Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Fakultas Teknik Universitas Indonesia melaksanakan program pemberdayaan masyarakat dalam mengolah sampah organik menjadi biogas. Tim itu juga menghibahkan toren biogas.
Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) yang diketuai oleh Dosen FTUI Cindy Rianti Priadi menggelar program pemberdayaan masyarakat berupa pelatihan pengolahan sampah organik. Kegiatan itu menjadi bagian dari upaya mendiri untuk mengatasi persoalan sampah di masyarakat.
ARSIP HUMAS UNIVERSITAS INDONESIA–Salah satu warga di Hunian Sementaradi Bukit Pasir Malang, Pandeglang, Banten yang menerima hibah Toren Biogas pada hari Senin (30/12/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pelatihan itu berlangsung selama 14 hari pada bulan Desember 2019 yang ditujukan bagi masyarakat di Hunian Sementara (Huntara) Bukit Pasir Malang dan Pondok Pesantren Darul Afkar, Pandeglang, Banten. Selain memberikan pelatihan, Tim Pengmas juga menyerahkan hibah 11 unit Toren Biogas yang dapat mengolah sampah organik hingga 90 kilogram per hari dan menghasilkan biogas untuk memasak selama 30 – 60 menit tiap hari per unitnya.
Menurut Cindy, dalam siaran pers dari Universitas Indonesia yang diterima Kompas, Senin (30/12/2019), di Jakarta, awalnya warga mengeluhkan sampah yang tidak diangkut, sehingga mereka kerap membuang sampah di tebing dekat huntara lalu kemudian menguburnya dalam tanah. Hal itu memicu bau tidak sedap dan sumber penyakit. Karena itu, Tim Pengmas berupaya memberi solusi berkesinambungan dan ramah lingkungan.
Koordinator Huntara, Jamal, menyatakan, selama ini warga membuang sampah di tebing. “Biasanya saya buang sampah kalau tong sampah di Huntara udah pada penuh. Soalnya, daerah ini sampai sekarang masih belum diangkut sampahnya. Dulu pernah, tapi sekarang sudah tidak ada lagi,” tuturnya.
Biasanya saya buang sampah kalau tong sampah di Huntara udah pada penuh. Soalnya, daerah ini sampai sekarang masih belum diangkut sampahnya.
Warga mengaku sangat tertolong dengan adanya hibah Toren Biogas dikarenakan permasalahan bau sampah dapat teratasi. Mereka juga memiliki kemampuan tambahan di dalam mengelola sampah organik dengan baik dan mendapat hasil berupa biogas yang dapat digunakan untuk memasak dan juga pupuk cair untuk tanaman.
“Kami tidak perlu pakai gas elpiji lagi, jadi lebih hemat. Tinggal masukin sampah organik ke dalam alat ini terus jadi biogas. Terus juga ada pupuk, biasanya pupuknya saya pakai untuk nyiram tanaman di depan rumah, ada cabe rawit, hasilnya bagus, subur tanamannya,” kata Jamal.
Program Pengmas ini bekerja sama dengan PT. AIUEO Kreasi Energi yang merupakan perusahaan rintisan hasil inkubasi bisnis di bawah pengelolaan Kantor Inkubasi Bisnis FTUI dan Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis UI.
Oleh LARASWATI ARIADNE ANWAR
Editor: EVY RACHMAWATI
Sumber: Kompas, 31 Desember 2019