Budaya literasi terus didengungkan dan diterapkan di dalam keluarga sejak dini. Namun, beberapa keluarga kurang tepat dalam menerapkan upaya menumbuhkan budaya membaca dan menulis itu.
Dosen Sastra Inggris Fakultas Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Malang Prof Ali Saukah MA PhD, ketika ditemui pada Rabu (7/3) di Malang, memberikan sejumlah tips menumbuhkan budaya literasi yang baik dan benar. Butuh beberapa trik pula agar upaya menumbuhkan budaya literasi berhasil.
Menurut Ali, menumbuhkan budaya membaca dapat dilakukan dengan membiasakan anak melihat orangtuanya membaca buku. Hal itu dapat dilakukan sesaat sebelum tidur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO–Remaja dan anak-anak membaca buku yang disajikan Perpustakaan Linggasarakan di emperan Jalan Ibrahim Adjie, Babakan Jati, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (15/6/2017). Perpustakaan kaki lima yang dikelola remaja kampung setempat menjadi bentuk mulai tumbuhnya kesadaran akan pentingnya budaya literasi dan budaya baca, serta hak pengetahuan yang luas kepada semua lapisan masyarakat.
”Pada waktu anak hendak tidur, ajak mereka membaca. Minimal setiap hari 10 menit. Membaca juga harus dibumbui dengan gaya bahasa anak-anak,” ujarnya.
Sementara kebiasaan menulis dapat ditumbuhkan dengan membiasakan anak membuat buku harian. Dalam buku harian, anak dituntun untuk menuliskan apa yang ia alami dan rasakan hari itu.
KOMPAS/ANGGER PUTRANTO–Dosen Sastra Inggris Fakultas Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Malang, Prof Prof Ali Saukah, MA PhD, ketika ditemui Kompas, Rabu (7/3).
”Tidak perlu memaksa anak untuk menulis di atas kertas. Menulis buku harian bisa dilakukan dengan komputer. Terpenting, ia bisa menyampaikan buah pikirannya,” ujar pria yang juga anggota tim ahli di Badan Standar Nasional Pendidikan.
Tak hanya itu Ali juga memberikan tips agar upaya membangun kebiasaan tersebut dapat berlangsung lama dan berhasil. ”Kunci keberhasilan ada pada keberlanjutan pembiasaan itu. Caranya, beri respons, tanpa hukuman dan perbanyak apresiasi,” ujarnya.
Ali mengatakan, saat orangtua membacakan buku cerita, anak biasanya menyampaikan pertanyaan. Orangtua harus merespons pertanyaan tersebut. Memberi jawaban hingga anak puas sehingga membuat anak semangat untuk mau meniru kebiasaan membaca.
Tulisan anak dalam buku harian juga perlu direspons. Hal itu menjadi bukti bahwa apa yang ia tulis dibaca oleh orang lain.–ANGGER PUTRANTO
Sumber: Kompas, 7 Maret 2018