PT Bank Rakyat Indonesia bersama Arianespace dan Space Systems Loral menyepakati jadwal baru peluncuran BRIsat, milik BRI, pada Kamis (16/6) waktu Guyana-Perancis atau Jumat (17/6) dini hari waktu Indonesia.
Arianespace, perusahaan jasa transportasi luar angkasa berpusat di Paris, Perancis. Roket Ariane 5 milik mereka bakal membawa BRIsat dan EchoStar XVIII, milik DISH Network LCC dari Amerika Serikat, meluncur dari Bandar Antariksa Guyana di Kourou, Guyana-Perancis, di Amerika Selatan. Adapun Space Systems Loral (SSL)-berbasis di AS-membuat kedua satelit.
Jadwal terbaru, kedua satelit bakal meluncur dari Bumi, Kamis pukul 17.30-18.15 waktu Guyana- Perancis atau Jumat pukul 03.30-04.15 WIB. Jadwal sebelumnya, Rabu (8/6). “Prinsip kami, peluncuran aman. Saat mereka sampaikan ada masalah, kami katakan silakan diatasi,” kata Direktur Utama BRI Asmawi Syam, Kamis, di Jakarta, kepada wartawan setiba dari Paris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Keterangan Arianespace, terjadi anomali pada konektor bahan bakar cair kriogenik (sangat dingin) penghubung roket tingkat atas dengan alas peluncuran. Pihak Arianespace menunda peluncuran untuk mengganti komponen dan memverifikasi kesiapan lagi.
Era digital
BRIsat merupakan satelit pertama di dunia yang dibiayai untuk peningkatan layanan perbankan. Investasi Rp 3,77 triliun itu upaya BRI beradaptasi dengan era digital dan memperluas layanan ke daerah terpencil.
Wakil Direktur Utama BRI Sunarso menambahkan, BRI menyiapkan stasiun Bumi untuk menangkap sinyal dari BRIsat di Ragunan (Jakarta) dan Tabanan (Bali). Sebanyak 53 orang sudah menjalani pengembangan kapasitas untuk pemanfaatan satelit.
Selama ini, BRI menyewa 23 transponder satelit untuk layanan perbankan, menghabiskan Rp 500 miliar setahun. Sementara saat ini kian banyak orang yang memanfaatkan perbankan digital, memilih tak datang ke bank, tetapi menggunakan gawai pintar untuk akses jasa perbankan.
“Biaya sewa kemungkinan naik tahun-tahun mendatang karena kebutuhan meningkat tanpa diimbangi ketersediaan,” ujar Asmawi.
Sunarso mengatakan, satelit dirancang untuk beroperasi 15-17 tahun tanpa perlu pemeliharaan rutin. BRI pun bisa menghemat pengeluaran pemanfaatan data satelit hingga lebih kurang Rp 250 miliar per tahun selama beroperasinya BRIsat. Bahkan, BRIsat berkapasitas 45 transponder, lebih banyak 22 transponder ketimbang saat sewa. (JOG)
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 10 Juni 2016, di halaman 14 dengan judul “BRIsat Meluncur Jumat Pekan Depan”.