Musyawarah orangtua siswa dengan pengelola SMAN 3 Semarang, Jawa Tengah, Kamis (12/5), menghasilkan kesepakatan untuk membentuk tim yang bertugas berkomunikasi dengan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Dengan adanya kesepakatan ini, orangtua bersedia menunda pengajuan somasi ke pihak sekolah.
Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu yang mengikuti pertemuan tersebut mengatakan, Menristek dan Dikti akan diminta untuk memprioritaskan siswa SMAN 3 Semarang supaya bisa lolos pada seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN).
Pertemuan itu merupakan upaya menyelesaikan masalah kegagalan 380 siswa IPA SMAN 3 Semarang untuk lolos dalam seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN). Pertemuan tertutup itu juga dihadiri Kepala SMAN 3 Bambang Nianto Mulyo dan anggota Komisi X DPR, Noor Achmad.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Setengah jam sebelum pertemuan selesai, puluhan siswa berunjuk rasa. Mereka membawa poster-poster, antara lain berbunyi, “3 Tahun Kami Mengejar Nilai Sia Sia Karena Bapak”.
Hevearita menjelaskan, dari hasil pembahasan, terlihat tidak hanya sistem teknologi informasi sekolah yang lemah. Sistem TI Panitia SNMPTN juga dinilai memiliki kelemahan. “Tim juga akan mempertemukan pengelola TI SMA dengan tim TI panitia supaya jelas letak permasalahnya,” ucapnya.
Sejumlah siswa menuturkan, mereka menghimpun data, lalu memasukkan nilai sesuai petunjuk tim TI sekolah. Mereka mendapati ada kolom nilai yang kosong, baik di menu 1 maupun menu 2. Ketika mendapati hal tersebut, beberapa siswa mengaku berkonsultasi kepada guru dan pimpinan sekolah. Diperoleh jawaban bahwa kolom kosong untuk mata pelajaran tertentu boleh tidak diisi nilai.
“Sebelum masalah ini ramai, kami pernah menanyakannya ke kepala sekolah. Namun, pihak sekolah malah menyalahkan siswa. Banyak siswa yang tersakiti,” kata seorang siswa, Bagas Rizki.
Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemristek dan Dikti Intan Ahmad menyatakan tidak memberikan perlakuan istimewa kepada siswa yang tidak lolos SNMPTN akibat kesalahan sistem di sekolah. “Mereka harus bersaing dalam SBMPTN,” ujarnya.
Ketua Panitia SNMPTN Rochmat Wahab menyatakan, insiden itu diakibatkan kesalahan teknis yang dilakukan sekolah di dalam mengisi formulir pendaftaran SNMPTN yang dilakukan lewat situs resmi. “Ada nilai mata pelajaran yang tidak dimasukkan,” ucapnya. (DNE/WHO)
—————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 13 Mei 2016, di halaman 12 dengan judul “Dibentuk, Tim untuk Temui Menristek dan Dikti”.