Sistem Kluster Diterapkan

- Editor

Senin, 27 Maret 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tanah di Jawa Diarahkan untuk Konservasi Hutan
Pemerintah berencana menerapkan sistem kluster dalam pengelolaan tanah obyek reforma agraria dan perhutanan sosial yang dilepas kepada masyarakat. Selain dinilai lebih efisien secara ekonomi, sistem ini juga memberi kemudahan pengawasan dan perlindungan lingkungan.

“Misalnya, ada sebidang lahan berukuran 5 hektar yang dikelola bersama-sama oleh 20 keluarga,” kata Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution dalam acara dialog media bertema “Reforma Agraria dan Perhutanan Sosial” di Jakarta, Minggu (26/3). Turut hadir sebagai pembicara Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil serta Sekretaris Jenderal Direktorat Planologi Kehutanan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) Yuyu Rahajoe.

Lahan tersebut digunakan untuk menanam tumbuhan yang sama, baik berupa hortikultura maupun perkebunan atau tanaman hutan lain. Dengan demikian, produktivitas lahan diharapkan tumbuh baik. “Pemerintah dan masyarakat juga lebih mudah membangun sistem penyimpanan hasil panen, pemasaran, dan transportasi,” ujar Darmin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ia menekankan, tanah obyek reforma agraria (TORA) dan perhutanan sosial di Pulau Jawa tidak boleh digunakan untuk membuka sawah. Sawah yang sudah ada dimaksimalkan perawatan dan produksinya. TORA dan perhutanan sosial di Jawa hendaknya digunakan untuk menanam tumbuhan produktif lain ataupun penghijauan hutan. Langkah ini lebih mendukung konservasi hutan.

“Dibutuhkan aturan yang lebih terperinci tentang pengelolaan TORA dan perhutanan sosial. Jangan sampai TORA dipecah-pecah dalam sistem waris ataupun diperjualbelikan karena akan merusak sistem kluster,” kata Darmin.

Target 1,75 juta hektar
Sofyan Djalil menjelaskan, untuk tahun 2017, pemerintah menargetkan melepas 1,75 juta hektar lahan, yang berarti akan dibuatkan 5 juta sertifikat. Target untuk tahun 2018 lebih ambisius, yaitu 2,45 juta hektar atau 7 juta sertifikat. Mayoritas berupa lahan dan perkebunan.

“Khusus untuk hutan, ada 300.000-400.000 hektar yang termasuk ke dalam total target 2017. Umumnya berupa kebun-kebun yang berada di sekitar perusahaan inti. Secara status resmi, kebun itu masih terdaftar sebagai hutan,” tutur Sofyan. Selain itu, pemerintah mendorong konsolidasi lahan-lahan di perkotaan agar tidak dijadikan komoditas yang bisa dispekulasi.

Sejauh ini, KLHK mengidentifikasi ada 4,8 juta hektar lahan yang teridentifikasi akan dilepas kepada masyarakat. Langkah berikut ialah menurunkan tim untuk memverifikasi sebelum pelepasan dilaksanakan. “Lahan bisa diambil berdasarkan keputusan pemerintah, bisa juga atas usulan warga dan masyarakat adat,” ucapnya. (DNE)
—————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 27 Maret 2017, di halaman 13 dengan judul “Sistem Kluster Diterapkan”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 23 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB