Taman Laut untuk Melestarikan Keanekaragaman Hayati

- Editor

Kamis, 9 November 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pengembangan taman laut menjadi salah satu solusi untuk melestarikan keanekaragaman hayati di perairan Indonesia. Keberadaan taman laut juga membuka peluang pendidikan masyarakat dan peningkatan pendapatan daerah lewat wisata alam.

Hal itu diungkapkan pakar kebijakan kelautan dari Amerika Serikat, Todd Capson, saat memberikan kuliah umum di Pusat Kebudayaan AS @America, Selasa (7/11), di Jakarta. Capson selama sepekan berkunjung ke Indonesia untuk bertemu perwakilan Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia untuk berbagi pengalaman melestarikan taman laut di Panama dan Senegal. Ia berkunjung ke Banda Aceh, Pariaman, dan Ambon.

“Data 2013 menyebutkan, di 600 taman laut sedunia terjadi pertumbuhan ikan 71 persen,” ujarnya. Ikan-ikan itu bermigrasi ke luar area taman laut dan ditangkap nelayan. Jadi, pelestarian biota laut dan pemenuhan kebutuhan pangan bisa berdampingan. Di dunia ada 15 juta kilometer persegi taman laut atau 2 persen dari total samudra.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kerja sama
Ia mencontohkan Taman Laut Nasional Coiba di Panama. Capson bekerja sama dengan ilmuwan lokal, Pemerintah Panama, dan swasta untuk melestarikan taman laut itu dan memperjuangkannya masuk dalam situs cagar budaya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Semula masyarakat pesimistis pemerintah mau diajak bekerja sama. Melalui pendekatan bertahap, mereka bisa meyakinkan Pemerintah Panama menerbitkan aturan perlindungan taman laut itu. Sejak taman laut Coiba diresmikan pada 2005, manfaatnya terasa oleh masyarakat. Kekayaan biota laut mendatangkan ilmuwan dari seluruh penjuru dunia untuk meneliti manfaatnya terhadap penemuan serta perkembangan obat untuk kanker dan penyakit tropis.

Pejabat Bidang Ekonomi Kedutaan Besar AS di Jakarta Louis Grow menambahkan, laut termasuk aspek penting kerja sama Indonesia-AS. Kedua negara dirugikan oleh pencemaran laut yang berakibat pada kerusakan lingkungan dan menurunnya kesejahteraan masyarakat. (DNE)

Sumber: Kompas, 8 November 2017

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Biometrik dan AI, Tubuh dalam Cengkeraman Algoritma
Habibie Award: Api Intelektual yang Menyala di Tengah Bangsa
Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap
Di Balik Lembar Jawaban: Ketika Psikotes Menentukan Jalan — Antara Harapan, Risiko, dan Tanggung Jawab
Tabel Periodik: Peta Rahasia Kehidupan
Kincir Angin: Dari Ladang Belanda Hingga Pesisir Nusantara
Surat Panjang dari Pinggir Tata Surya
Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 12 November 2025 - 20:57 WIB

Biometrik dan AI, Tubuh dalam Cengkeraman Algoritma

Sabtu, 1 November 2025 - 13:01 WIB

Habibie Award: Api Intelektual yang Menyala di Tengah Bangsa

Kamis, 16 Oktober 2025 - 10:46 WIB

Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap

Rabu, 1 Oktober 2025 - 19:43 WIB

Tabel Periodik: Peta Rahasia Kehidupan

Minggu, 27 Juli 2025 - 21:58 WIB

Kincir Angin: Dari Ladang Belanda Hingga Pesisir Nusantara

Berita Terbaru

Artikel

Biometrik dan AI, Tubuh dalam Cengkeraman Algoritma

Rabu, 12 Nov 2025 - 20:57 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tarian Terakhir Merpati Hutan

Sabtu, 18 Okt 2025 - 13:23 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Hutan yang Menolak Mati

Sabtu, 18 Okt 2025 - 12:10 WIB

etika

Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap

Kamis, 16 Okt 2025 - 10:46 WIB