Unit Produksi Enzim Dibangun di Gresik

- Editor

Rabu, 2 Juli 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi bersama Universitas Diponegoro dan PT Petrosida Gresik siap memproduksi enzim menggunakan sumber daya hayati lokal untuk skala industri. Unit produksi enzim yang mulai dibangun itu akan berkapasitas 200 ton serbuk per tahun.

Enzim cair dalam bentuk konsentrat berkapasitas 3.000 liter per hari. ”Kehadiran unit enzim itu diharapkan bisa memenuhi kebutuhan enzim nasional sekitar 10 persen dari total kebutuhan sekitar 2.500 ton pada tahun 2015,” kata Direktur Utama PT Petrosida Gresik Dwi Tjahjo Juniarto, di Gresik, Jawa Timur, Selasa (1/7).

Saat ini, 99 persen kebutuhan enzim atau biokatalis masih diimpor dari Tiongkok, Jepang, India, dan Eropa. ”Secara bertahap impor enzim akan dikurangi sehingga lima tahun lagi ditargetkan sebagian dipenuhi produksi dalam negeri,” kata Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta pada peresmian Bio Plant Centre Unit Enzim di PT Petrosida Gresik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ia berharap riset yang dikomersialkan semakin bermanfaat bagi masyarakat. Tiga tahun ke depan diharapkan ada alih teknologi untuk produksi tiga jenis enzim, yakni protease, xilanase dan lipase. Protease untuk proses perontokan bulu kulit binatang, xilanase untuk aplikasi industri pulp dan kertas, serta lipase untuk industri pembuatan detergen yang bersifat hidraulis.

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Unggul Priyanto menyebutkan, unit enzim di Gresik itu adalah yang pertama kali di Indonesia. Pembangunan pabrik itu membuktikan bahwa dunia industri percaya pada hasil kajian teknologi. Selama ini, hasil riset belum banyak diaplikasikan untuk skala komersial.

”Enzim ini bisa membuat penyamakan kulit lebih halus dan mampu melunturkan tinta sehingga bisa untuk kertas daur ulang. Selain itu, enzim ini juga bisa untuk bahan detergen yang dibuat pada suhu rendah,” ujar Unggul. (ACI)

Sumber: Kompas, 1 Juli 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 20 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB