti dari kantor Ketahanan Pangan, Pemerintah Kota Padang, Rasmi R, menemukan penghijauan dengan menggunakan irigasi gondok. Sistem irigasi ini, khususnya memanfaatkan lahan gundul yang memiliki keterbatasan sumber air.

“Caranya sangat mudah adalah dengan merekayasa pengairan yaitu dengan membentuk ‘irigasi gondok’. Teknik ini diciptakan untuk mengatasi keringnya bibit sebelum akarnya tumbuh dan dapat menyerap air dari tanah,” kata Rasmi S, yang juga Kepala Seksi Ketersediaan Pangan dari Kantor Ketahanan Pangan Pemkot Padang, di Padang, kemarin.

Ia mengatakan, teknologi ini diindikasikan pertama di dunia, karena sistem irigasi lainnya tidak memungkinkan. Menurut dia, lahan gundul sudah dipastikan sumberairnya terbatas atau jauh dari lokasi. Karena itu, cara membuat irigasi gondok itu dengan bahan-bahan yang perlu disiapkan adalah kantong plastik ukuran 15 cm X 30 cm, potong bagian bawahnya agar bolong.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Kemudian potong plastik ukuran yang sama dengan ukuran 2 cm x 30 cm yang akan digunakan sebagai tali pengikat. Agar menjadi panjang, anda dapat menariknya supaya mudah dijadikan sebagai pengikat,” katanya. Ukuran plastik di atas cocok untuk ukuran bibit dengan diameter batang 1 cm, kalau yang lebih kecil ukurannya dapat disesuaikan agar batang jangan patah.

Setelah bibit siap tanam, buang semua daun untuk mengurangi penguapan, cukup sisakan pucuknya saja. Masukan kantong plastik tadi dari arah pucuk sampai ke pangkal batang, sekitar 10 cm dari permukaan tanah. Ikatlah ujung plastik arah bawah dengan kuat agar tidak bocor.

Langkah selanjutnya, kata dia, adalah mengisi air setengahnya, lalu tarik ke atas, hingga berbentuk lonjong dan ikat yang kuat agar tidak melorot atau bocor. Air ini akan dapat bertahan 3 bulan kalau tidak terjadi kebocoran, tanaman akan menyerap air ini melalui kulit batang sebelum akarnya berfungsi dengan baik.

“Prinsip dasar dari Irigasi Gondok ini adalah merendam bagian batang tanaman sambil menanam di lahan kebun. Kalau tanaman sudah tumbuh, irigasi gondok harus dibuka, kalau tidak batangnya bisa patah karena batang tertekuk tekanan tali pengikat,” katanya. Dari uji coba di lapangan, daya tumbuh tanaman mencapai 85 persen.

Redaktur: Dewi Mardiani
Sumber: Antara
Sumber: Republika, Wednesday, 09 May 2012, 06:12 WIB
Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB