Bangga, CN235 Malaysia yang Dipoles PT DI Sudah Dikirim Lagi, Dirgantara Indonesia: Kami Tuntaskan Pekerjaan!

- Editor

Senin, 26 Juni 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Malaysia meminta bantuan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) untuk memoles pesawat CN235 miliknya menjadi MPA canggih bagi Angkatan Udara negeri jiran.

Pesawat CN-235 Royal Malaysia Air Force (RMAF) disulap PT DI Indonesia menjadi Maritime Patrol Aircraft (MPA) alias MSA (Maritime Surveillance Aircraft).

Tahun lalu, perwakilan PT DI dan Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) melakukan serah terima sertifikat dan miniatur pesawat CN-235 yang sudah dipoles PT DI.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dikutip Zonajakarta.com dari unggahan akun Twitter resmi Dirgantara Indonesia @officialptdi yang mengunggah cuitan penyerahan sertifikat pesawat CN-235 yang dipoles PT DI jadi MPA canggih buat Malaysia.

“Kuala Lumpur (28/03), PT DI ikut serta dalam ajang pameran internasional Defence Service Asia (DSA) 2022.

Dalam kesempatan ini, Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan serahkan Supplemental Type Certificate (STC) pesawat CN235-220 Military Transport yang dikonversi menjadi CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA) oleh PTDI di bawah program Maritime Security Initiative (MSI) kepada Panglima Tentera Udara (PTU) Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM), General Dato Sri Mohd Asgjar Khan bin Goriman Khan.

Penyerahan STC tersebut berlokasi di booth Defend ID Paviliun Indonesia, disaksikan langsung oleh Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Republik Indonesia, Mayjen TNI Dadang Handrayudha.

Penyerahan Sertifikat ini dalam rangka mendukung kegiatan operasional dan perawatan pesawat CN235-220 Military Transport TUDM, dimana sistem misi instalasi pada pesawat milik TUDM tersebut telah berhasil memperoleh STC, yang merupakan hasil kerja sama antara Indonesian Defence Airworthiness Authority (IDAA) Kementerian Pertahanan RI dan Directorate General Technical Airworthiness (DGTA) Kementerian Pertahanan Malaysia.

‘Kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Panglima Tentera Udara dan TUDM, saya berharap dengan acara serah terima ini dapat menjadi dasar yang kuat bagi kerja sama PTDI, TUDM dan Kementerian Pertahanan Malaysia untuk saat ini dan di masa yang akan datang serta dapat bermanfaat bagi semua pihak,” jelas Gita Amperiawan, Direktur Utama PTDI.

Baca Juga: NC212i PT DI Indonesia di Landasan Tak Beraspal Bisa Beroperasi, Ini Spek Pesawat yang Buat Filipina Beli Lagi

#PTDI #CN235 #DSA2022,” tulis akun Twitter @officialptdi dalam cuitannya.

Kini, di tahun 2023, PT DI kembali menyelesaikan konversi pesawat CN235 Malaysia.

Hal ini seperti dikutip Zonajakarta.com dari akun Instagram @officialptdi yang mengunggah sebuah postingan pada 9 Juni 2023.

“Bandung (07/06), PTDI tuntaskan pekerjaan pesawat CN235-220 Military Transport milik Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) yang dikonversi menjadi CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA).

Pada kesempatan ini PTDI telah mengirimkan pesawat tersebut ke Malaysia, dimana sebelumnya PTDI juga telah menyelesaikan pekerjaan konversi yang sama terhadap 2 unit lainnya yang telah dikirimkan pada bulan Juni dan Oktober 2022.

Merupakan kehormatan bagi PTDI dipercaya oleh TUDM untuk mendukung kebutuhan operasi dan perawatan pesawatnya.

PTDI pun berkomitmen untuk memberikan dukungan keberlanjutan guna menjaga tingkat kesiapan operasi pesawat TUDM,” tulis akun Instagram @officialptdi dalam unggahannya.

Zulaika Rizkia

Editor: Zulaika Rizkia
Sumber: Zona Jakarta, Sabtu, 10 Juni 2023

———————————-

PTDI tuntaskan pengerjaan konversi pesawat CN235-220 TUDM ke versi MPA

PT Dirgantara Indonesia telah menuntaskan pengerjaan pesawat CN235-220 Military Transport milik Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) yang dikonversi menjadi CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA).

PTDI juga telah mengirimkan pesawat tersebut ke Malaysia, tulis Humas PTDI melalui pernyataan di media sosial.

Disebutkan, sebelumnya industri pesawat yang berada di Bandung, Jawa Barat ini telah menyelesaikan pekerjaan konversi yang sama terhadap dua unit CN235 TUDM lainnya.

Kedua pesawat tersebut telah dikirimkan pada bulan Juni dan Oktober 2022.

PTDI menyampaikan apresiasinya kepada TUDM karena telah dipercaya untuk mendukung kebutuhan operasi dan perawatan pesawat TUDM.

PTDI berkomitmen untuk memberikan dukungan keberlanjutan guna menjaga tingkat kesiapan operasi pesawat TUDM.

Airspace Review pada 3 Oktober 2020 memberitakan, TUDM telah memberikan kontrak kepada PTDI untuk mengonversi tiga unit CN235-220 menjadi CN235-220 MPA.

Pesawat pertama CN235-220 milik TUDM tiba di fasilitas produksi PTDI pada 8 September 2020 untuk memulai proses konversi yang telah tertunda akibat pandemi COVID-19.

Kemudian pada Jumat, 2 Oktober 2020, telah ditandatangani Berita Acara Serah Terima pesawat kedua CN235-220 yang akan menjalani konversi menjadi MPA.

Sementara pesawat ketiga CN235-220 dijadwalkan akan tiba di PTDI pada Januari 2021.

PTDI bekerja sama dengan Integrated Surveillance and Defense, Inc (ISD) yang berkantor pusat di Wilsonville, Oregon, Amerika Serikat dalam menyediakan dan mengintegrasikan Mission Management Systems (MMS) untuk tiga unit CN235-220 milik TUDM.

PTDI mengatakan, perangkat MMS yang akan dipasangkan pada ketiga pesawat CN235 tersebut di antaranya FLIR (Forward Looking Infrared), yaitu kamera yang dilengkapi dengan inframerah untuk mendeteksi dan mengklasifikasikan target. Perangkat ini mampu merekam situasi di sekitar wilayah terbang untuk evaluasi misi.

Kemudian ada Belly Radome yaitu radar dome di bagian perut pesawat untuk menyimpan 360° Search Radar. Radar ini dapat mendeteksi target yang kecil sampai 200 mil laut.

Ada juga Automatic Identification System (AIS), yaitu sistem pelacakan otomatis untuk mengidentifikasi kapal dan untuk mengetahui posisi objek yang mencurigakan.

by Author Kallmoz

Sumber: AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – , June 9, 2023

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif
Berita ini 110 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:11 WIB

Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB