Iqbal Elyazar (45), epidemiolog dari Eijkman Oxford Clinical Research Unit, terus bekerja untuk meneliti Covid-19 dan memberikan masukan pada pemerintah agar dapat mengambil keputusan tepat dalam mengatasi pandemi ini.
ARSIP PRIBADI–Iqbal Elyazar, ahli epidemi dan peneliti pada Eikman Oxford Clinical Research Unit
Ilmu pengetahuan seharusnya bisa memandu kita menghadapi Covid-19. Epidemiologi, ilmu yang dibangun sejak ratusan tahun silam dengan tujuan memahami bagaimana cara penyakit menyerang dan menular, menjadi garda depan untuk mencarikan jalan keluar itu. Ini pula yang ditunjukkan di sejumlah negara yang saat ini dianggap cukup berhasil mengendalikan wabah, seperti Taiwan, Vietnam, hingga Selandia Baru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Indonesia sebenarnya juga punya banyak epidemiolog. Namun, epidemiologi belum memandu pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi wabah karena lebih dominannya keputusan ekonomi politik, serta narasi antisains.
Bahkan, menurut Iqbal Elyazar (45), epidemiolog dari Eijkman Oxford Clinical Research Unit, dalam tulisannya bersama sejawat pada 6 Mei 2020, hingga 68 hari sejak kasus pertama Covid-19 diumumkan, Indonesia belum memiliki kurva epidemi yang sesuai standar.
Padahal, kurva ini merupakan ukuran perjalanan pandemi, menentukan sumber dan kapan terjadi penularan, menentukan puncak epidemi, memperkirakan akhir pandemi, hingga mengevaluasi efektivitas pengendalian. Tanpa kurva ini, kita seperti melawan wabah dengan mata tertutup.
Tak hanya menyampaikan masukan kepada pemerintah melalui keterlibatannya di Forum Ilmuwan Muda Indonesia dan Akademi Ilmuwan Muda Indonesia, doktor lulusan Universitas Oxford, Inggris, ini juga menyampaikan perspektifnya lagsung kepada publik, baik melalui tulisan sendiri maupun jadi narasumber di sejumlah media massa. Bagi Iqbal, publik yang melek pengetahuan sangat penting dalam menghadapi wabah ini.
Sebagai ilmuwan muda, kritik Iqbal kerap terbilang tajam, tetapi semuanya didasarkan pada fakta, dan diharapkan bisa mendorong perbaikan. Tak hanya mengkritik, bersama sejumlah ilmuwan lain yang tergabung dalam Laporcovid19.org, Iqbal juga terlibat dalam pengumpulan data, memberikan analisis, serta rekomendasi kepada pemerintah daerah yang bersedia berkolaborasi.
”Semua negara saat ini menghadapi Covid-19. Kepemimpinan, kebersamaan, dan daya tahan bangsa sedang diuji. Semua orang harus berkontribusi agar kita bisa melalui pandemi ini dan membangun Indonesia yang lebih baik ke depan,” katanya saat dihubungi di Jakarta, Selasa (19/5/2020).
Oleh AHMAD ARIF
Editor: ILHAM KHOIRI
Sumber: Kompas, 20 Mei 2020