Harapan untuk mempercepat pemeriksaan virus korona baru pemicu Covid-19 tumbuh. Para peneliti mendeteksi antibodi terhadap infeksi virus influenza A dalam serum darah dalam 20 menit dan bisa dipakai untuk virus lain.
Para peneliti berhasil mendeteksi antibodi terhadap infeksi virus influenza A dalam serum darah dalam waktu 20 menit, menggunakan alat analisis portabel. Dengan memodifikasi reagen, teknologi ini dapat digunakan untuk mendeteksi antibodi terhadap infeksi SARS-CoV-2 yang memicu Covid-19.
Metode reaksi rantai polimerase (PCR) pada umumnya digunakan untuk mendeteksi genom virus, tetapi prosedurnya yang rumit membutuhkan waktu cukup lama. Metode lain melibatkan pendeteksi antibodi yang diproduksi dalam tubuh sebagai reaksi terhadap infeksi virus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun, metode deteksi antibodi yang banyak digunakan kerap tidak akurat karena keberadaan antibodi umumnya ditentukan oleh penglihatan. Misalnya, test cepat berbasis antibodi yang banyak dipakai untuk memeriksa Covid-19 di sejumlah negara, termasuk di Indonesia, disebut hanya memiliki akurasi sekitar 30 persen.
Keine Nishiyama, mahasiswa doktoral di Sekolah Pascasarjana Ilmu dan Teknik Kimia Universitas Hokkaido, dan profesornya, Manabu Tokeshi, berhasil mengembangkan metode baru deteksi virus secara cepat berbasis antibodi. Metode ini didasarkan pada immunoassay polarisasi fluoresensi konvensional (FPIA) yang memiliki akurasi relatif baik, tetapi dengan ukuran alat lebih kecil dan portabel. Alat analisis hanya memiliki berat 5,5 kilogram.
”Alat analisis kami ini dapat digunakan untuk melakukan tes terhadap infeksi virus lainnya jika reagennya disesuaikan,” kata Tokeshi dalam siaran pers di Eurekalert.org, Kamis (21/5/2020). Hasil temuan mereka ini sebelumnya telah dipublikasikan di jurnal Sensors and Actuators B: Chemical.
Menurut Tokeshi, dengan mereproduksi fragmen protein spike yang diekspresikan dalam virus korona baru ini dan menggunakannya sebagai reagen, alat yang diciptakannya dapat mendeteksi antibodi yang dipicu infeksi virus ini.
Sebelumnya, mereka juga telah berhasil mengembangkan reagen untuk mendeteksi antibodi virus avian influenza anti-H5, protein berlabel fluorescein yang hanya berikatan dengan antibodi. Reagen dibuat dengan mereproduksi fragmen protein hemagglutinin (HA), yang diekspresikan pada permukaan virus flu burung H5, melalui rekombinasi gen dan dengan memberi label molekul-molekul fluoresen ke fragmen-fragmen tersebut.
Untuk melakukan pengukuran, serum yang dikumpulkan dari burung dicampur dengan reagen dan dibiarkan selama 15 menit. Campuran disuntikkan ke dalam perangkat mikrofluida dan diukur dengan penganalisis polarisasi fluoresensi portabel.
Pergerakan molekul dari pereaksi yang diikat dengan antibodi akan lebih kecil dalam cairan, menghasilkan derajat polarisasi yang berbeda dari pereaksi yang tidak terikat dengan antibodi. Sistem ini, menurut Nishiyama, dapat mendeteksi antibodi virus avian influenza anti-H5 dengan hanya 2 mikroliter sampel serum dan dalam waktu 20 menit.
Oleh AHMAD ARIF
Editor EVY RACHMAWATI
Sumber: Kompas, 27 Mei 2020