Vaksin Dosis Ketiga Berbasis mRNA Efektif Tingkatkan Antibodi

- Editor

Kamis, 30 Mei 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Vaksin berbasis mRNA memiliki kadar antibodi yang lebih tinggi. Jenis vaksin ini, seperti Moderna dan Pfizer, bisa digunakan sebagai penguat bagi tenaga kesehatan.

Antibodi yang terbentuk setelah pemberian vaksin berbasis mRNA untuk dosis ketiga sebagai suntikan penguat meningkat cukup signifikan. Tingkat proteksi terhadap infeksi Covid-19, termasuk pada virus varian Delta, juga lebih tinggi.

Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Samsuridjal Djauzi mengatakan, vaksin dosis ketiga yang digunakan sebagai penguat (booster) diperlukan jika pembentukan antibodi dari pemberian vaksin dosis kedua masih rendah. Selain itu, suntikan penguat ini juga perlu diberikan apabila antibodi yang terbentuk dari pemberian vaksinasi dosis sebelumnya mengalami penurunan yang biasanya setelah tiga sampai enam bulan kemudian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Dari uji klinik yang dilakukan, setelah tiga bulan pemberian dosis kedua, efikasi vaksin Sinovac mulai menurun. Bahkan, setelah enam bulan, efikasi ini menurun cukup signifikan. Karena itu, perlu diberikan vaksin booster terutama pada tenaga kesehatan,” katanya dalam webinar yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (Papdi) dari Jakarta, Jumat (23/7/2021).

Mengutip jurnal yang dipublikasikan dalam Nature Medicine pada 2021, vaksin yang memiliki efikasi tinggi di atas 95 persen akan tetap bertahan sampai 77 persen setelah 250 hari dari pemberian dosis kedua. Namun, pada vaksin yang memiliki tingkat efikasi sekitar 70 persen akan menurun signifikan sampai 33 persen setelah 250 hari. Adapun vaksin Sinovac yang diberikan pada tenaga kesehatan di Indonesia memiliki tingkat efikasi sebesar 65,3 persen.

Samsuridjal menyampaikan, vaksin yang dikembangkan dengan platform inactivated virus atau virus yang dimatikan seperti Sinovac memiliki bermacam-macam antigen sehingga kadar antibodi yang terbentuk terhadap protein paku (spike) virus tidak terlalu tinggi. Hal ini berbeda dengan vaksin berbasis mRNA (messenger ribonucleic acid) yang memang menyasar pada protein paku antigen dari virus.

Karena itu, vaksin berbasis mRNA memiliki kadar antibodi yang lebih tinggi. Saat ini, vaksin dengan platform mRNA yang sudah dikembangkan untuk vaksin Covid-19 adalah Pfizer-BioNTech dan Moderna.

”Vaksin booster mempunya tingkat proteksi yang cukup bagus terhadap varian virus baru, termasuk varian Delta. Dari berbagai penelitian, platform vaksin yang proteksinya tinggi terhadap varian Delta adalah mRNA,” katanya.

Menurut Samsuridjal, pemberian vaksinasi penguat melalui dosis ketiga terhadap tenaga kesehatan amat penting untuk meningkatkan perlindungan dari risiko infeksi Covid-19, terutama infeksi dari virus varian Delta. Efektivitas vaksinasi sebelumnya terhadap varian baru ini sudah berkurang.

Vaksin berbasis mRNA ini juga bisa diberikan kepada tenaga kesehatan yang sedang hamil. Pemberian vaksin ini umumnya aman dan telah disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Ibu hamil yang bisa mendapatkan vaksinasi ini ketika sudah memasuki trimester kedua dan trimester ketiga dengan usia kehamilan paling lama 33 minggu.

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan pun sudah menetapkan vaksinasi penguat atau vaksinasi dosis ketiga akan diberikan kepada tenaga kesehatan dengan vaksin Covid-19 dari Moderna. Sebelumnya, Indonesia telah menerima sebanyak 3,5 juta dosis vaksin Moderna dengan dukungan Pemerintah AS melalui mekanisme pembagian vaksin dari Fasilitas Covax.

Kiriman Moderna
Dalam surat resmi yang ditandatangani oleh Managing Director Office of the Covax Facility Aurélia Nguyen kepada Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, Fasilitas Covax menawarkan untuk mengirim kembali tambahan vaksin Covid-19 Moderna sebanyak 3,5 juta dosis pada akhir Juli 2021.

Vaksin ini menurut rencana akan dikirim langsung oleh Pemerintah AS. Vaksin ini harus disimpan dalam suhu minus 20 derajat celsius dengan masa kedaluwarsa pada November-Desember 2021.

”Jika Indonesia berminat untuk menerima dosis vaksin ini, mohon segera melakukan konfirmasi resmi kepada senior country manager atau focal point COVAX paling lambat 27 Juli dalam waktu 2 hari kerja,” tulis Aurélia.

Oleh DEONISIA ARLINTA

Editor: ICHWAN SUSANTO

Sumber: Kompas, 23 Juli 2021

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB