SUTET Tak Mengganggu Kesehatan

- Editor

Kamis, 5 Mei 2011

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BELUM lama ini saya ditelepon seorang teman, doktor teknik elektro, yang sedang berhadapan dengan massa pemrotes SUTET (saluran udara tegangan ekstra tinggi) di Banten. Dia kesulitan menjelaskan kepada warga yang protes, bahwa radiasi elektromagnetik yang berasal dari Sutet  tidak mengganggu kesehatan.

Melalui ponselnya, saya ’’dipaksa’’ untuk menjelaskan dan berbicara dengan perwakilan warga.  Intinya, mereka khawatir terganggu kesehatannya, karena munculnya berbagai fenomena pada kabel jaringan listrik tegangan 500.000 volt tersebut.

Banyak fenomena menarik yang berkaitan dengan ini.  Hal tersebut benar-benar dapat dilihat, didengar dan dirasakan oleh warga yang bertempat tinggal di bawahnya.  Latar belakang pendidikan, kultur serta aspek sosial budaya lain, dapat mempengaruhi timbulnya persepsi terhadapnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sebagian memang merupakan suatu fenomena yang secara teknis mempunyai dasar ilmiah, tetapi seringkali merupakan persepsi yang tidak boleh dibantah begitu saja. Bahkan hal yang menyangkut sosial ekonomi, terutama turunnya nilai properti, juga merupakan fenomena sosial yang menarik.

Tes-pen Menyala ’’Mari kita buktikan sekarang, kalau tes pen dan neon bisa menyala di bawah Sutet, ’’kata perwakilan warga tersebut. Dalam kenyataannya, tes pen tersebut memang menyala, walaupun tidak disentuhkan pada benda apapun. ’’Saya tidak rela manusia dianggap sebagai kabel hidup !’’, teriak warga yang lain.

Memang, tes pen maupun neon tanpa kabel, bisa menyala, meskipun nyala neon tersebut agak redup. Ini fenomena yang benar-benar terjadi.

Tes pen yang menyala di bawah Sutet, mestinya sama dengan tes pen yang menyala di dekat pemancar radio, atau di koil mobil.  Juga, tes pen yang peka, lampu indikatornya akan menyala jika kita memegangnya, karena tubuh manusia pun mengandung listrik.

Bedanya, TV merupakan sarana hiburan yang sangat dibutuhkan, antena pemancar radio tidak dirasakan mengganggu, apalagi koil mobil. Lampu neon dan tes-pen dapat menyala, akibat mudahnya gas neon di dalam tabung lampu dan tes-pen terionisasi.
Letusan dan Busur Cahaya ’’Kami takut dan terganggu oleh bising yang berasal dari tiang-tiang tersebut. Kalau tidak percaya, silakan datang malam hari di bawahnya ….’’, keluh seorang warga yang telah belasan tahun bertempat tinggal di bawah tiang tersebut.

’’Kadang-kadang terdengar seperti bunyi letusan, atau malam hari terlihat warna merah menyala, seperti bara api  di atas rumah,  keluh warga yang lain.

Beberapa kejadian yang dikeluhkan itulah fenomena yang hampir dapat dijumpai di pemukiman di bawah saluran tegangan tinggi itu.  Asumsi warga, fenomena-fenomena tadi merupakan indikator dapat mengganggu kesehatan
Timbul Ionisasi Fenomena ini yang seringkali meresahkan warga yang bertempat tinggal di bawahnya, dapat dijelaskan dengan menggunakan teori James Clark Maxwell (1865). Sewaktu ia mengumumkan teorinya tentang ’’A dynamic theory of the electromagnetic field’’, suatu teori revolusioner tentang pergeseran arus yang diramalkan dapat menimbulkan gelombang elektromagnet yang merambat dengan kecepatan cahaya.

Pada waktu teori tersebut diumumkan, Maxwell belum menyebutnya sebagai suatu radiasi seperti yang kita kenal saat ini. Secara teoritis elektron yang membawa arus listrik pada jaringan tegangan tinggi akan bergerak lebih cepat bila perbedaan tegangannya makin tinggi.

Elektron yang membawa arus listrik pada jaringan interkoneksi dan juga pada jaringan transmisi, akan menyebabkan timbulnya medan magnet maupun medan listrik. Elektron bebas yang terdapat dalam udara di sekitar jaringan tegangan tinggi, akan terpengaruh oleh adanya medan magnet dan medan listrik, sehingga gerakannya akan semakin cepat dan hal ini dapat menyebabkan timbulnya ionisasi di udara.

Dalam hal ini elektron sebagai partikel yang bermuatan negatif dalam gerakannya akan bertumbukan dengan molekul-molekul udara sehingga timbul ionisasi berupa ion-ion dan elektron baru. Proses ini akan berjalan terus selama ada arus pada jaringan tegangan tinggi dan akibatnya ion dan elektron akan menjadi berlipat ganda terlebih lagi bila gradien tegangannya cukup tinggi.

Udara yang lembab karena adanya pohon-pohon di bawah jaringan tegangan tinggi akan lebih mempercepat terbentuknya pelipatan ion dan elektron yang disebut dengan avalanche. Akibat berlipat gandanya ion dan elektron, akan menimbulkan korona berupa percikan busur cahaya yang seringkali disertai pula dengan suara mendesis dan bau khusus yang disebut dengan bau ozone.

Peristiwa avalanche dan timbulnya korona akibat adanya medan magnet dan medan listrik pada jaringan tegangan tinggi maupun tegangan ekstra tinggi inilah yang sering dikeluhkan oleh warga yang bertempat tinggal di bawah atau di dekat Sutet.

Karena itu, fenomena teknis tersebut memang benar ada, meskipun tidak serta merta identik sebagai penyebab gangguan kesehatan, meskipun telah mengganggu ketenangan warga yang bertempat tinggal di bawah maupun di sekitarnya.  Gangguan terhadap ketenangan, apalagi sampai menimbulkan kecemasan, yang pada akhirnya mengganggu aktivitas warga secara sosial ekonomi, pada hakikatnya merupakan gangguan kesehatan.
Jangan Cemas Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut (Anies, 2007):

  • Atap rumah sebaiknya dari bahan yang tidak menghantarkan listrik, misalnya genting, asbes, sirap dan sebagainya.
  • Sebaiknya rumah berlangit-langit (plafon)
  • Atap rumah atau benda-benda di bawah Sutet yang terbuat dari logam atau dapat menghantarkan listrik, sebaiknya ditanahkan (grounding).
  • Tanamlah pohon di halaman kosong di sekitar rumah
  • Tidak keluar rumah sewaktu hujan atau cuaca buruk. (11)

Prof Dr dokter Anies, MKes, PKK, Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat  pada Fakultas Kedokteran Undip, peneliti radiasi elektromagnetik.

Sumber: Suara Merdeka, 5 Mei 2011

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Menghapus Joki Scopus
Kubah Masjid dari Ferosemen
Paradigma Baru Pengendalian Hama Terpadu
Misteri “Java Man”
Empat Tahap Transformasi
Carlo Rubbia, Raja Pemecah Atom
Gelar Sarjana
Gelombang Radio
Berita ini 16 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 20 Agustus 2023 - 09:08 WIB

Menghapus Joki Scopus

Senin, 15 Mei 2023 - 11:28 WIB

Kubah Masjid dari Ferosemen

Jumat, 2 Desember 2022 - 15:13 WIB

Paradigma Baru Pengendalian Hama Terpadu

Jumat, 2 Desember 2022 - 14:59 WIB

Misteri “Java Man”

Kamis, 19 Mei 2022 - 23:15 WIB

Empat Tahap Transformasi

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB