Rama Raditya; Gaungkan Harapan Warga kepada Pejabat Publik

- Editor

Kamis, 7 Januari 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sebagian besar warga kota besar tidak mengenal lurah dan camat di tempat tinggal mereka. Padahal, merekalah ujung tombak kepentingan rakyat. Berbekal cita-cita membuat kota lebih layak huni, Rama Raditya (32) menciptakan aplikasi media sosial untuk menjembatani komunikasi serta interaksi antara masyarakat dan pejabat publik.

Melalui aplikasi Qlue, warga DKI Jakarta bisa berinteraksi dengan pejabat sipil dan melaporkan keluhannya. Laporan seperti tumpukan sampah, kepadatan lalu lintas, pohon tumbang, pedagang kaki lima, dan jalan berlubang disampaikan melalui foto dan catatan lokasi. Harapannya, lurah dan camat bisa segera menindaklanjuti laporan tersebut.

“Dengan aplikasi Qlue, warga bisa berpartisipasi membuat Jakarta lebih nyaman dan layak huni. Pada waktu bersamaan, Pemprov DKI Jakarta bisa mengetahui apa yang paling dibutuhkan warga,” kata Rama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Keinginan Rama menciptakan Qlue terinspirasi dari pengalaman pribadinya. Lulusan Valley Forge Military Academy & College, Wayne, Pennsylvania, Amerika Serikat, itu sering kesulitan dalam berkomunikasi dengan pemangku kebijakan. Dia juga kesal dengan berbagai masalah di Ibu Kota, seperti birokrasi yang lama dan berbelit-belit. Seperti kebanyakan warga lain, Rama kesulitan melapor kepada pejabat terkait.

“Bagaimana mau melapor, kenal dengan lurah atau camat saja enggak,” katanya.

Dia lalu mendapat ide menciptakan aplikasi yang memudahkan masyarakat berinteraksi dengan pejabat sipil. Setelah rancangan aplikasi selesai dibuat, Qlue ditawarkan kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Tak disangka, Basuki tertarik. Dia mengajak Rama berkolaborasi membuat program Smart City Jakarta.

Dalam program itu, Basuki menggabungkan laporan lain sehingga menjadi data suara publik yang menentukan kebijakan. Melalui portal smartcity.jakarta.go.id, masyarakat bisa mengakses sekitar 200 jenis informasi dari 25 satuan kerja perangkat daerah (SKPD), termasuk laporan melalui Qlue.

Aplikasi lain yang masuk dalam program Smart City Jakarta adalah Cepat Respons Opini Publik (CROP) yang dipakai pegawai negeri sipil Pemprov DKI Jakarta. Berbagai tanggapan atau tindakan yang diambil pejabat publik untuk merespons laporan masyarakat dipakai untuk menilai kinerja SKPD.

“Mau enggak mau, sekarang lurah dan camat berlomba-lomba untuk perform,” tutur Rama.

Pakai ruko
Seluruh aktivitas operasional Qlue dilakukan di sebuah ruko tiga lantai yang difungsikan sebagai kantor di Jalan Warung Buncit Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Lantai 1 dipakai untuk ruang tamu, lantai 2 sebagai ruang rapat serta ruang kerja perancang grafis dan ahli IT, sementara lantai 3 untuk ruang pemasaran produk.

Sekitar 20 pekerja kreatif Qlue berusia 20-35 tahun. Mereka bekerja dalam posisi melingkar menghadap layar komputer datar. Tak ada sekat di antara meja pekerja sehingga suasananya terasa akrab dan terbuka.

Pekerja kreatif Qlue mengenakan pakaian bebas, boleh berkemeja atau berkaus sesuai karakter masing-masing. “Kalau lagi bosan bekerja, kami biasanya main game,” tutur Rama.

Qlue dikembangkan perusahaan lokal PT TerralogiQ Integrasi Solusi yang bermitra langsung dengan Google. Perusahaan itu didirikan Rama dan Andre Hutagalung (34) sejak 2013. “Kalau Rama banyak berperan menciptakan ide bisnis dan menawarkan produk, saya bekerja di balik layar mewujudkan ide itu,” tutur Andre.

Saat wawancara dilakukan, Kompas duduk di ruang pertemuan bersama sejumlah kreator Qlue. Rama menanggapi wawancara melalui sambungan telepon-video yang dilakukannya dalam perjalanan ke suatu tempat. Wajah Rama muncul dalam layar datar di dinding. Komunikasi teleconference menggunakan teknologi Skype kerap dilakukan kreator muda ini untuk mengefektifkan waktu kerja.

Qlue diluncurkan Desember 2014. Dalam waktu singkat, aplikasi berbasis pemetaan data itu diunduh lebih dari 120.000 orang.

Pengguna Qlue, menurut Rama, masih sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk Jakarta yang lebih dari 9 juta jiwa. Namun, setiap hari, ada lebih dari 1.000 laporan masuk ke dalam aplikasi ini.

Selain menyampaikan keluhan, pengguna juga bisa mengapresiasi kuliner, produk dan jasa, kesehatan, bisnis, pendidikan, serta berbagai kegiatan hiburan. Qlue bisa diunduh gratis melalui perangkat Android dan IOS.

Saat pertama dioperasikan, tak semua pejabat sipil lihai dalam menggunakan ponsel pintar. Kebanyakan pejabat mengantongi gadget canggih, tetapi tidak bisa menggunakan berbagai fitur yang tersedia. Selain itu, masih banyak lurah dan camat yang ogah-ogahan menindaklanjuti laporan masyarakat.

Kebijakan Gubernur DKI Jakarta yang sering merombak susunan pejabat sipil lambat laun memengaruhi kinerja bawahannya. Para pemangku kebijakan di tingkat kelurahan dan kecamatan mulai tanggap dan berlomba-lomba menjadi pelayan masyarakat yang terbaik.

Qlue bukanlah aplikasi pertama yang diciptakan TerralogiQ untuk mendukung kinerja aparatur negara. Selain Qlue, Rama juga membuat sejumlah aplikasi berbasis pemetaan data lain. Salah satunya dipakai untuk mendukung kinerja Badan SAR Nasional (Basarnas).

Aplikasi diciptakan untuk memudahkan anggota Basarnas menangani musibah dan mengevakuasi korban bencana.

Pada Oktober lalu, TerralogiQ meluncurkan aplikasi Qlue Transit yang bisa dipakai warga DKI Jakarta untuk memantau pergerakan dan kondisi bus transjakarta. Aplikasi ini juga diciptakan agar masyarakat bisa melaporkan kondisi halte yang mereka singgahi. Perusahaan ini juga membuat aplikasi untuk mendukung Smart City di 30 kota dan kabupaten di Indonesia.

Coba-coba
Sebelum terjun dalam dunia bisnis, Rama sempat pindah bekerja beberapa kali sampai membuat perusahaan sendiri. Saat pertama kali mendirikan PT TerralogiQ Integrasi Solusi, ia kerja serabutan. “Mulai dari fotokopi materi sampai jualan produk door to door,” kata Rama.

Produk pertama perusahaan ini adalah aplikasi berbasis pemetaan data yang dipakai perusahaan ritel minimarket dengan nilai sekitar Rp 200 juta. Uang yang terkumpul dipakai untuk mengembangkan Qlue. Sekarang, perusahaan ini memiliki delapan produk yang berhubungan dengan pusat komando berbagai sektor, mulai dari perkebunan, perbankan, ritel, hingga pemerintahan. Rama beserta timnya bekerja sama dengan pemimpin perusahaan, pemerintah, dan kementerian.

b531a9aae6e04fa4a1c0ddf3a36f16bbKOMPAS/DENTY PIAWAI NASTITIE

RAMA RADITYA
LAHIR: Jakarta, 30 Oktober 1983

PENDIDIKAN:
Valley Forge Military Academy & College Highschool Graduate, Information Technology 2000–2002
Strayer University, Bachelor of Applied Science, Computer and Information Systems Security/Information Assurance 2002-2005
Strayer University, Master of Science, Management Information Systems, General 2005-2007

DENTY PIAWAI NASTITIE
————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 7 Januari 2016, di halaman 16 dengan judul “Gaungkan Harapan Warga kepada Pejabat Publik”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan
Pemuda Jombang ini Jelajahi Tiga Negara Berbeda untuk Menimba Ilmu
Mochammad Masrikhan, Lulusan Terbaik SMK Swasta di Jombang yang Kini Kuliah di Australia
Usai Lulus Kedokteran UI, Pemuda Jombang ini Pasang Target Selesai S2 di UCL dalam Setahun
Di Usia 25 Tahun, Wiwit Nurhidayah Menyandang 4 Gelar Akademik
Cerita Sasha Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran Unair, Pernah Gagal 15 Kali Tes
Sosok Amadeo Yesa, Peraih Nilai UTBK 2023 Tertinggi se-Indonesia yang Masuk ITS
Profil Koesnadi Hardjasoemantri, Rektor UGM Semasa Ganjar Pranowo Masih Kuliah
Berita ini 8 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Kamis, 28 September 2023 - 15:05 WIB

Pemuda Jombang ini Jelajahi Tiga Negara Berbeda untuk Menimba Ilmu

Kamis, 28 September 2023 - 15:00 WIB

Mochammad Masrikhan, Lulusan Terbaik SMK Swasta di Jombang yang Kini Kuliah di Australia

Kamis, 28 September 2023 - 14:54 WIB

Usai Lulus Kedokteran UI, Pemuda Jombang ini Pasang Target Selesai S2 di UCL dalam Setahun

Minggu, 20 Agustus 2023 - 09:43 WIB

Di Usia 25 Tahun, Wiwit Nurhidayah Menyandang 4 Gelar Akademik

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB