Hingga akhir 2015, baru 943.000 kilometer persegi wilayah Indonesia yang akan memiliki citra penginderaan jauh (inderaja) resolusi amat tinggi, 50-60 sentimeter. Artinya, obyek berukuran setengah meter di muka Bumi akan terlihat di citra. Luasan daerah yang diambil citra resolusi amat tinggi oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) itu baru separuh dari luas daratan Indonesia yang mencapai 1,9 juta kilometer persegi.
“Selain karena soal teknis, seperti tutupan awan abadi di sejumlah tempat, terbatasnya citra resolusi sangat tinggi yang sudah diambil karena dana terbatas,” kata Kepala Lapan Thomas Djamaluddin di Jakarta, Minggu (1/11). Total biaya pembuatan citra resolusi amat tinggi separuh Indonesia itu Rp 140 miliar sampai Rp 150 miliar. Sebagian besar dana itu berasal dari Badan Informasi Geospasial (BIG) yang akan memakai hasil pencitraan untuk menyusun peta dasar desa berskala 1:5000 atau 1 sentimeter pada peta mewakili jarak 50 meter pada jarak sesungguhnya (bukan 5 kilometer seperti diberitakan sebelumnya). Peta detail itu diperlukan untuk perencanaan tata ruang desa guna mendukung kebijakan pemerintah membangun dari pinggiran. Thomas menambahkan, Lapan punya citra inderaja beresolusi tinggi 1,5 meter bagi semua wilayah Indonesia. Citra itu akan disusun mozaiknya pada 2016. Dari mozaik itu, dikelompokkan daerah yang butuh peta detail skala 1:5000 berdasarkan citra resolusi amat tinggi dan daerah yang cukup dipetakan berdasarkan citra resolusi tinggi. Wilayah permukiman dan perbatasan hutan butuh peta detail karena perubahannya cepat, sedangkan puncak gunung atau hutan belantara pakai citra resolusi tinggi. (MZW)
—————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 2 November 2015, di halaman 14 dengan judul “Kilas Iptek”.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT