Institut Penulis Indonesia dan situs www.institutpenulis.id resmi diluncurkan, Sabtu (11/6). Lembaga ini menawarkan jasa pelatihan menulis daring.
Pendiri dan CEO Institut Penulis Indonesia (Inspena) Bambang Trimansyah menjelaskan, Inspena hadir untuk menjawab kebutuhan keterampilan menulis di masyarakat. “Dunia kita tidak lepas dari tulis-menulis. Di kantor membuat laporan, membuat surat, menulis skripsi, atau ingin bikin puisi atau cerpen, semua menulis. Alangkah baiknya kalau kita punya keterampilan menulis,” ujar Bambang.
Adapun dengan metode secara daring, warga bisa kapan saja dan di mana saja mengakses materi pelajaran menulis di situs itu. Materi ditulis dan diunggah oleh para instruktur. Mereka antara lain Bambang Trimansyah, Fachmy Casofa, Tasaro GK, Hernowo Hasim, dan R Masri Sareb Putra.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Situs ini menawarkan sepuluh materi kursus inti, yakni penulisan akademis, bisnis, jurnalistik, kreatif, anak, buku, penyuntingan naskah, kewirausahaan penulis, penerbitan desktop, dan penerbitan digital. Sepuluh materi kursus inti itu akan diturunkan menjadi mata kursus yang lebih spesifik. Total terdapat 130 mata kursus yang kini ada di Inspena.
Materi kursus itu ada yang bisa diakses gratis, tetapi ada juga yang berbayar. Tarif termurah adalah Rp 199.000 untuk mata kursus menulis artikel, sedangkan termahal Rp 3 juta untuk materi kursus menulis buku dan sunting tingkat lanjut. Sekali membayar, pengguna dapat mengakses materi tersebut selamanya.
Metode pembelajaran yang diterapkan adalah mandiri. Jadi, Inspena hanya menyediakan materi pelajaran penulis. Namun, disediakan juga fitur forum pada situs sehingga memungkinkan pengguna berkomunikasi dengan instruktur. Mereka juga bersedia untuk memberi pengajaran secara tatap muka jika diundang.
Sejak pertama kali diuji coba pada Februari 2016 dan mulai membuka keanggotaan pada Mei 2016, kini Inspena telah memiliki 162 anggota.
Asosiasi penulis
Bambang mengatakan, selain memberikan materi pelatihan menulis, tujuan yang lebih besar dari didirikannya Inspena adalah mendorong dibentuknya asosiasi penulis. Selama ini pernah ada asosiasi penulis yang banyak digerakkan oleh para sastrawan, tetapi kini sudah tidak aktif.
“Akibatnya, kalau ada pihak menanyakan tarif untuk menyusun buku dan laporan, tidak ada tarif bakunya. Jadi, harganya, ya, menimbang-nimbang saja,” ujar Bambang. Kehadiran Inspena diharapkan menjadi rujukan dalam dunia tulis-menulis.
Hernowo Hasim, penulis buku dan salah satu instruktur Inspena, menyambut baik kehadiran Inspena. “Wadah kami bisa berbagi dan mengajak lebih banyak orang menikmati asyiknya menulis,” kata Hernowo. (C11)
————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 13 Juni 2016, di halaman 12 dengan judul “Situs Pelatihan Menulis Daring Diluncurkan”.