Melalui hasil ujian tulis berbasis komputer, lulusan SMA/MA/SMK/sederajat dapat membidik program studi dan PTN yang sesuai dengan kemampuan mereka.
Ujian Tulis Berbasis Komputer diharapkan bisa memberi standar masuk perguruan tinggi negeri yang baik. Selain itu, juga menargetkan betul-betul bisa menyeleksi calon mahasiswa yang memang menunjukkan kemampuan menyelesaikan perkuliahan, di samping juga memetakan minat calon mahasiswa.
Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) diadakan oleh Lembaga Masuk Perguruan Tinggi (LMPT). “Selama ini, standar masuk PTN (perguruan tinggi negeri) bervariasi sehingga berisiko meluluskan calon mahasiswa yang sebenarnya tidak memiliki kapasitas mengikuti perkuliahan,” kata Ketua LMPT Ravik Karsidi saat dihubungi di Solo, Jawa Tengah, pada hari Senin (7/1/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA (WEN)–Suasana ujian Seleksi Bersamal Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di Universitas Negeri Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah, tahun lalu.
Ia mengungkapkan, rektor-rektor PTN banyak yang mengeluhkan mahasiswa membutuhkan lebih dari 4 tahun untuk lulus kuliah. Bahkan, juga ada yang memutuskan untuk berhenti kuliah di pertengahan semester. Hal ini menjadi beban bagi efisiensi dana dan kinerja PTN karena berpengaruh kepada program perkuliahan untuk angkatan yang baru masuk.
Dua kompetensi
Ravik menjelaskan, UTBK akan menguji dua kompetensi peserta, yaitu akademik yang melihat kecakapan penguasaan materi belajar melalui soal-soal berpikir tingkat tinggi dan potensi skolastika. Potensi skolastika bertujuan mengukur daya nalar, kreativitas berpikir, kemampuan mencari solusi, dan motivasi belajar.
“Berbeda dengan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), ketika mengikuti UTBK peserta tidak perlu memilih PTN maupum program studi (prodi) yang akan diambil,” tutur Ravik.
Pendaftaran untuk UTBK dilakukan pada tanggal 1 Maret hingga 1 April. UTBK dilaksanakan pada 13 April hingga 26 Mei, yaitu pada hari-hari di akhir pekan. Tempat pelaksanaannya adalah 74 PTN yang ditunjuk sebagai pusat ujian. Peserta boleh mengambil UTBK sebanyak dua kali.
Setelah mengikuti UTBK, peserta akan memperoleh nilai hasil. Menurut Ravik, rencananya nilai tersebut akan menjelaskan aspek-aspek tiap bidang ilmu. “Misalnya, ada dua peserta sama-sama mendapat nilai 100. Peserta pertama lebih unggul di bidang bahasa, sementara peserta kedua mendapat skor lebih besar di bidang matematika,” tuturnya.
Melalui hasil UTBK peserta bisa mencari prodi dan PTN yang sesuai dengan kemampuan mereka. Prodi dan PTN akan mengumumkan syarat minimal kelulusa SBMPTN. Ketika pendaftaran SBMPTN dibuka pada tanggal 10 Juni, peserta tinggal memasukkan skor UTBK ke prodi dan PTN yang dituju. Sistem komputer secara otomatis yang melakukan penyaringan sesuai kuota setiap prodi.
Menurut Ravik cara ini diharapkan bisa membantu calon mahasiswa memetakan kemampuan dan memilih jurusan yang cocok dengan minat serta kompetensi mereka. Dengan begitu, bisa meminimalisir siswa yang salah jurusan ataupun terpaksa masuk ke suatu prodi karena tekanan orangtua.
Kerja sama
Ravik menjelaskan, penyelenggaraan UTBK dilakukan oleh 74 PTN. Akan tetapi, lokasinya tidak terbatas di fakultas. Apabila PTN tidak memiliki cukup komputer, bisa bekerja sama dengan institut di sekitar. “Misalnya, Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) bekerja sama dengan SMA dan SMK di Solo untuk meminjam laboratorium komputer mereka. Pengawas dari UNS bertanggung jawab memastikan pelaksanaan UTBK sesuai standar,” ujar Ravik yang juga rektor UNS.
SNMPTN
Sementara itu, Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) masih berlangsung seperti tahun-tahun sebelumnya, walaupun penyelenggaraannya kini juga di bawah LMPT. SNMPTN mencari calon mahasiswa berdasarkan nilai rapor sejak semester I di SMA atau lembaga sederajat.
Pendaftaran dilakukan tanggal 4-25 Januari. Sekolah berakreditasi A boleh mendaftarkan 40 persen siswa mereka untuk SNMPTN, sekolah berakreditasi B mendapat jatah 25 persen, dan sekolah akreditasi C maupun tanpa akreditasi hanya boleh mendaftarkan 5 persen siswa.
“Pengumuman kelulusan SNMPTN pada tanggal 25 Maret. Jika tidak lulus, peserta masih memiliki waktu mendaftat ikut UTBK,” ucap Ravik.
Prestasi
Wakil Rektor I Universitas Indonesia (UI) Bambang Wibawarta mengatakan, dalam pendaftaran UTBK pihaknya juga meminta peserta melampirkan bukti-bukti prestasi akademis dan non akademis. Tahun ini UI memberi kuota 40 persen bagi SBMPTN, 30 persen untuk SNMPTN, dan 30 persen untuk ujian masuk mandiri.
“Untuk wilayah Jakarta, UI mengoordinasi UTBK di Universitas Pembangunan Veteran, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah, dan Universitas Negeri Jakarta,” katanya. Di UI sudah disediakan 7.600 unit komputer.
Sementara itu, Kepala Humas Universitas Gadjah Mada Iva Ariani menuturkan, sembikan fakultas siap menjadi tempat pelaksanaan UTBK. Total ada 1.700 komputer yang bisa digunakan. “Kuotanya adalah 45 persen SBMPTN, 25 persen SNMPTN, dan 30 persen jalur mandiri,” ucapnya.–LARASWATI ARIADNE ANWAR
Sumber: Kompas, 8 Januari 2019