Universitas Terbuka mulai memperluas akses layanan pendidikan jarak jauh untuk tenaga kerja Indonesia atau imigran yang bekerja di sejumlah negara. Pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pekerja itu perlu disinergikan agar terlaksana secara baik.
“Dengan karakteristik pendidikan jarak jauh yang ada saat ini, tenaga kerja Indonesia di luar negeri dapat menunjukkan minat, mutu, dan kapasitas melalui program pendidikan yang kami sediakan,” ujar Rektor Universitas Terbuka (UT) Tian Belawati, di sela-sela bincang-bincang bertema “Peningkatan Akses dan Penyelenggaraan Layanan Pendidikan Tinggi di Luar Negeri”, Senin (30/3), di Aula Kampus Universitas Terbuka, Tangerang.
Tian mengatakan, UT menyelenggarakan beragam program pendidikan yang dibutuhkan masyarakat. Untuk itu, UT juga menjalin kerja sama dengan pihak-pihak yang peduli pendidikan. Salah satunya adalah kerja sama dengan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Ketenagakerjaan sejak 2012.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kesepakatan itu diperbarui melalui penandatanganan nota kesepahaman mengenai peningkatan akses pendidikan tinggi terbuka dan jarak jauh yang ditandatangani Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Esti Andayani dan Rektor UT Tian Belawati sebelum acara itu.
Esti menyatakan, penambahan mahasiswa pendidikan jarak jauh tidak terlepas dari peningkatan mahasiswa UT yang berdomisili di luar negeri. Para tenaga kerja Indonesia di luar negeri, misalnya, semakin berminat untuk menempuh pendidikan.
Tercatat terdapat peningkatan jumlah mahasiswa pendidikan jarak jauh di luar negeri. Pada 2014, jumlah mahasiswa jarak jauh di luar negeri 1.447 mahasiswa. Hingga Maret 2015, jumlah mahasiswa naik jadi 4.040 orang. Mahasiswa pendidikan jarak jauh UT tersebar di 23 negara.
Esti mengatakan, Kementerian Luar Negeri telah menyiapkan sejumlah kantor duta besar dan kantor perwakilan sebagai sarana pendukung dalam meningkatkan efektivitas pendidikan jarak jauh di luar negeri.
Sosialisasi kepada calon tenaga kerja luar negeri juga harus digiatkan melalui kerja sama UT dengan balai pelatihan. Dengan demikian, kebutuhan tenaga kerja Indonesia akan pengetahuan terpenuhi ketika berada di luar negeri. (B02)
——————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 31 Maret 2015, di halaman 12 dengan judul “UT Perluas Akses Pendidikan di Luar Negeri”.