Semangat Berbagi Buku Bersambut Positif

- Editor

Jumat, 5 Januari 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Upaya mencerdaskan masyarakat dengan mengirim bahan bacaan ke pelosok menuai sambutan positif. Volume pengiriman buku ke daerah-daerah terpencil oleh Pustaka Bergerak, misalnya, mencapai 88,5 ton dalam waktu setengah tahun terakhir. Pendistribusian buku dilakukan secara gratis oleh PT Pos Indonesia.
Berbagai kalangan, termasuk perempuan pekerja migran, turut ambil bagian. Mereka menyumbang buku ke daerah asal. Dengan cara itu, mereka ingin wawasan generasi muda di daerah terbuka luas sehingga tidak perlu mengalami nasib menjadi tenaga kerja di negeri orang.

Koordinator Pustaka Bergerak, Nirwan Ahmad Arsuka, Kamis (4/1), menyatakan, besarnya volume paket buku yang terkirim ke daerah terpencil di Indonesia menunjukkan peningkatan partisipasi masyarakat. Nirwan menyebut, ibu-ibu, termasuk para perempuan pekerja migran, paling banyak terlibat dalam gerakan ini. ”Pengirim buku paling banyak dari TKW (tenaga kerja wanita) yang bekerja di Taiwan dan Hong Kong,” katanya.

Menurut Nirwan, pekerja migran itu tergerak untuk berkontribusi mengirimkan buku karena tidak ingin generasi muda di daerahnya menjalani nasib serupa menjadi tenaga kerja kasar di luar negeri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

KOMPAS/WAWAN H PRABOWO–Warga membaca buku yang menjadi koleksi Taman Baca Masyarakat Kolong di kolong jembatan layang Jalan Dewi Sartika, Cipayung, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten, Kamis (4/1). Taman baca yang dirintis komunitas sosial FISIP UIN Jakarta ini setidaknya memiliki sekitar 200 judul buku yang diakses oleh anak jalanan ataupun masyarakat lainnya.

Untuk itu, mereka aktif mengirimkan dana kepada sukarelawan Pustaka Bergerak untuk dibelikan buku dan didistribusikan ke daerah asal mereka. Kiriman buku perempuan pekerja migran terbanyak ke Lampung dan Jawa Timur. ”Secara keseluruhan, pengiriman buku banyak ke daerah-daerah di Indonesia timur,” ujarnya.

Buku-buku itu berasal dari sukarelawan yang tergabung aktif dalam simpul pustaka. Saat ini terdapat 850 anggota simpul pustaka yang tersebar di seluruh Indonesia. Buku-buku yang didistribusikan menjangkau wilayah Aceh hingga Papua.

”Jumlah yang terdata sampai saat ini 88,5 ton. Namun, itu belum termasuk kiriman dari masyarakat umum melalui jasa ekspedisi lain. Jumlahnya tentu jauh lebih besar,” katanya.

Diharapkan lebih banyak lagi masyarakat yang terlibat dalam gerakan tersebut. Selama ini, sukarelawan memanfaatkan media sosial untuk menyebarluaskan semangat berbagi buku kepada anak-anak di daerah terpencil.

Pertengahan Desember 2017, diserahkan 8.000 eksemplar buku dari anakbertanya.com kepada PT Pos Indonesia di Bandung. Buku itu selanjutnya dibagikan ke 480 taman baca dan rumah baca di seluruh Indonesia.

Pengadaan buku itu dilakukan lewat kerja sama Program Penelitian Pengabdian kepada Masyarakat dan Inovasi Institut Teknologi Bandung, PT Asuransi Jiwa Sequis Life, PT Asuransi Umum BCA, PT Asuransi Jiwa BCA, Tugu Group, serta PT Asuransi Samsung Tugu.

Mencerdaskan warga
Penggerak literasi di Kabupaten Banggai Laut, Sulawesi Tengah, Erni Aladjai, mengatakan, di wilayah itu tidak terdapat perpustakaan daerah. Kiriman buku dari masyarakat seluruh Indonesia membantu membuka cakrawala warga di Banggai Laut.

Anak-anak dan ibu-ibu di Banggai Laut sangat tertarik dengan buku-buku yang dikirim donatur. Berkat buku, wawasan mereka terbuka tentang budidaya ikan atau mengenali tumbuh- tumbuhan di sekitar untuk dijadikan obat atau lauk. Buku-buku sumbangan itu didistribusikan kaum perempuan yang berjalan kaki di sekitar delapan desa. Mereka berjalan sambil membawa buku yang diletakkan pada bois (keranjang pangan khas suku Banggai Laut).

”Anak-anak kini sudah jarang kenal bois. Kita tak sekadar membangun kesadaran membaca, tetapi juga merevitalisasi produk kebudayaan lokal,” ujarnya.

Erni mengapresiasi peran PT Pos Indonesia. Berkat dukungan BUMN itu, sukarelawan terbebaskan dari biaya distribusi buku. Sebagai gambaran, dulu, biaya pengiriman buku dari Jakarta ke Banggai Laut mencapai Rp 500.000 untuk beberapa eksemplar buku. (DD10/NAR)

Sumber: Kompas, 5 Januari 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB