Tim Indonesia yang terdiri dari 37 tim gabungan pelajar dan mahasiswa dari berbagai daerah meraih 15 medali emas, 15 perak, dan 7 perunggu di ajang Bangkok International Intellectual Property, Invention, Innovation, and Technology Exposition di Bangkok, Thailand, Selasa (6/2). Mereka mewakili Indonesia untuk bertarung dengan peneliti dari 22 negara di dunia.
Perwakilan dari Indonesia adalah 8 tim pelajar dari Bali, 3 tim pelajar dari luar Bali, serta tim mahasiswa dari beberapa kampus, seperti UGM, Universitas Brawijaya, UNS, UNY, dan Undip.
Tim peneliti termuda yang mendapatkan emas adalah tiga siswa kelas VII SMP Negeri 3 Denpasar dengan temuan bioisolator listrik yang berbasis ramah lingkungan. Mereka adalah Ni Made Galuh Cakrawati Dharma Wijaya, I Ketut Cahaya Tirta Dharma Putra, dan Sang Ayu Rania Callista Astarina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Galuh tak menyangka hasil penelitian timnya yang dirancang selama sebulan tersebut mendapatkan apresiasi di Bangkok. ”Persaingannya ketat dari beberapa negara. Penelitian ini mengedepankan bahan berbasis ramah lingkungan, dan terpilihlah daun ketapang,” kata Galuh, ketika dihubungi Kompas di Bangkok, kemarin.
Ia mengatakan, dia dan teman-temannya meneliti bioisolator listrik dengan upaya ingin menggantikan bioisolator yang masih impor dan tak ramah lingkungan. Limbah-limbah dari daun ketapang, jerami, dan kulit telur ayam dijadikan nano partikel. Ketiga bahan itu, dengan komposisi tertentu, dibentuk padat dengan bahan campuran lainnya.
Hasilnya sudah teruji, lanjut Galuh, mampu menahan panas listrik hingga 700 derajat celsius. Galuh dan kedua temannya memenangi di kategori material.
Peraih medali emas lainnya dari Bali adalah tim SMA Negeri 3 Denpasar dengan penelitian mengenai lengis melah. Ini berupa minyak antioksidan dari percampuran VCO (minyak kelapa murni) dan daun nilam. Kadar antioksidannya menjadi tinggi untuk kulit.
”Penelitian ini pengembangan penelitian sebelumnya mengenai VCO. Lalu, VCO dikombinasi dengan daun nilam yang ternyata juga memiliki antioksidan tinggi. Sepertinya juri tertarik karena minyak ini pun siap pakai dan bisa diperbanyak,” kata Nyoman Gede Tryadhi Putra Setiawan, anggota tim SMA Negeri 3 Denpasar yang juga dihubungi di Bangkok. Anggota tim lainnya adalah Cokorda Istri Mega Wulandari, Ni Luh Putu Hardy Lestari, dan Ni Komang Yuko Utami.
Pembina penelitian, Ananta, bangga dengan semangat para pelajar ini untuk meneliti. Hanya saja, dukungan sponsor masih kurang untuk meningkatkan semangat mereka maju di ajang internasional. (AYS)
Sumber: Kompas, 7 Februari 2018