Disusun Peta Arah Pengembangan Katalis di Indonesia

- Editor

Rabu, 22 Mei 2019 - 09:55 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Keberhasilan uji komersial katalis “merah-putih” di Kilang Pertamina Dumai pada Kamis, 15/5/2019 merupakan salah satu tonggak penting bagi program Inovasi Perguruan Tinggi di Industri. Program ini untuk penguatan inovasi dan pengembangan produk katalis karya anak bangsa.

Program pengembangan itu, ujar Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Jumain Appe, Senin (21/5/2019), mengacu pada peta arah pengembangan (roadmap) teaching industry hingga tahun 2026. Dalam hal ini pabrik-katalis pendidikan akan diwujudkan dalam kurun waktu jangka pendek (2017-2019), jangka menengah (2020-2022), hingga jangka panjang (2024-2026).

KOMPAS/YUNI IKAWATI–Kilang Pertamina Dumai

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kegiatan jangka pendek berfokus pada pembangunan pabrik-katalis pendidikan dan percepatan formulasi katalis-katalis. Pada jangka menengah akan dibangun pabrik katalis nasional pada jangka menengah. Adapun sasaran jangka panjang menghasilkan teknologi proses katalis yang baru. Pengembagan industri hingga teknologi katalis ini akan memperhatikan aspek pendidikan, penciptaan inovasi, dan penerapan industri.

Fokus pada tahun pertama adalah pembangunan pabrik-katalis untuk pendidikan atau Teaching Industry yang ditujukan untuk mengakselerasikan kegiatan hilirisasi hasil penelitian dalam bidang teknik reaksi kimia dan katalisis. “Pabrik-katalis untuk pendidikan ini memiliki kedudukan strategis dalam menyelaraskan usaha komersialisasi hasil penelitian dalam bidang teknik reaksi kimia dan katalisis,” kata Jumain.

Riset lanjutan
Subagjo bersama timnya di Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis ITB serta para peneliti dari Rearch and Technology Center Pertamina berhasil mengembangkan katalis “merah putih” sejak tahun 2004. Sejauh ini Subagjo dan rekannya telah menghasilkan delapan jenis katalis untuk proses pengolahan minyak dan gas bumi, serta minyak nabati.

Sebagai pakar katalis dari Program Studi Teknik Kimia ITB, Subagjo mengemukakan rencana selanjutnya dalam pengembangan material proses ini. “Kami tengah mengembangkan katalis untuk mengkonversi gas sintesis, campuran CO dan H2, menjadi BBM,” ujarnya.

Saat ini ia bersama timnya telah mendapatkan katalis dengan kinerja yang baik, yaitu katalis berbasis logam besi dengan berbagai unsur sebagai promoter, yaitu Seng (Zn), Tembaga (Cu) dan Kalium (K). Proses ini ini sangat penting untuk segera diterapkan, karena Indonesia masih memiliki kelimpahan gas bumi, batubara, dan terlebih lagi biomassa yang dapat dikonversi menjadi gas sintesis.

Selain itu, Subagjo dan timnya di Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan KatalisisITB tengah mengembangkan empat jenis katalis lain, yaitu katalis untuk isomerisasi normal-paraffin menjadi iso-parafin, katalis untuk hidrogenasi heksanal menjadi heksanol, dua jenis katalis untuk menghasilkan H2 yang masing-masing dibuat dengan “mereformasi” kukus metanol dan kukus gliserol.

Penelitian, pengembangan, hingga penerapan katalis karya anak bangsa, lanjut Subagjo memerlukan dukungan dari semua pihak baik pemerintah, pihak swasta, perguruan tinggi, praktisi dan masyarakat. Upaya ini telah dilakukan melalui pembentukan Masyarakat Katalisis Indonesia (MKI) pada 2004, sebagai tempat berhimpunnya pakar-pakar katalis dan pihak terkait untuk mengembangkan teknologi katalisis di Indonesia.

Selain menurutnya diperlukan pula pembangunan Pusat Rekayasa Reaksi Kimia dan Katalisis. Suatu wadah untuk melaksanakan kegiatan penelitian dasar hingga terapan untuk pengembangan katalis dan teknologi proses. Pusat Rekayasa ini dapat menjadi episentrum bagi pengembangan aspek komersialisasi dan kerekayasaan serta pengelolaan pengetahuan tentang teknik reaksi kimia dan katalisis.

“Di pusat ini dapat dijalin kerjasama pengembangan teknologi reaksi kimia dan katalisis lebih lanjut sehingga pada gilirannya teknologi proses merah-putih akan menjadi tuan rumah di negeri ini,” harapnya.

Sementara itu Menristekdikti M Nasir akan melakukan kunjungan ke Kilang Pertamina Dumai pekan lalu juga mengharapkan para pihak pengembang katalis terus melakukan optimasi performa katalis hingga melahirkan standar-standar baru. Penerapan katalis perlu diarahkan untuk produksi Bahan Bakar Nabati sehingga bisa kompetitif dibandingkan dengan BBM,” ujarnya.–YUNI IKAWATI

Editor YOVITA ARIKA

Sumber: Kompas, 22 Mei 2019

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan
UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum
3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum
Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023
Tiga Ilmuwan Penemu Quantum Dots Raih Nobel Kimia 2023
Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023
Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Senin, 13 November 2023 - 13:46 WIB

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 November 2023 - 13:42 WIB

3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum

Senin, 13 November 2023 - 13:37 WIB

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 November 2023 - 05:01 WIB

Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:52 WIB

Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:42 WIB

Teliti Dinamika Elektron, Trio Ilmuwan Menang Hadiah Nobel Fisika

Berita Terbaru

Berita

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 Nov 2023 - 13:46 WIB

Berita

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 Nov 2023 - 13:37 WIB