Teknologi Permudah Pemantauan Emisi Industri

- Editor

Kamis, 19 Maret 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penggunaan sistem pemantauan prediksi emisi mempermudah pengawasan dan berbiaya murah dibandingkan dengan sistem pemantauan langsung emisi. Teknologi yang diperkenalkan Denmark di Indonesia sejak tiga tahun lalu itu perlu dikembangkan agar mampu mengukur partikulat/debu yang dilepaskan cerobong pembangkit listrik berbahan bakar batubara.

“Kalau teknologi ini bisa dikembangkan untuk industri berbahan bakar batubara, akan sangat membantu,” kata Sigit Reliantoro, Asisten Deputi Pengendalian Pencemaran Pertambangan, Energi, dan Migas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Rabu (18/3), di Jakarta di sela-sela Diskusi Kelompok Terfokus Penggunaan Teknologi Predictive Emission Monitoring System (PEMs).

berita_149185_330x200_imagePembukaan diskusi dihadiri Duta Besar Denmark untuk Indonesia Casper Klyngetbc dan Staf Ahli Menteri LHK Bidang Hukum dan Hubungan Antarlembaga Tuti Hendrawati Mintarsih. Pemapar lain adalah Lars K Gram (Force Technology), Jan Sandvig Nielsen (Weel & Sandvig dan PT Hyprowira), Haryo Tomo (Institut Teknologi Bandung), dan perwakilan industri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Denmark melalui Danish International Development Agency menjadikan Indonesia proyek pionir tiga tahun lalu. Mereka menerapkan PEMs di instalasi lepas pantai ConocoPhillips North Belut dan pembangkit listrik Indonesia Power-Bali.

Jan menunjukkan, akurasi PEMs pada pengukuran nitrogen oksida (NOx) mencapai 95 persen. Metode dilakukan dengan memasang sensor-sensor pengukur tekanan, temperatur, dan sebagainya. Data yang didapat lalu dikalibrasi dan diolah dalam perangkat lunak.

Metode PEMs digunakan di banyak negara, termasuk Uni Eropa dan Amerika Serikat. Di Denmark, PEMs juga digunakan dasar penghitungan pajak NOx.

Di Indonesia, penerapannya masih memerlukan payung hukum dan disusun standar referensi nasional (SNI) dan verifikasi. Kini, kewajiban kelengkapan pemantau emisi baru pada sistem langsung (continuous emissions monitoring system/CEMs. Itu pun baru diterapkan pada pembangkit listrik lebih dari 20 megawatt.

Sigit Reliantoro mengatakan, teknologi pemantauan emisi pada industri energi sangat penting karena Indonesia menargetkan pembangunan instalasi listrik berkapasitas 35.000 megawatt. Namun, sebagian besar dari pembangkit listrik itu masih mengandalkan bahan bakar batubara.

Oleh karena itu, pemantauan emisi akan menjadi alat pengendali kualitas lingkungan dengan dasar ilmiah kuat. (ICH)
——————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 19 Maret 2015, di halaman 13 dengan judul “Teknologi Permudah Pemantauan Emisi Industri”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB