Sejumlah langkah korektif sudah muncul di banyak kampus. Beberapa mahasiswa sudah sadar untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Inisiatif-inisiatif juga datang dari pimpinan tertinggi universitas.
Permasalahan sampah masih menjadi penghambat serius bagi perguruan tinggi Indonesia masuk jajaran kampus berkelanjutan atau terhijau di dunia. Meski begitu, upaya perbaikan dari tahun ke tahun terus menunjukkan hasil.
Universitas Indonesia melalui UI GreenMetric merilis peringkat terbaru kampus paling berkelanjutan, baik di tingkat dunia maupun nasional. Tidak ada satu pun nama universitas dari Indonesia yang masuk dalam jajaran 20 kampus paling berkelanjutan di dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN (SET)–Sejumlah rusa timor (Cervus timorensis) bebas berkeliaran di hutan kota di dalam Kampus Universitas Indonesia di Depok, Minggu (8/4/2012).
Ketua UI GreenMetric Riri Fitri mengatakan, masih sulit bagi universitas di Indonesia untuk setara dengan universitas-universitas berkelanjutan di dunia. Hal ini justru menjadi tantangan bagi Indonesia agar dapat terus berbenah.
”Masih banyak yang harus kita kerjakan, terlebih jumlah mahasiswa kita juga sangat banyak. Kita masih punya permasalahan tentang sampah,” katanya, Rabu (3/12/2019), di Depok, Jawa Barat.
Kendati demikian, sejumlah langkah korektif sudah muncul di banyak kampus. Beberapa mahasiswa sudah sadar untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Inisiatif-inisiatif juga datang dari pimpinan tertinggi universitas.
”Beberapa universitas sudah menunjukkan hasil dan bukti yang lebih bagus dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya dalam UI GreenMetric,” katanya.
Tahun ini menjadi kali ke-10 bagi UI GreenMetric merilis peringkat universitas berkelanjutan di dunia. Tahun ini, Universitas dan Penelitian Wageningen Belanda masih menjadi universitas paling berkelanjutan sejak 2017. Peringkat kedua dan ketiga ditempati oleh Universitas Oxford, Inggris, dan Universitas California Davis, Amerika Serikat.
Selain itu, UI GreenMetric juga merilis peringkat kampus paling berkelanjutan di Indonesia. Universitas Indonesia menduduki peringkat pertama. Diikuti oleh Institut Pertanian Bogor, Universitas Gadjah Mada, Universitas Diponegoro, dan Institut Teknologi Sepuluh November.
KOMPAS/FAJAR RAMADHAN–Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) Muhammad Dimyati menyerahkan piagam penghargaan Kampus Paling Berkelanjutan di Indonesia kepada Rektor Universitas Indonesia Muhammad Anis.
Adapun peringkat keenam hingga kesepuluh kampus paling berkelanjutan di Indonesia ditempati oleh Universitas Negeri Semarang, Universitas Sebelas Maret, Universitas Islam Indonesia, Telkom University, dan Universitas Padjadjaran.
Riri menyebutkan ada enam kriteria yang menjadi basis penilaian. Enam kriteria tersebut adalah pengaturan dan infrastruktur, manajemen sampah, manajemen air, transportasi, energi dan perubahan iklim, serta pendidikan.
”Pendidikan ini terkait dengan bagaimana kegiatan kemahasiswaannya. Berhubungan dengan lingkungan hidup atau tidak dan bagaimana penggunaan listriknya,” ujar Riri.
Cakupan luas
Sejak 10 tahun digagas, UI GreenMetric semakin memiliki cakupan yang lebih luas. Tahun ini, jumlah pesertanya mencapai 780 universitas dari 85 negara. Adapun, pada 2018 jumlahnya 719 universitas dari 81 negara. Sementara di tingkat nasional, jumlah peserta sebanyak 72 universitas.
”Meski inisiatornya dari Universitas Indonesia, bagaimanapun ini menyangkut nama baik negara,” kata Rektor Universitas Indonesia Muhammad Anis.
Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) Muhammad Dimyati mengatakan, inovasi UI GreenMetric merupakan langkah yang mulia. Hal ini bisa mendorong mahasiswa menyadari manfaat pembangunan berkelanjutan.
KOMPAS/AGUS SUSANTO (AGS)–Mahasiswa berjalan menuju fakultas di Institut Pertanian Bogor (IPB), Dramaga, yang rindang karena banyak pohon, 9 September 2015.
Selain itu, ajang UI GreenMetric World University Ranking 2019 menjadi pembuktian bahwa tidak selamanya kinerja Indonesia mengacu pada pemeringkatan negara lain. Dengan ini, banyak negara yang akan mengacu pada pemeringkatan yang kita lakukan.
”Sangat membanggakan karena ajang ini juga menjadi ajang kompetisi dunia. Kami akan mendukung agar semakin populer,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya dalam sambutan yang dibacakan Inspektur Jenderal Kementerian LHK Laksmi Wijayanti menyatakan, UI GreenMetric telah mendorong kontribusi pihak universitas dalam mengantisipasi dampak perubahan iklim.
”Dalam pertemuan G-20, Indonesia berkali-kali menekankan komitmennya dalam memerangi perubahan iklim. UI GreenMetric menjadi langkah nyatanya,” ujarnya.
Oleh FAJAR RAMADHAN
Editor HAMZIRWAN HAM
Sumber: Kompas, 3 Desember 2019