Teknologi Kunci Daya Saing

- Editor

Selasa, 7 Agustus 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penguasaan teknologi informasi dan komunikasi jadi keharusan bagi semua siswa untuk meningkatkan daya saing. Karena itu, setelah menghapus mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi jenjang SMP dan SMA/SMK pada Kurikulum 2013, pemerintah memunculkan kembali pelajaran ini jadi mata pelajaran Informatika, tetapi bersifat pilihan.

Sekretaris Jenderal Ikatan Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi Persatuan Guru Republik Indonesia Wijaya Kusumah, di Jakarta, Senin (6/8/2018), menyambut baik putusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengembalikan mata pelajaran TIK yang diadakan sejak Kurikulum 2006 jadi mata pelajaran Informatika.

Penguasaan TIK jadi keharusan bagi semua siswa. Jika tidak dipelajari sebagai ilmu, sulit bagi siswa mendapat kompetensi penting ini. ”Saat mata pelajaran TIK sekadar jadi bimbingan TIK, siswa Indonesia kehilangan kesempatan menguasai perkembangan TIK,” kata Wijaya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Para guru TIK yang berjumlah sekitar 44.000 orang tak jelas nasibnya dengan pemberlakuan bimbingan TIK di Kurikulum 2013. Banyak guru diberhentikan karena tak ada jam mengajar dan dialihkan jadi guru prakarya.

KOMPAS/KHAERUDIN–Pengunjung dari berbagai negara memadati lobi hal Fira Gran Via, Barcelona, Spanyol, 1 Maret 2018, tempat dihelatnya Mobile World Congress, ajang tahunan eksebisi terbesar di dunia dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi.

”Kami berjuang agar mata pelajaran Informatika yang ditetapkan sebagai pilihan bisa jadi wajib. Anak-anak Indonesia harus punya kesempatan sama untuk mengikuti perkembangan TIK yang pesat melalui pembelajaran di kelas,” kata Wijaya, guru TIK di SMP Labschool Jakarta.

Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemdikbud Awaluddin Tjalla mengatakan, mata pelajaran Informatika bisa diajarkan di jenjang SD, SMP, dan SMA sederajat. Sifatnya pilihan bagi sekolah yang siap. ”Bisa mulai di semester genap nanti, terutama kelas awal, di kelas VII SMP dan X SMA,” katanya.

Saat ini pemerintah menyiapkan regulasi dan perangkat implementasinya. ”Perlu persiapan matang dan hati-hati dengan pertimbangan kondisi satuan pendidikan (guru dan sarana prasarana),” kata Awaluddin.

Pelajaran unggulan
Pengamat pendidikan Indra Charismiadji mengatakan, di dunia, berkembang ilmu komputer atau pemrograman komputer atau coding sebagai mata pelajaran baru. Makin banyak negara memasukkan mata pelajaran baru ini ke kurikulum nasional menjadi mata pelajaran unggulan untuk menyiapkan siswa dalam revolusi industri 4.0.

Sejarah mata pelajaran ini di dunia pendidikan internasional diawali kebutuhan akan HOTS (higher order thinking skills) atau penalaran tingkat tinggi akhir 1990-an. Tahun 2002, konsep Kecakapan Abad 21 jadi kecakapan wajib dimiliki bagi mereka yang ingin berkarier baik pada abad ke-21. Kecakapan Abad 21 ini disebut Critical Thinking and Doing (Berpikir dan Bertindak Kritis), Creativity (Kreatif), Communication (Komunikasi), dan Collaboration (Kolaborasi).

Meski bahan ajar lebih banyak berkutat di pemrograman komputer, tujuan utama mata pelajaran ini bukan menjadikan siswa sebagai programmer. Tujuan utama mata pelajaran ini adalah HOTS di tingkat menciptakan, Kecakapan Abad 21, dan Kemampuan Memecahkan Masalah atau Computational Thinking.

Benjamin White, Guru Besar Emeritus Sosiologi Pedesaan dari Erasmus University Rotterdam, dalam konferensi internasional yang digelar Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada, di Sleman, kemarin, menyatakan, teori sumber daya manusia tak berlaku lagi. Teori itu menyebut seseorang berpendidikan baik mendapat jaminan atas pekerjaan.

Kini terjadi surplus anak muda berpendidikan. Sementara teknologi berkembang cepat sehingga ada pergeseran kebutuhan oleh tenaga kerja. ”Hilangnya jumlah pekerjaan terjadi amat cepat. Ini jadi gejala permanen. Tidak hanya di negara berkembang, tetapi juga negara maju,” kata White. (ELN/NCA)

Sumber: Kompas, 7 Agustus 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB