Sepeda motor listrik Gesits akan diproduksi secara massal pada tahun 2018. Untuk mengantisipasi kebutuhan tenaga kerja di bidang pengembangan sepeda motor listrik, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Jawa Timur, mendirikan pusat riset dan pelatihan.
BAHANA PATRIA GUPTA–Mekanik merakit motor listrik GESITS di Teaching Industry Pusat Unggulan IPTEK-Sistem dan Kontrol Otomotif (PUI-SKO) Instittut Teknologi Sepuluh Nopember yang baru diresmikan oleh Menteri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi Muhammad Nasir di Surabaya, Jumat (15/12). Teaching Industry dibuat salah satunya untuk mendukung pengembangan tenaga kerja untuk sepeda motor listrik.
Pusat riset dan pelatihan atau Teaching Industry Institut Teknologi Sepuluh Nopember itu diresmikan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir, Jumat (15/12) di Surabaya. Acara itu dihadiri Rektor ITS Joni Hermana, Direktur PT Wijaya Karya Konstruksi dan Industri Oksarlidady Arifin, Direktur Gesits Harun Sjech, serta Ketua Pusat Unggulan Iptek Sistem dan Kontrol Otomotif Muhammad Nur Yuniarto.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Joni memaparkan, pendirian teaching industry diperlukan untuk mengantisipasi perkembangan sepeda motor listrik. Saat ini, ITS telah menciptakan sepeda motor listrik Gesits, yang mulai diproduksi massal tahun 2018. Dibutuhkan tenaga kerja untuk mendukung pengembangan sepeda motor listrik itu, antara lain di bidang perakitan, purnajual, serta riset dan pengembangan.
”Agar pengembangan sepeda motor listrik berlanjut, butuh tenaga kerja terampil yang terus berinovasi. Kami akan mencetak tenaga kerja itu dari teaching industry karena orang Indonesia punya kemampuan itu, tidak perlu dari asing,” ucapnya.
Teaching Industry ITS merupakan tempat melakukan riset sepeda motor listrik sekaligus mencetak tenaga kerja yang siap untuk industri. Mahasiswa dan masyarakat umum bisa terlibat mengembangkan sepeda motor listrik. Pada tahap awal, 25 mekanik mengembangkan perakitan Gesits guna mendukung produksi massal yang dilakukan PT Wijaya Karya (Wika) Konstruksi dan Industri serta Garansindo.
Yuniarto menambahkan, Teaching Industry ITS berawal dari bengkel mini seluas 9 meter persegi pada 2010. Saat ini, bangunan itu dipakai untuk melatih pekerja yang mampu merakit satu sepeda motor Gesits dalam 40 menit. ”Teaching industry mengkaji perakitan sebelum diterapkan ke industri,” ujarnya.
Sementara Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemristek dan Dikti Jumain Appe mengatakan, untuk sampai tahap sertifikasi produksi, Kemristek dan Dikti akan mendanai Rp 9,5 miliar hingga 2018 sebelum masuk industri untuk produksi massal.
Validasi desain, prototipe, dan produksi telah dilaksanakan PT Wika Konstruksi dan Industri. ”Ini adalah tahap untuk mendapat sertifikasi produksi,” kata Windya Darmawan, Manajer Pengembangan Bisnis dan Usaha Wika Konstruksi dan Industri.
Pemanfaatan
Menurut Nasir, produksi massal Gesits menunjukkan riset di perguruan tinggi kian bergairah. Hasil riset oleh dosen dan mahasiswa bisa diproduksi massal, tak berakhir di perpustakaan. ”Saya minta Kementerian Perhubungan dan Kementerian Perindustrian mempermudah syarat perizinan Gesits,” ujarnya.
Harun menjelaskan, perizinan akan diajukan setelah sepeda motor Gesits diproduksi awal 2018. Produksi dilakukan di kompleks industri milik Wijaya Karya di Bogor, dengan kapasitas produksi 50.000 unit per tahun.
Arifin menambahkan, pesanan Gesits telah mencapai 37.000 unit, sebagian besar untuk instansi pemerintah. Pada 2019 kapasitas produksi ditingkatkan jadi 100.000 unit. Pengoperasiannya di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi serta Surabaya dan Bali akan didukung Pertamina dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk pengisian dan penggantian baterai di stasiun pengisian bahan bakar umum. (SYA/YUN)
Sumber: Kompas, 16 Desember 2017