Tender Proyek Teknologi Penapisan Konten Negatif Dimenangi PT Inti

- Editor

Selasa, 10 Oktober 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Terdapat empat komponen dalam mengendalikan internet secara efektif, yaitu hukum, pemantauan yang proaktif, teknologi penapisan, dan penegakan hukum. Dalam komponen teknologi penapisan, pemerintah telah mendesain Sistem Penanganan Konten Bermuatan Negatif. Sistem itu akan dibuat oleh PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Inti) yang memenangi tender proyek pada 6 Oktober lalu.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, sistem dibuat agar pemerintah bisa menapis konten negatif dari dalam dan luar negeri secara efektif dan efisien. Sistem itu menurut rencana akan secara proaktif mencari data dari situs dan media sosial yang menyajikan konten yang melanggar hukum, kemudian memblokirnya.

Program ini dilindungi Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Pasal 2, yang menyatakan undang-undang ini berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan yang merugikan negara di wilayah hukum Indonesia ataupun di luar wilayah hukum Indonesia. Selain itu juga Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Pasal 40 Ayat 2a, yaitu mencegah penyebarluasan dan penggunaan informasi elektronik bermuatan negatif.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

ELSA EMIRIA LEBA–Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan menjelaskan Sistem Penanganan Konten Bermuatan Negatif, di Jakarta, Senin (9/10). PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (Inti) memenangi tender proyek penapisan konten negatif yang diharapkan akan selesai pada Desember nanti.

”Hasil lelang proyek pengerjaan sistem dimenangi oleh PT Inti dengan harga terkoreksi Rp 194.059.863.536. Pembayaran dilakukan dengan sistem lump sum, jika barang tidak sesuai kualifikasi, pemerintah tidak akan membayar,” ujar Semuel pada konferensi pers di Jakarta, Senin (9/10).

Sistem ini diharapkan mulai beroperasi pada Januari 2018. Saat ini, PT Inti masih dalam masa sanggah atau masa kedua pihak mendiskusikan hal terkait proyek itu hingga 10 Oktober. (DD13)

Sumber: Kompas, 9 Oktober 2017

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB