Hasil riset dari para pemikir pemerintah ataupun non-pemerintah selama ini kerap diabaikan oleh pemerintah sendiri. Hal itu karena pemerintah belum melihat hasil riset sebagai hal penting untuk menjadi dasar keluarnya kebijakan selain karena peneliti kerap meneliti hal-hal yang tak berdampak bagi masyarakat. Demikian terungkap dalam dialog Think Tank dan Perumusan Kebijakan di Indonesia: Memperkuat Keterlibatan Strategis sekaligus peluncuran indeks think tank (wadah pemikir) global di kantor Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Jakarta, Kamis (22/1).
Dalam diskusi itu hadir anggota Komisi Teknis Teknologi Informasi dan Komunikasi Dewan Riset Nasional, Irnanda Laksanawan, serta peneliti CSIS, Vidhyandika D Perkasa. Peneliti CSIS lainnya, Philips J Vermonte, menjadi moderator.
Menurut Vidhyandika, kecenderungan pemerintah mengabaikan riset karena pimpinannya tak melihat hasil riset sebagai hal penting. Padahal, untuk mengeluarkan kebijakan harus dilandasi riset. Dengan demikian, kebijakan yang dikeluarkan tepat dan berdampak positif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Philips, tak ada kultur menghargai orang-orang yang mencari sebab musabab sebuah kejadian. ”Ini berdampak ke birokrasi. Kerap terjadi, menterinya tak percaya hasil riset wadah pemikir internalnya, seperti dari penelitian dan pengembangannya,” ujarnya.
Menurut dia, kemajuan negara-negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia, serta negara-negara maju, seperti Amerika Serikat dan Tiongkok, ada korelasinya dengan komitmen pimpinan di pemerintahan melihat riset sebagai hal penting. Oleh karena itu, mereka mendorong wadah-wadah pemikir untuk berkembang. Salah satunya dengan menggelontorkan dana dalam jumlah besar untuk menopang kerja para peneliti.
[media-credit id=1 align=”alignleft” width=”300″][/media-credit]
”Semakin banyak wadah pemikir, negara semakin diuntungkan. Wadah-wadah pemikir ini spesialis di isu-isu tertentu dan ahli di isu-isu itu. Pemerintah urusannya banyak sehingga tak fokus ke satu isu,” ucapnya.
Namun, menurut Irnanda, hasil riset juga kerap diabaikan karena riset sering kali tak berdampak pada masyarakat. ”Riset hanya dilakukan sebatas untuk penilaian kinerja pegawai dan syarat naik pangkat,” ujarnya.
Wakil Direktur Eksekutif CSIS Medelina K Herdytio memaparkan hasil indeks wadah pemikir global dari Program Think Tank and Civil Societies di Universitas Pennsylvania, AS, 2014. (APA)
Sumber: Kompas, 23 Januari 2015