Hampir selama 1,5 tahun, Jenderal TNI (Purn) Wiranto menjalani kuliah untuk menyandang gelar doktor di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Sampai pada akhirnya, hari ini Senin (7/10/2013), Wiranto menjalani sidang dan dinyatakan lulus cumlaude menyelesaikan pendidikan S-3 bidang Manajemen Sumber Daya Manusia, dengan gelar doktor.
Menurut penuturan salah satu guru besar UNJ, Prof.Dr. H.Djaali, Wiranto sama sekali tidak pernah bolos selama kuliah.
“Saya ucapkan selamat bagi Pak Wiranto, selama beliau mengikuti mata kuliah saya, dia tidak pernah absen,” ungkap Djaali, usai sidang di UNJ.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Djaali menjelaskan kebetulan dirinya mengajar tiga mata kuliah yang diambil Wiranto, dan dari 3 mata kuliah itu ada 16 kali pertemuan. Sehingga total ada 48 kali pertemuan dan semua pertemuan itu dihadiri oleh Wiranto.
“Setiap ada kelas saya dia selalu masuk, total dia bertemu saya 48 kali pertemuan. Saya kira ini yang menghantarkan beliau lulus dengan predikat cumlaude,” kata Djaali.
Djaali juga menambahkan lulusnya Wiranto sangat membanggakan almamater. Dan dirinya berharap Wiranto yang akan maju dalam Capres 2014 bisa mengamalkan ilmu-ilmu yang telah didapat.
Editor : Suprapto
Laporan Wartawan, Theresia Felisiani
Sumber: Wartakotalive.com, Senin, 7 Oktober 2013 | 11:52 WIB
——
Wow, Wiranto Lulus Cum Laude
Jenderal TNI (Purn.) Wiranto menerima ucapan selamat atas keberhasilannya meraih gelar Doktor di Universitas Negeri Jakarta (UNJ). (Foto: Rifa Nadia/Okezone) Jenderal TNI (Purn.) Wiranto menerima ucapan selamat atas keberhasilannya meraih gelar Doktor di Universitas Negeri Jakarta (UNJ). (Foto: Rifa Nadia/Okezone)
JAKARTA – Jenderal TNI (Purn) Wiranto resmi menjadi doktor ke-2.081 Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Sidang senat UNJ pagi ini mengukuhkan Wiranto menjadi doktor dalam bidang Ilmu manajemen (MSDM).
Ketua Sidang yang juga Rektor UNJ Prof. Dr. Bedjo Sujanto, M.Pd. mengatakan, setelah mempertahankan disertasi berjudul “Pengaruh Rekrutmen, Seleksi, Kompetensi dan Kebijakan Terhadap Perubahan Kondisi Nasional”, Wiranto dinyatakan lulus dengan nilai memuaskan.
“Secara rinci, nilai indeks prestasi kumulatif (IPK) 4,0, nilai ujian tertutup 3,84, nilai ujian terbuka 3,91, dan nilai akhir 3,92. Dengan demikian, yudisium kami nyatakan cum laude,” kata Bedjo, di kampus UNJ, Rawamangun, Jakarta, Senin (7/10/2013).
Hasil disertasi mantan menhankam ini menunjukkan bahwa proses rekrutmen oleh partai politik, proses seleksi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan kompetensi pemimpin berpengaruh positif secara langsung terhadap kebijakan sebagai output yang kemudian berpengaruh positif secara langsung terhadap perubahan.
Sidang ini juga dihadiri tokoh politik nasional seperti CEO MNC Group yang juga calon Wakil Presiden RI Hary Tanoesoedibjo, mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, Hamzah Haz, dan Jusuf Kalla. (ade)
Rifa Nadia Nurfuadah – Okezone
Sumber: Okezone, Senin, 07 Oktober 2013 10:49 wib
—————–
UNJ Kukuhkan Wiranto sebagai Doktor
Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pagi ini akan mengukuhkan Jenderal Wiranto sebagai doktor dalam bidang Ilmu Manajemen (MSDM). Pengukuhan Wiranto dilakukan melalui Sidang Terbuka Senat UNJ Senin (7/10/2013).
Panglima TNI periode 1998-1999 ini mempertahankan disertasi berjudul “Pengaruh Rekrutmen, Seleksi, Kompetensi dan Kebijakan Terhadap Perubahan Kondisi Nasional.”
Hasil disertasi mantan menhankam ini menunjukkan bahwa proses rekrutmen oleh partai politik, proses seleksi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan kompetensi pemimpin berpengaruh positif secara langsung terhadap kebijakan sebagai output yang kemudian berpengaruh positif secara langsung terhadap perubahan.
Sidang dipromotori oleh Gubes Tetap UNJ Prof. Dr. H. Djaali dan Prof. Dr. Muchlis R Ludin, MA. Tim penguji terdiri dari Rektor UNJ Prof. Dr. Bedjo Sujanto, M.Pd. (Ketua), Prof. Dr. H. Djaali (sekretaris), serta anggota tim penguji Prof. Dr. Muchlis R Luddin, MA., Prof. Dr. H. Thamrin Abdullah, MM., M.Pd., Prof. Dr. Maruf Akbar, M.Pd., dan Prof. Dr. Thomas Suyatno, MM. (ade)
Rifa Nadia Nurfuadah
Sumber: Okezone, Senin, 07 Oktober 2013 08:26 wib
————-
Ini Dia Paparan Disertasi Wiranto di UNJ
Daya saing Indonesia tergolong rendah dibandingkan negara anggota ASEAN lain. Indeks pendidikan Indonesia hanya di posisi 64 dari 134 negara. Bahkan, angka korupsi terus naik.
Hal tersebut perlu diubah agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang mampu bersaing dengan negara lain. Perubahan inilah yang menjadi kata kunci dalam disertasi Mantan Panglima TNI Wiranto.
Pada Sidang Senat Terbuka Universitas Negeri Jakarta (UNJ) untuk program doktor pagi ini, Wiranto menyebut, perubahan kondisi nasional dilakukan melalui kebijakan pemimpin dan pemerintah. Bahkan yang paling ekstrem sekalipun, seperti reformasi 1998/1999 harus melalui hal itu. Dibuktikan dengan pergantian pemimpin.
Disertasi berjudul “Pengaruh Rekrutmen, Seleksi, Kompetensi dan Kebijakan Terhadap Perubahan Kondisi Nasional” menunjukkan bahwa partai politik (parpol) masih lemah dalam rekrutmen politik. Selain itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga bermasalah dalam proses seleksi legislatif dan eksekutif. Parahnya lagi, kompetensi pemimpin legislatif pusat dan daerah kurang.
“Ketika semua sistem ini masih berputar-putar, maka perubahan tidak bisa tersentuh dan belum hadir dalam kehidupan bersama. Jika ini semua juga buruk, maka bagaimana kita bisa menghasilkan pemimpin berkualitas?” kata Wiranto, di kampus UNJ, Rawamangun, Jakarta, Senin (7/10/2013).
Wiranto mengimbuh, jika kita tetap ingin membangun perubahan dalam kehidupan bangsa maka kualitas parpol harus ditingkatkan dan KPU harus dibenahi. Dengan begitu akan dihasilkan pemimpin yang berkualitas.
“Pemerintah juga perlu mengambil langkah-langkah untuk mempertimbangkan kembali pemilihan umum (pemilu) langsung oleh rakyat (one man one vote). Pasalnya, sistem ini ternyata masih sangat dipaksakan dan lebih banyak kerawanannya dibandingkan keuntungannya,” papar Wiranto.
Mantan menhankam ini juga merekomendasikan agar persyaratan calon pejabat diperketat. Menurutnya, pejabat pemerintah (eksekutif) tidak merangkap sebagai pengurus parpol agar tetap fokus pada jabatan publik yang diembannya. Dengan kata lain, kata Wiranto, pejabat publik tetap menjadi pemimpin rakyat dan tidak berubah menjadi penguasa atau pembesar.
“Rawan jika eksekutif juga menjabat sebagai pengurus parpol. Terbukti, pejabat yang korup kebanyakan yang menjabat di parpol,” imbuhnya.
Hasil disertasi Panglima TNI periode 1998-1999 ini menunjukkan, proses rekrutmen oleh partai politik, proses seleksi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan kompetensi pemimpin berpengaruh positif secara langsung terhadap kebijakan sebagai output yang kemudian berpengaruh positif secara langsung terhadap perubahan.
“Tanpa peningkatan rekrutmen, seleksi, kompetensi kepemimpinan dan kebijakan maka tidak ada perubahan yang dihasilkan oleh pemimpin yang mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan. Disarankan sebuah redefinisi dan reaktualisasi rekrutmen, seleksi kompetensi dan kebijakan untuk menjamin perubahan,” ujar Wiranto.
Sidang dipromotori oleh Gubes Tetap UNJ Prof. Dr. H. Djaali dan Prof. Dr. Muchlis R Ludin, MA. Tim penguji terdiri dari Rektor UNJ Prof. Dr. Bedjo Sujanto, M.Pd. (Ketua), Prof. Dr. H. Djaali (sekretaris).
Sementara anggota tim penguji Prof. Dr. Muchlis R Luddin, MA., Prof. Dr. H. Thamrin Abdullah, MM., M.Pd., Prof. Dr. Maruf Akbar, M.Pd., dan Prof. Dr. Thomas Suyatno, MM. Sidang ini juga dihadiri tokoh politik nasional seperti CEO MNC Grup yang juga Calon Wakil Presiden RI Hary Tanoesodibjo, Mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, dan Hamzah Haz. (ade)
Rifa Nadia Nurfuadah
Sumber: Okezone, Senin, 07 Oktober 2013 09:23 wib