Pelajar Indonesia kembali menorehkan prestasi internasional. Pekan lalu, tim Indonesia mempersembahkan satu medali emas dan tiga medali perak dalam Olimpiade Kimia Internasional 2017 di Mahidol University, Salaya Campus, Thailand.
Kompetisi bidang kimia untuk siswa SMA tingkat dunia ke-49 ini diikuti peserta dari 80 negara pada 6-15 Juli. Medali emas diraih Dean Fanggohans (SMAN 8 Pekanbaru, Riau). Adapun medali perak dipersembahkan Fahmi Naufal Rizki (SMA Kharisma Bangsa, Tangerang Selatan), M Ridho Setiyawan (SMAN 1 Tahunan, Jawa Tengah), dan Mario Lorenzo (SMAK BPK Penabur Gading Serpong).
Riwandi Sihombing, pengajar Departemen Kimia F-MIPA Universitas Indonesia yang mendampingi tim Indonesia, menjelaskan, dalam kompetisi ini, kemampuan setiap siswa diuji dalam bidang teori dan keterampilan praktik eksperimen di laboratorium. Setiap negara peserta mengirimkan maksimum empat siswa terbaik yang terpilih setelah melalui empat tahapan proses seleksi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pada waktu hampir bersamaan, sebanyak 10 tim yang mewakili Indonesia meraih medali emas, perak, dan perunggu dalam kompetisi ilmiah I-RYSCE (International Royal Military College Young Scientist Conference and Exhibition) di Kuala Lumpur, Malaysia, 11-14 Juli.
Medali emas diraih Humam Arshad Mustagfirin dari SMPN 5 Yogyakarta dalam bidang environmental science, Ervin Christian dan Erwin Christian dari SMA Trinitas Bandung di bidang life science, dan Jonathan Tanuwijaya dari SMA Cita Hati Surabaya di bidang matematika.
Medali perak dimenangi Ni Nyoman Maylina Triastuti dan Ni Luh Putu Hardy Lestari dari SMAN 3 Denpasar serta Iqta Adzkia Rallie dan Alliza Khovshov Zanuba Dalil dari SMA Al Ma’soem Bandung di bidang environmental science. Kemudian, Nanda Nickola Bagus Adrian dari SMAN 3 Yogyakarta di bidang life science. Selain itu, Audrey Sintia dan Kenzir Nathanael dari Narada School Jakarta serta Vira Niyatasya Shiva Duarsa dan I Nyoman Surya Merta Yasa dari SMAN 3 Denpasar di bidang fisika.
Medali perunggu diberikan kepada Ni Putu Xyieloveeda Sequioa dari SMP Mardi Waluya Bogor di bidang environmental science serta Elfrida Eufraziana Botta dan Esther Gracia dari SMA Santo Antonius Jakarta di bidang matematika.
Direktur Center for Young Scientists Monika Raharti, sebagai pendamping delegasi Indonesia, ketika dihubungi di Jakarta, Senin, mengatakan bangga dengan prestasi ini. “Anak Indonesia memiliki potensi besar di kancah internasional dan penelitiannya tak kalah menarik. Penelitian mereka kuat karena memanfaatkan dan memaksimalkan peralatan di sekitar mereka. Itu kelebihan mereka,” tuturnya.
Kompetisi itu, lanjutnya, diikuti tim dari 11 negara. Beberapa tim negara lain didukung sejumlah afiliasi perguruan tinggi. Sementara delegasi Indonesia masih kurang untuk mendapatkan dukungan atau afiliasi dari riset-riset perguruan tinggi.(ELN/AYS)
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 18 Juli 2017, di halaman 11 dengan judul “Siswa Indonesia Raih Prestasi Internasional”.