“Nun jauh di sana ada dunia besar yang adanya tak bergayutan dengan kita manusia dan yang berdiri di hadapan kita sebagai teka-teki besar …”
Einstein mengucapkan kata-kata tersebut bukannya ketika ia menghayalkan dirinya terbang mengendarai seberkas cahaya, tetapi kata kata itu muncul tatkala otaknya penuh dengan teka-teki rahasia alam semesta. Alam semesta yang dimaksud bukanlah ajam semestanya Robert Fludd, dokter dan penemu Inggris abad ke-17, yang berteori bahwa pikiran manusia adalah alam semesta mini, yang terdiri dari tri tunggal Allah, dunia dan manusia. Namun yang dimaksud adalah alam semesta yang dihuni oleh bumi bulan, planet planet, bintang dan galaksi galaksi.
Jika kita amati bintang-bintang tersebut ada yang berkurang warna merahnya, artinya bintang atau galaksi itu jadi makin jauh, sehingga makin redup sebuah galaksi. Galaksi yang jauh dari bumi tersebut seakan-akan terlempar ke tepi alam semesta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Penjelasan pergeseran benda benda angkasa ini sejalan dengan teori lahirnya alam semesta: dari sebuah ledakan dahsyat (yang kita kenal dengan nama The Big Bang) yang terjadi 20.000 juta tahun yang lalu. Kalau tidak salah maka galaksi yang dilontarkan dengan kecepatan paling besar bila kita amati sekarang akan sudah menempuh jarak yang paling jauh.
Cahaya yang dipancarkan oleh galaksi dapat digunakan untuk menentukan kecepatannya, dan dapat untuk mengetahui adanya gerakan menjauh. Bagaimana cahaya tersebut juga dapat dipakai untuk menentukan umurnya?
Galaksi atau quasar yang sangat jauh jaraknya dan menjauhi bumi dengan kecepatan yang besar sekali
Manusia mencoba menguak tabir semesta dan berusaha melihat tepian alam semesta. atau istilah koran koran manusia ingin mengintip Surga Tuhan. Dengan diluncurkannya peralatan canggih Teleskup Antariksa Hubble baru baru ini, keinginan manusia tersebut lambat laun mendekati kenyataan. Karena peralatan teleskup Hubble lebih canggih dari teleskup terbesar yang ada di bumi, yakni dapat mengintip sasaran tujuh kali lebih jauh. Padahal observatorium W.M. Keck yang dibangun di bumi jika selesai nanti ditahun 1991 akan menggabungkan 36 buah cermin heksagonal sehingga terbentuk permukaan parabolik yang cukup kuat untuk melihat cahaya sebuah lilin dari jarak sejauh bulan.
Bagaimana pandangan para ahli mengenai alam semesta saat ini? Dan bagaimana pula mereka menggambarkan besar alam semesta dan lebarnya serta bagaimana cara mendeteksi peristiwa peristiwa yang terjadi di langit yang jauh sekali itu?
Lebar dan Besar Alam Semesta
Lebar dan besar alam semesta yang telah diketahui dapat kita lihat pada rangkaian kubus di bawah ini, yang mana setiap kubus seribu kali lebih lebar dan semilyar kali lebih besar dari pada kubus sebelumnya. Isi dan lebar kubus dapat kita lihat di bawahnya. Garis-garis yang berupa titik titik berpanah menunjukkan bahwa kubus sebelumnya merupakan anggota bagian dari kubus berikutnya. Ini berarti bahwa bumi menjadi bagian dari ruang lingkup bumi bulan, dan ruang lingkup bumi bulan menjadi bagian dari ruang lingkup planet planet sebelah dalam, demikian seterusnya.
Karena pengetahuan kita masih terbatas berkisar pada galaksi yang ada dalam ruang lingkup kubus keenam maka belum bisa diketahui lebar dan besar alam semesta ini yang sesungguhnya. Namun jika hanya untuk membuat kita tertegun, cukup dengan membandingkan angka-angka di atas, sungguh bumi yang kita pijak ini tak ubahnya sebesar kuman bila dibandingkan dengan galaksi galaksi di kubus enam.
Langkah langkah untuk menaklukkan semestapun terus dilakukan. Semakin banyak yang diketahui semakin banyak pula yang belum diketahui dan semakin besar keinginan untuk mengetahuinya. Dengan adanya gejala yang teramati pada jarak yang paling jauh dari bumi (baca: di tepi pengetahuan manusia tentang tepi semesta) semakin menarik perhatian para pakar Astronomi. Penafsiran selama ini yang didukung fakta yang ada menyebutkan bahwa alam semesta itu terus mengembang dan tak bertepi. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Edwin Hubble. Dia menemukan adanya pergeseran “spektrum merah” pada spektrum quasar.
Apa itu quasar? Bagaimana mengetahui pergerakan quasar menjauhi bumi?
Pergeseran dan Masa Lalu Quasar
Quasar adalah benda angkasa yang jaraknya paling jauh dari bumi, dan diperkirakan sebagai pusat galaksi muda yang sangat giat dan memancarkan radiasi yang sangat banyak. Quasar pertama kali ditemukan sekitar 28 tahun yang lalu. Pada tahun 1960 sejumlah teleskup radio kecil yang dinamakan Calteck Radio Interferometer (tempatnya di Owens Valley California, A.S) dengan tepat menentukan posisi sumber radio. Setelah membuat foto optik dari daerah sekitar sumber radio itu lalu dilakukan analisa terperinci dari cahaya galaksi ini. Tahun tahun berikutnya banyak di temukan quasar dan dilakukan analisa yang lebih akurat dan teliti.
Ternyata warna banyak galaksi bergeser keujung merah spektrum, sehingga warna merah menjadi bertambah banyak dan lebih jelas. Besarnya pergeseran menunjukkan kecepatan galaksi atau quasar itu sendiri. Hal ini dapat diketahui karena cahaya yang dipancarkan quasar tersebut diuraikan menjadi spektrum, dengan menggunakan alat yang disebut Spektograf. Alat ini memisahkan warna yang dipancarkan atau diserap oleh unsur unsur dalam bintang. Pergeseran keujung merah ini diukur dengan membandingkan spektrum cahaya bintang dengan spektrum ciptaan laboratorium. Yang mana spektrum laboratorium memperlihatkan warna unsur unsur bintang sebagaimana warna ini tampak kalau sumbernya tidak bergerak, atau kalau sumbernya ada di bumi.
Jadi, cahaya bintang itu sendirilah yang mengungkapkan kecepatan gerak sumbernya, dan karenanya juga jarak sumbernya, dan seterusnya juga letaknya dalam kurun waktu. Makin cepat mundurnya, makin besar pergeseran memancarkan cahaya yang memerlukan waktu sangat lama untuk mencapai. bumi. Cahaya juga memerlukan waktu untuk menempuh jarak, walaupun kecepatannya sangat besar (sekitar 300.000 km/detik). Dalam kehidupan kita sehari hari tidak jadi masalah, sebagai misalnya waktu antara menghidupkan lampu kamar dengan melihatnya menyala adalah kurang dari sepersepuluh juta detik. Tapi dengan jarak astronomi, akibatnya akan terasa sekali. Sinar Matahari memerlukan waktu sekitar 8 menit untuk mencapai kita. Ini berarti kita tidak pernah melihat Matahari dalam keadaan sekarang, tapi 8 menit yang lalu. Dan bagi benda yang jaraknya sangat jauh di alam semesta seperti quasar quasar yang disebutkan di atas, waktu mundur seperti itu menjadi sangat besar dan diukur dengan beribu ribu juta tahun. Berarti dengan melihat quasar, sebenarnya kita sedang melihat kembali saat beribu ribu juta tahun yang telah lampau, dan mendapat kesempatan melihat keadaan alam semesta sesaat setelah lahir.
Seperti quasar yang diberi kode 1442 + 101 (nama aneh ini diambil menurut posisinya, semacam garis bujur dan lintang ruang angkasa). Pergeserannya adalah sebesar 354%, yang berarti menjauhi bumi dengan kecepatan sekitar 90% kecepatan cahaya atau sekitar 272.000 km/detik. Waktu mundurnya adalah 21.000 juta tahun. Ada juga quasar yang belum lama ditemukan dan diberi nama PKS 2000-330, benda tepi langit ini mempunyai pergeseran yang besarnya 378%, yang berarti bahwa kecepatannya adalah sebesar 275.000 km/ detik dengan waktu mundur 22.000 juta tahun. Dengan waktu mundur yang demikian besar tersebut kita bisa menikmatinya untuk bernostalgia dengan semesta.
Dengan bertambahnya pengetahuan kita tentang karya karya besar di alam semesta ini mudah mudahan fikiran kita tidak pernah lepas dari yang Maha Besar, dan semoga pula Tuhan lebih akrab dengan kita.*
oleh : Sigit Waluyo
Sumber: Tabloid Komunikasi (Koran kampus IKIP Malang, sekarang Universitas Negeri Malang), Edisi Mei 1990 No.115 Tahun XIII