Penanganan gangguan kesuburan mesti disesuaikan dengan penyebabnya. Terapi akupunktur atau biasa disebut tusuk jarum bisa menjadi pilihan untuk menunjang penanganan masalah ini.
KOMPAS–Dokter Nanang W Astarto memaparkan proses ilmiah bayi tabung seperti yang dilakukan di Klinik Fertilitas Aster, Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Barat, Rabu (4/6/2014). Klinik fertilitas membantu pasangan untuk mendapat keturunan.
Keinginan pasangan suami-istri untuk memiliki buah hati tak selalu bisa diwujudkan dengan mudah lantaran mengalami gangguan kesuburan atau infertilitas. Penanganan masalah ini mesti disesuaikan dengan penyebabnya. Terapi akupunktur atau biasa disebut tusuk jarum bisa jadi pilihan untuk menunjang penanganan infertilitas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Para profesional medis mendefinisikan infertilitas merupakan masalah yang dihadapi pasangan yang menikah minimal satu tahun, berhubungan intim tanpa memakai alat kontrasepsi, tapi belum mendapat kehamilan. Menurut data yang ada, satu dari tujuh pasangan suami-istri di dunia mengalami infertilitas. Hal itu tak hanya terjadi pada perempuan, tetapi juga pada laki-laki.
Sejumlah riset menyebut, 40-50 persen infertilitas disebabkan faktor dari istri, 25-40 persen dari suami, 10 persen dari keduanya, dan 10 persen tak diketahui penyebabnya. Di Amerika Serikat, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), dalam situsnya, menyebutkan, pada sekitar 35 persen pasangan dengan infertilitas, faktor laki-laki diidentifikasi bersama dengan faktor perempuan.
Untuk hamil, perempuan butuh ovarium, saluran tuba, dan uterus. Gangguan di salah satu organ ini memengaruhi kesuburan. Ada beberapa penyebab infertilitas pada perempuan, antara lain gangguan ovulasi (pelepasan sel telur), endometriosis (tumbuhnya lapisan dalam rahim di luar rahim), oklusi tuba (penyumbatan saluran telur), faktor hormonal, dan menopause dini.
Salah satu faktor risiko infertilitas pada perempuan adalah penuaan karena jumlah telurnya lebih sedikit, telurnya tidak sehat, lebih cenderung memiliki kondisi kesehatan pemicu masalah kesuburan, dan lebih cenderung keguguran. Beberapa faktor lain meliputi, antara lain, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol berlebihan, penambahan atau penurunan berat badan ekstrem, dan stres.
Pada laki-laki, infertilitas dapat disebabkan, antara lain, berkurangnya produksi sperma, sumbatan pada sistem pengeluaran sperma, terbentuknya antibodi pada sperma, dan gangguan hormonal. Ada sejumlah faktor risiko infertilitas pada pria, di antaranya usia lanjut, obesitas, merokok, penggunaan alkohol berlebihan, serta paparan radiasi dan racun lingkungan, seperti pestisida, timbal, dan merkuri.
Penanganan tepat
Penanganan infertilitas yang tepat harus dilakukan sesuai dengan penyebabnya. Berkembangnya teknologi kedokteran saat ini diharapkan memberikan hasil dengan angka keberhasilan tinggi dan risiko minimal seperti induksi ovulasi, inseminasi intra-uterin (IIU), dan program bayi tabung (IVF), tapi itu tergantung indikasi dari masalah infertilitas yang dialami.
Dokter spesialis akupunktur klinik dari Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta, Handaya Dipanegara, dalam paparannya, menjelaskan, akupunktur medik dikombinasikan pengobatan medis modern menunjang penanganan gangguan kesuburan. Ketika pasien gagal menjalani sejumlah terapi kesuburan untuk hamil, pengobatan tradisional asal China ini dilirik untuk membantu meningkatkan keberhasilan terapi medis.
ARSIP RUMAH SAKIT PONDOK INDAH–Handaya Dipanegara, dokter spesialis akupunktur klinik di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta.
”Sebagian besar pasien kami dirujuk oleh spesialis medis bidang kesehatan reproduksi. Mereka biasanya gagal menjalani satu atau lebih terapi, termasuk IVF (in vitro fertilization), dan dokter mereka mencari sesuatu yang membantu meningkatkan keberhasilan terapi,” kata Direktur Medik Meridian Medical, Raymond Chang, kepada WebMD.
Akupunktur merupakan pengobatan tradisional China dengan memasukkan jarum amat kecil dan tipis ke titik-titik tertentu tubuh untuk merangsang aliran darah ke area itu. Ketika digunakan sebagai pengobatan infertilitas, para pendukung akupunktur mengatakan, terapi itu membantu meningkatkan aliran darah ke organ reproduksi, menyeimbangkan hormon, dan mengurangi stres.
”Ini bisa membuat pasien melintasi garis dari tak subur menjadi subur dengan membantu fungsi tubuh Anda lebih efisien sehingga terapi reproduksi modern, seperti program bayi tabung, lebih efektif,” kata James Dillard, Assistant Clinical Professor, Columbia University College of Physicians and Surgeons, dan penasihat medis di Columbia’s Rosenthal Center untuk Pengobatan Alternatif dan Komplementer.
Berdasarkan riset, menurut Handaya, teknik akupunktur bisa meningkatkan keberhasilan program bayi tabung 60 persen lebih tinggi daripada yang tak menjalani terapi akupunktur. Teknik ini dilakukan dengan merangsang titik tertentu di permukaan tubuh memakai jarum saja, elektroakupunktur (dengan bantuan listrik), laserpunktur (dengan sinar laser), dan penyuntikan dengan cairan atau akuapunktur.
KOMPAS–Dokter tengah membekukan embrio salah satu pasangan untuk disimpan di Klinik Kesuburan Morula IVF di Menteng, Jakarta, Sabtu (11/4/2015). Embrio yang disimpan biasanya menunggu kesiapan calon ibu untuk proses penanaman embrio di rahim dalam proses bayi tabung (in-vitro fertilization).
Mekanisme akupunktur medik dalam mengatasi soal kesuburan dilakukan dengan cara memperbaiki hormon reproduksi, memperbaiki sirkulasi aliran darah ke rahim, mengurangi vasokonstriksi pembuluh darah, dan mempertebal dinding endimetrium. Cara lain terapi akupunktur medik adalah membuat pikiran lebih tenang, meningkatkan sistem imunitas atau kekebalan tubuh, dan homeostasis tubuh.
”Terapi akupunktur untuk menunjang penanganan gangguan kesuburan biasanya dilakukan dua kali dalam seminggu. Setiap sesi membutuhkan waktu rata-rata 30 menit,” kata Handaya. Satu seri terapi terdiri atas 12 terapi. Untuk mendapat hasil optimal pada program bayi tabung, akupunktur medik dapat dilakukan sehari sebelum dan setelah transfer embrio dilakukan.
Selama menjalani terapi atau program penanganan infertilitas, pasien disarankan memperbaiki pola hidup dengan tidak merokok, mengonsumsi makanan bergizi, menghindari makanan mengandung pengawet, menurunkan berat badan, mencegah stres, istirahat, dan tidur cukup. Pasien juga dianjurkan berolahraga teratur, seperti bersepeda dan lari ringan sekitar 30 menit sehari.
Efek samping
Terapi akupunktur dinyatakan aman oleh Pusat Nasional Layanan Kesehatan Pelengkap dan Integratif, sebagaimana dikutip medicalnewstoday, asalkan praktisi menggunakan peralatan steril. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyatakan, jarum akupunktur termasuk perangkat medis dan harus jarum steril, tidak beracun, dan dilabeli untuk sekali pakai.
Seseorang yang mempertimbangkan akupunktur sebagai pilihan terapi harus mencari praktisi dengan pelatihan dan lisensi tepat. Akupunktur memiliki sedikit efek samping, tetapi ada risiko jarum masuk ke tubuh terlalu jauh sehingga pasien cedera, perdarahan atau memar di lokasi jarum, infeksi dari jarum tak steril, dan perdarahan berlebihan pada penderita kelainan pembekuan darah.
Sejauh ini, efektivitas terapi akupunktur medik untuk membantu mengatasi masalah kesuburan masih terus diteliti. Dalam studi yang melibatkan 160 perempuan yang dipublikasikan pada April 2002, di jurnal reproduksi Fertility and Sterility, tim peneliti dari Jerman menemukan, penggunaan akupunktur dalam terapi bayi tabung meningkatkan keberhasilan terapi.
KOMPAS–Anak-anak dari proses bayi tabung bersama orangtuanya mengikuti pertemuan bayi tabung yang diadakan Rumah Sakit Bunda, Menteng, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Dalam studi ini, satu kelompok yang terdiri atas 80 pasien menjalani dua kali akupunktur, masing-masing selama 25 menit, yakni satu kali terapi untuk memiliki embrio yang ditransfer ke uterus pasien dan satu kali setelah proses transfer embrio. Kelompok lain terdiri atas 80 responden juga menjalani transfer embrio, tetapi tidak mendapat akupunktur.
Hasilnya, ketika para responden di kedua kelompok itu hamil, tingkat kehamilan lebih tinggi secara signifikan pada kelompok yang mendapat akupunktur, yakni 34 kehamilan, dibandingkan 21 kehamilan pada perempuan yang hanya menerima program bayi tabung. Menurut Raymond Chang, keberhasilan terapi itu tak hanya karena akupunktur, tetapi juga distimulasi oleh produksi sel telur.
Meski akupunktur umumnya menstimulasi perkembangan dan pelepasan sel telur, terapi itu tidak dapat menggantikan obat-obatan fertilitas yang digunakan dalam program bayi tabung. Kini, akupunktur banyak diterima sebagai bagian dari protokol terapi kesuburan, tetapi belum diketahui secara pasti bagaimana dan mengapa pengobatan itu bekerja.
Oleh EVY RACHMAWATI
Editor YOVITA ARIKA
Sumber: Kompas, 14 Januari 2020