Proyek National Capital Integrated Coastal Development yang di dalamnya terdapat tanggul raksasa di Teluk Jakarta diharapkan terintegrasi dengan penataan hulu sungai. Pemerintah Provinsi Jawa Barat meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengonservasi kawasan hutan sehingga proyek itu tetap memperhatikan area hulu jika jelas dibangun.
”Kewajiban di hulu bukan lagi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, melainkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan leading sector-nya,” ujar Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di Bandung, Kamis (11/12). Kawasan hulu sungai masuk wilayah Jawa Barat.
Selasa lalu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil dan Menko Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo serta jajaran menteri dan instansi lain melakukan rapat koordinasi terkait National Capital Integrated Coastal Development di Jakarta. Saat itu, Sofyan menyatakan, pemerintah siap mengkaji ulang proyek tanggul raksasa jika diperlukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jabar Dadan Ramdan menambahkan, penanganan banjir Jakarta harus terintegrasi dengan penataan daerah hulu sungai yang ada di Jawa Barat, terutama Sungai Ciliwung dan Cisadane. ”Waduk-waduk juga harus difungsikan selain penataan ruang di wilayah DKI Jakarta sendiri,” ujarnya.
Menurut Heryawan, perhatian terhadap kawasan hilir tidaklah utuh tanpa memperhatikan kawasan antara hulu dan hilir sungai atau daerah aliran sungai (DAS) yang banyak dimanfaatkan masyarakat sebagai sumber kehidupan. Konservasi hutan dan pemeliharaan DAS yang tepat akan memunculkan kepedulian warga terhadap lingkungan. Ujung- ujungnya keberlanjutan daya dukung lingkungan turut terjaga.
Hingga kini, sejumlah pemerhati lingkungan dan ilmuwan menyoroti rencana pembangunan tanggul raksasa di pantai utara Jakarta. Mereka mendukung wacana mengkaji ulang pembangunan dengan syarat dilakukan secara serius. (DMU)
Sumber: Kompas, 12 Desember 2014