Aplikasi Cegah Kebakaran Hutan Diluncurkan

- Editor

Kamis, 5 Juli 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika meluncurkan sistem penyampaian informasi kebakaran hutan dan lahan melalui pesan singkat (SMS Blast). Tujuannya meningkatkan pencegahan kebakaran hutan memasuki masa kemarau tahun 2018.

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Ida Bagus Putera Prathama mengatakan, peluncuran sistem tersebut merupakan tindaklanjut dari nota kesepahaman antara KLHK dan Kominfo tahun 2017 tentang pemanfaatan teknologi informasi dalam penyebaran informasi pengendalian kebakaran hutan dan lahan.

“Mulai memasuki masa kemarau, maka sistem penyampaian informasi kebakaran hutan dan lahan melalui sms ini diluncurkan,” kata Putera pada acara peluncuran sistem penyampaian informasi kebakaran hutan melalui SMS di Gedung Manggala Wanabakti, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (4/7/2018).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pada tahun 2017, KLHK dan Kominfo menandatangani nota kesepahaman nomor PKS.03/MENLHK/SETJEN/PPI.4/1/2017 dan 599/MOU/M.KOMINFO/HK.03.02/04/2017 tentang penyampaian informasi kebakaran lahan dan hutan melalui SMS. Menurut Putera, tujuan sistem tersebut adalah memperkenalkan pada masyarakat tentang penyampaian informasi peringatan dini kebakaran hutan melalui SMS. Selain itu, aplikasi ini digunakan untuk mendukung kelancaran Asian Games 2018 di Palembang, Agustus mendatang.

–Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar (kelima dari kanan), dan Menteri Kominfo, Rudiantara (keenam dari kanan), menekan tombol dalam uji coba pengiriman SMS informasi kebakaran hutan dan lahan, di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta Selatan, Rabu (4/7/2018).

“Dengan adanya informasi ini, harapannya masyarakat dapat terlibat langsung dalam kegiatan pengendalian kebakaran hutan dan lahan,” ucap Putera.

“Dalam hal ini KLHK berperan sebagai penyampai berita, Kominfo sebagai fasilitator, dan operator telekomunikasi sebagai penyampai pesan kepada masyarakat secara gratis,” kata Putera. Terdapat enam operator telekomunikasi yang turut bekerja sama dalam program tersebut, yaitu PT Telekomunikasi Indonesia, PT Telkomsel, PT Indosat Ooredoo, PT XL Axiata, PT Hitchison 3 Indonesia, dan PT Sampurna Telekomunikasi Indonesia.

Menteri Kominfo Rudiantara, mengatakan pihaknya akan membantu pembangunan Base Transceiver Station (BTS) di wilayah yang belum terjangkau jaringan telekomunikasi. “Sesuai Perpres Nomor 131, terdapat 122 wilayah kabupaten atau kota yang Kominfo bisa intervensi langsung (pembangunan BTS), ada tidak hutan rawan kebakaran hutan yang berdampingan dengan wilayah tersebut,” kata Rudiantara.

Pada pertengahan acara dilakukan uji coba pengiriman informasi kebakaran hutan dan lahan kepada masyarakat di sekitar Senayan, Jakarta Selatan, dan Palembang selama 15 menit. Uji coba dilakukan dengan penekanan tombol pengiriman pesan oleh Menteri LHK dan Menteri Kominfo.

Memasuki kemarau
Menteri LHK, Siti Nurbaya Bakar, mengatakan jika melihat peta Provinsi Riau, potensi kebakaran hutan dan lahan di daerah tersebut telah melewati masa kritis, yaitu pada akhir Maret hingga pertengahan Juni. Namun, dirinya mengatakan, masyarakat tetap harus waspada. Alasannya, pada mingggu pertama dan kedua bulan Juli merupakan puncak peningkatan titik panas.

“Peluang (kebakaran) masih dibawah 30 persen. Masih aman, karena udara masih basah, tapi tetap harus waspada,” kata Siti Nurbaya.

Pada tahun 2014, kebakaran hutan terjadi di Indonesia dalam rentang waktu Februari-Maret dan Juni Oktober. Kebakaran hutan tersebut menimbulkan protes dari negara tetangga. Menurut Siti Nurbaya, 99 persen penyebab kebakaran hutan adalah ulah manusia. (Kompas, 9/1/2015).

Pada tahun 2014, kebakaran hutan terjadi di Sumatera Selatan, Kalimantan Barat dan Timur. Kebakaran hutan menyebabkan kabut asap yang berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan. Kabut asap dapat mengakibatkan aktivitas masyarakat terganggu, contohnya kegiatan belajar mengajar (Kompas, 6/2/2014).

Siti mengatakan dirinya berharap kebakaran lahan dan hutan yang terjadi pada tahun 2014 dan 2015 tidak terjadi lagi, sehingga diperlukan kerjasama dari berbagai pihak untuk mencegah hal tersebut. “Kehadiran teknologi informasi ini membuat langkah kerja menjadi sistematis dan modern, dengan sistem penyampaian tersebut harapannya dapat menambah gairah masyarakat untuk menjaga lingkungan,” ujar Siti.–E15

Sumber: Kompas, 5 Juli 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB