Sampah Elektronik Tak Terdata Baik

- Editor

Kamis, 19 Maret 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indonesia Tanpa Pusat Daur Ulang
Volume sampah elektronik terus bertambah, tetapi belum ada satu pun pusat daur ulangnya di Indonesia. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2014, tercatat 19.300 ton sampah elektronik dari sekitar 2.000 industri besar. Itu belum termasuk data dari sektor rumah tangga dan industri kecil-menengah.
“Selama ini, pengelolaan hanya secara dismantling, memisahkan komponen elektronik,” kata Sayid Muhadhar, Asisten Deputi Bidang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun, Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, dan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, di Jakarta, Rabu (18/3).

Sampah elektronik yang tergolong bahan berbahaya dan beracun (B3) dapat mencemari lingkungan dan membahayakan manusia jika dibiarkan terpapar di lingkungan tanpa pengelolaan. Baterai, aki, telepon seluler, televisi, dan pendingin ruangan yang rusak dan tak terpakai merupakan limbah mengandung B3, seperti timbal dan polychlorinated biphenyl (PCB).

Saat dibakar, PCB menghasilkan dioksin yang mengganggu organ pernapasan. Material PCB yang terurai dan terakumulasi memicu kanker (karsinogen).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hingga kini, hanya ada empat tempat pemisahan sampah elektronik. Tiga tempat berada di Jawa dan satu lagi di Batam. Komponen sampah elektronik yang masih bisa digunakan, seperti plastik dan tembaga, dipisahkan lalu diekspor ke Singapura untuk didaur ulang.

SWITZERLAND RECYCLINGMenurut Sayid, ketiadaan pusat daur ulang di Indonesia terkait lemahnya pendataan sampah elektronik. “Dengan ketersediaan data, investor baru bisa diundang bekerja sama membuat pusat daur ulang,” kata Sayid.

Tahun ini, pemerintah berencana mendata sampah elektronik. Caranya, menginventarisasi semua industri elektronik dan barang elektronik milik swasta dan pemerintah.

Layanan daring
Di tengah ketiadaan pusat daur ulang sampah elektronik nasional, muncul usaha daur ulang swasta. Senin lalu, PT Mitra Kersa Artha, perusahaan yang menaungi iSiaga, meluncurkan Ecocash. Ecocash adalah layanan daring yang siap membeli sampah elektronik untuk didaur ulang.

Amrit Gurbani, Co-founder PT Mitra Kersa Artha, mengatakan, sampah elektronik itu akan didaur ulang perusahaan kecil di Bekasi dan Jakarta Selatan. “Sampah tidak kami jual, tetapi disalurkan ke tempat daur ulang,” ujarnya.

Deputi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bidang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun, Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, dan Sampah Muhammad Ilham mengapresiasi usaha itu. “Namun, setiap perusahaan yang ingin mendaur ulang wajib mendapatkan izin dari Kementerian LHK,” kata Ilham.

Menurut dia, dibutuhkan teknologi, lokasi, dan bahan baku yang tepat untuk mendaur ulang. Itu agar masyarakat di sekitar tempat daur ulang tidak terkena risiko dari sampah elektronik.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga, setiap produsen (penghasil limbah) harus melakukan extended producer responsibility (EPR), yakni menarik kembali sampah yang dihasilkan untuk didaur ulang. “Namun, ini masih sukarela, belum diwajibkan,” kata Ilham.

Anggota Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Tulus Abadi mengatakan, sampah elektronik semestinya jadi tanggung jawab industri elektronik. “Jangan hanya menjual produk, tetapi industri elektronik harus menyediakan sistem untuk mengurangi dampak limbahnya. Itu tanggung jawab perusahaan,” ujarnya.

Menurut dia, perusahaan dapat membeli lagi produk elektronik yang tidak digunakan konsumen. “Meskipun belum ada pengaduan, ribuan limbah elektronik itu mau dibawa ke mana?” katanya. (B05)
—————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 19 Maret 2015, di halaman 13 dengan judul “Sampah Elektronik Tak Terdata Baik”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 55 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB