Populasi Elang Jawa di Tahura Raden Soerjo Kian Susut

- Editor

Selasa, 31 Mei 2011

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Populasi elang Jawa (Spizaetus bartelsi) di Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, Jawa Timur, terancam punah. Kerusakan hutan di wilayah itu diduga menjadi penyebab penurunan populasi burung langka tersebut.

Hasil pemantauan terakhir ProFauna, yang dilaksanakan pada Juli 2010 hingga April 2011, menunjukkan jumlah elang Jawa di Tahura Raden Soerjo tinggal dua ekor. Jumlah ini menurun jika dibandingkan dengan hasil pemantauan ProFauna pada 2009, yang masih menjumpai ada enam ekor.

“Menyusutnya hutan primer yang menjadi habitat elang Jawa memberi kontribusi besar bagi berkurangnya populasi elang Jawa,” kata Ketua ProFauna Indonesia Rosek Nursahid, Jumat pekan lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Untuk mempertahankan populasi elang Jawa di Tahura Raden Soerjo, ProFauna meminta aksi perusakan Tahura R. Soerjo maupun hutan lain di Pulau Jawa dihentikan. “Sudah seharusnya pemerintah menghentikan laju deforestasi,” ujar Rosek. Berkurangnya populasi elang Jawa juga dipengaruhi oleh penggunaan pestisida pada lahan pertanian yang berbatasan dengan hutan.

ProFauna memperkirakan jumlah total elang Jawa yang terdapat di alam tak lebih dari 400 ekor. Menurut catatan ProFauna, selain di Tahura Raden Soerjo, ada sejumlah tempat di Jawa Timur yang juga menjadi habitat elang Jawa, antara lain Pulau Sempu, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Taman Nasional Merubetiri, Taman Nasional Alas Purwa, Lebakharjo, Pegungan Hyang, dan Kawah Ijen.

Elang Jawa bisa hidup di hutan primer dari ketinggian 0 hingga 3.000 meter dari permukaan laut. Satwa ini adalah burung pemburu berukuran besar (60 sentimeter), yang dalam rantai makanan berposisi sebagai top predator. Burung ini memangsa burung-burung besar dan mamalia, seperti ayam hutan, tupai, musang, jelarang, dan kelelawar buah.

Pertumbuhan elang Jawa sangat lambat. Elang Jawa hanya bisa bertelur satu butir, yang akan dierami selama sekitar 47 hari. Setelah anaknya lahir, selama 1,5 tahun anak elang Jawa itu akan hidup bersama induknya. Satwa ini dianggap dewasa ketika berumur 3 atau 4 tahun dan hanya berbiak satu atau dua tahun sekali. BIBIN BINTARIADI | ABDI PURNOMO

Sumber: Koran Tempo, 31 Mei 2011

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB