Penetapan Teluk Ciletuh di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menjadi kawasan taman bumi nasional harus memacu peningkatan kualitas hidup manusia setempat. Tidak hanya menjadi penonton, masyarakat juga harus terlibat mengelola kawasan itu.
“Selain menjaga keutuhan geologi, tujuan terpenting penetapan status taman bumi ini ialah meningkatkan kualitas manusia,” kata Ketua Gugus Tugas Taman Bumi Indonesia Yunus Kusumabrata di Bandung, Jawa Barat, Jumat (25/12).
Taman bumi merupakan konsep konservasi kawasan yang digagas Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO). Kawasan itu diharapkan memacu sinergi warisan budaya dan geologi serta potensi manusia dan keragaman alam sekitar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Setelah penyerahan sertifikat Ciletuh sebagai taman bumi nasional Indonesia di Bandung, tiga hari lalu, Yunus mengatakan, kompleks batuan tua yang muncul 50 juta-60 juta tahun lalu itu merupakan taman bumi nasional keempat di Indonesia.
Sebelumnya, Taman Bumi Rinjani, Kaldera Toba, dan Taman Bumi Merangin ditetapkan sebagai taman bumi nasional. Dua taman bumi lain bahkan diakui UNESCO, yaitu Gunung Batur dan Gunung Sewu.
Menurut dia, keterlibatan masyarakat amat vital dalam mengelola taman bumi. Hal itu bisa dilakukan dengan turut melestarikan lingkungan, mengelola potensi wisata, dan menjamin keselamatan pengunjung. Jika warga tidak dilibatkan, penetapan status itu bisa dicabut.
Menurut pemantauan Kompas,beberapa waktu lalu, di Ciletuh, sekitar 200 kilometer dari Kota Bandung, jalan di kawasan itu kecil dan rusak sehingga harga beragam komoditas 2-3 kali lebih mahal dibandingkan komoditas yang sama di Palabuhanratu, ibu kota Kabupaten Sukabumi.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Jawa Barat Deny Juanda mengatakan, perbaikan jalan akan dilakukan di jalur Bandung-Ciletuh. “Kami akan bangun dermaga dan pusat informasi guna mempermudah akses ekonomi warga dan pariwisata,” ujarnya.
Penasihat Ahli Misi UNESCO untuk Taman Bumi Guy Martini menilai, peningkatan status Ciletuh dari taman bumi nasional menjadi taman bumi UNESCO 2017 amat besar. (CHE)
——————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 26 Desember 2015, di halaman 14 dengan judul “Peningkatan Mutu Manusia Jadi Prioritas”.