Dokter Spesialis Kaya?

- Editor

Minggu, 15 Februari 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Anak dan menantu saya keduanya dokter spesialis. Di Indonesia, pendidikan dokter spesialis harus membayar ditambah dengan biaya hidup sehari-hari pengeluaran mereka cukup besar. Pendidikan cukup berat sehingga mereka umumnya tak membuka praktik.


Semasa bertugas di daerah uang tabungan mereka habis untuk biaya transportasi libur Lebaran sehingga memasuki pendidikan dokter spesialis masih memerlukan bantuan dana dari saya.

Selama tiga tahun ini mereka mulai mandiri, tetapi jauh dari hidup cukup. Mereka memang punya mobil, tetapi mobil yang dengan susah payah dicicil untuk lima tahun. Rumah masih mengontrak dan biaya rumah tangga mereka dengan seorang anak mencapai dua puluh juta rupiah sebulan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Saya baru saja membaca pernyataan seorang penjabat yang menyatakan bahwa dokter spesialis itu kaya. Terus terang melihat kehidupan kedua dokter spesialis ini kehidupan mereka jauh dari kaya. Mereka memang mendapat penghasilan berdua sekitar empat puluh juta rupiah sebulan. Namun habis untuk kehidupan hari-hari dan membayar cicilan. Untuk menjaga profesionalisme, mereka harus mengikuti pelatihan secara berkala yang harus bayar sendiri. Saya khawatir jika dokter spesialis dianggap kaya, mereka akan dibebani pajak secara berlebihan.

Bagaimana sebenarnya penghidupan dokter di Indonesia. Apakah cuma anak dan menantu saya yang kurang beruntung. Benarkah dokter spesialis kaya sehingga patut dibebani pajak yang tinggi. Kenapa pendidikan dokter spesialis di Indonesia harus dipungut biaya, bukankah negeri kita membutuhkan banyak dokter spesialis? Terima kasih dokter.

J di P

Jawaban
40operasi medisSaya pernah menjadi salah seorang pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Kesan saya pendapatan dokter umum pada umumnya kurang memadai. Itulah barangkali yang menyebabkan sebagian besar dokter umum ingin menjadi dokter spesialis.

Apakah pendapatan dokter spesialis besar? Secara umum pendapatan dokter spesialis lebih besar daripada pendapatan dokter umum. Namun, dokter spesialis muda harus berjuang keras untuk mencukupi kehidupan keluarga mereka sehari-hari. Anda telah menggambarkan kehidupan pasangan dokter spesialis yang masih hidup secukupnya. Kehidupan dokter di negeri kita sekarang memang lebih berat. Tak jarang mereka meninggalkan rumah pukul enam pagi dan baru pulang pukul sepuluh malam. Mereka kurang beristirahat dan juga kurang waktu untuk keluarga.

Dalam era asuransi nasional, baik dokter umum maupun dokter spesialis kebanjiran pasien. Beban kerja mereka meningkat secara nyata. Pasien sudah antre sejak pukul lima pagi sehingga meski kelelahan mereka harus melayani pasien yang memerlukan pertolongan. Peningkatan jumlah pasien seharusnya meningkatkan pendapatan dokter dan tenaga kesehatan lain, tetapi pengalaman setahun asuransi nasional kita pendapatan dokter belum meningkat secara nyata. Pembayaran balas jasa juga sering terlambat. Namun, saya menangkap semangat teman-teman dokter untuk menjaga agar asuransi kesehatan kita dapat dijaga kesinambungannya. Meski ada yang mengeluh, lebih banyak yang ikut merasa gembira karena masyarakat kita terbantu pembayaran pengobatannya.

Pendidikan dokter spesialis
Memang dasar pendidikan dokter spesialis di negeri kita berbeda dengan di luar negeri. Di luar negeri pendidikan spesialis merupakan pendidikan profesi, pemerintah hanya mengakui saja. Di negeri kita, pendidikan dokter spesialis merupakan pendidikan formal terstruktur seperti pendidikan akademis. Sesuai dengan undang-undang pendidikan, maka biaya pendidikan (termasuk pendidikan dokter spesialis) ditanggung oleh pemerintah, peserta didik, dan universitas. Karena itulah, seperti pendidikan akademis, dokter spesialis juga harus membayar biaya pendidikan. Meski bertugas melayani pasien di rumah sakit, mereka tak mendapat honorarium karena tugas tersebut dianggap dalam rangka pendidikan mereka.

Jadi, Anda benar mereka yang menjalani pendidikan dokter spesialis di negeri kita harus membiayai kehidupan sehari-hari dan juga membayar biaya pendidikan. Padahal, pendidikan dokter spesialis waktunya cukup lama, antara tiga sampai lima tahun.

Dokter, terutama dokter spesialis, oleh masyarakat sering dianggap kaya. Dokter spesialis selintas seperti hidup berkecukupan, padahal seperti pengalaman Anda cukup banyak dokter spesialis harus berutang untuk biaya hidup mereka. Sudah tentu ada dokter spesialis yang kaya tetapi kita tak dapat menyemaratakan bahwa dokter spesialis itu kaya. Data IDI menunjukkan bahwa dokter termasuk profesi yang rajin membayar pajak dan kontribusi para dokter dalam membayar pajak setahu saya paling besar dibandingkan dengan profesi lain.

Sebagai warga negara yang baik, dokter harus patuh membayar pajak sesuai dengan penghasilan mereka. Sebenarnya dokter mengeluarkan banyak biaya dari penghasilan mereka untuk membayar potongan administrasi rumah sakit, membantu petugas kesehatan lain yang membantu dokter, membayar berbagai iuran profesi, premi asuransi profesi, biaya pendidikan berkesinambungan yang harus dijalani untuk dapat memperpanjang izin praktik setiap lima tahun. Belum lagi dokter diharapkan punya kesalehan sosial membantu masyarakat yang kurang mampu.

Dalam percakapan antardokter senior sering terlontar nasib dokter yang menyedihkan ketika tak mampu lagi berpraktik. Seorang dokter yang punya penghasilan empat puluh juta rupiah sebulan jika sakit, terhentilah pendapatannnya. Jika tak punya tabungan, kehidupannya akan sulit. Ini banyak terjadi pada dokter yang sudah tua dan tak mampu lagi berpraktik. Beruntunglah mereka yang dapat dibantu anak mereka. Kehidupan dokter penuh risiko, termasuk risiko berhenti praktik.

Namun pada mahasiswa kedokteran, saya selalu memberi semangat. Menjadi dokter amatlah menyenangkan. Rasa bahagia datang ketika kita melihat pasien kita tersenyum, lepas dari penderitaan.

Oleh: DR SAMSURIDJAL DJAUZI

Sumber: Kompas, 15 Februari 2015

Posted from WordPress for Android

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Akibat Hukum Pencopotan Gelar Guru Besar atau Profesor
200 Tahun Kebun Raya Bogor; Tanaman Langka Terkonservasi Minim
Ingin Jadi Dokter Spesialis Anak
Pilihan Karier: Antara Teknik dan Manajemen
Iklan Sekolah
Kronologi Penetapan PTN Sebagai Badan Hukum Milik Negara
Berita ini 26 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Agustus 2023 - 08:01 WIB

Akibat Hukum Pencopotan Gelar Guru Besar atau Profesor

Kamis, 18 Mei 2017 - 14:26 WIB

200 Tahun Kebun Raya Bogor; Tanaman Langka Terkonservasi Minim

Minggu, 15 Februari 2015 - 06:35 WIB

Dokter Spesialis Kaya?

Minggu, 8 September 2013 - 21:01 WIB

Ingin Jadi Dokter Spesialis Anak

Jumat, 22 Juni 2001 - 11:36 WIB

Pilihan Karier: Antara Teknik dan Manajemen

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB