Program Gelar Ganda Diburu

- Editor

Kamis, 22 Mei 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indonesia melalui Pusat Pengembangan Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh se-Asia Tenggara (Southeast Asian Ministers of Education Regional Open Learning Centre/ SEAMOLEC) menggelar program gelar ganda antar-perguruan tinggi di negara-negara Asia Tenggara plus Korea Selatan, India, Tiongkok, dan Jepang. Makin banyak gelar ganda disandang mahasiswa-mahasiswa Indonesia, makin besar peluang kerja dan makin luas pengembangan jaringan.

Program gelar ganda pertama SEAMOLEC adalah antara Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Pukyong National University (PKNU), di Busan, Korea Selatan. ITB dan PKNU bersama SEAMOLEC akan menandatangani nota kesepahaman gelar ganda ini pada 23 Mei 2014 di PKNU.

Direktur SEAMOLEC Gatot Hari Priowirjanto mengatakan, gelar ganda merupakan jembatan untuk kolaborasi riset antardosen, pembimbingan mahasiswa, pembuatan jurnal, dan membangun jaringan yang lebih luas. Untuk tahap awal, fakultas di ITB yang diikutsertakan di program ini adalah Sekolah Teknik Elektro dan Informatika serta Fakultas Pertambahan Teknik Perminyakan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Keuntungan program ini juga, biaya tidak mahal karena mahasiswa strata satu hingga strata tiga Indonesia hanya setahun belajar di luar negeri. Waktunya cepat. Yang tidak kalah penting, ada pengakuan kesetaraan antar- kedua negara,” kata Gatot di Busan, Korea Selatan, Rabu (21/5), seperti dilaporkan wartawati Kompas, Susi Ivvaty.

Program gelar ganda ini sudah dirintis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) sejak 1997, sebelum muncul SEAMOLEC. Kerja sama waktu itu dilakukan antara Politeknik Elektronika Institut Teknologi Surabaya dan perguruan tinggi di Jerman untuk strata satu.

”Waktu itu sampai lima angkatan dan saya masuk angkatan kedua. Waktu itu programnya tiga bulan kuliah lalu tiga bulan magang di perusahaan, begitu sampai lulus,” kata Cahya Kusuma Ratih, Manajer Isi-Teknologi Informatika di SEAMOLEC, yang pernah mengikuti program gelar ganda Kemdikbud itu.

Koordinator Biro Perencanaan dan Kerja sama Internasional Kemdikbud AB Susanto mengatakan, program gelar ganda yang dijalankan Kemdikbud dimulai pada 2006. ”Sudah banyak kerja sama dengan Thailand, Singapura, Filipina, dan Kamboja, mulanya dulu lewat program beasiswa unggulan,” ujar Susanto.

Sumber: Kompas, 22 Mei 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB