Pertanian Ramah Gambut Tingkatkan Pembangunan Desa

- Editor

Sabtu, 20 Juni 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pengembangan pertanian di lahan gambut dengan bijak dan benar dapat membangkitkan ekonomi masyarakat dan mendorong pembangunan desa.

KOMPAS/IRMA TAMBUNAN—Praktik membuka lahan tanpa bakar dan pemanfaatan teknologi berkelanjutan atau disebut pertanian organik kian menguat di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, seiring dukungan pemerintah kabupaten setempat. Petani secara sadar berupaya memulihkan kembali gambut yang rusak dan mengembalikan potensi wilayah tersebut sebagai sentra produksi beras utama kedua di Provinsi Jambi.

Revitalisasi dan pemanfaatan lahan gambut terus dilakukan melalui program desa peduli gambut. Ekonomi kerakyatan dan pembangunan desa pun dapat didorong melalui sektor pertanian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hingga Juni 2020, terdapat 525 desa peduli gambut (DPG) di Indonesia. Desa-desa tersebut berada di Kalimantan Tengah (147), Riau (123), Kalimantan Barat (90), Sumatera Selatan (73), Jambi (44), Kalimantan Selatan (36), dan Papua (12).

Deputi Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi, dan Kemitraan Badan Restorasi Gambut (BRG) Myrna Safitri menyampaikan, terdapat 366 DPG yang dianalisis datanya berdasarkan hasil pengukuran indeks desa membangun tahun 2018 dan 2019. Hasil analisis menyimpulkan, terdapat penurunan besar pada kategori desa tertinggal dan peningkatan besar pada kategori desa berkembang.

Menurut Myrna, banyaknya status peningkatan desa tersebut tidak terlepas dari program sekolah lapang petani yang diinisiasi oleh BRG pada 2018. Program ini didesain dengan sebuah sistem kurikulum berbasis pengolahan lahan gambut tanpa bakar, teknik pertanian organik berkelanjutan, dan pelopor kampanye perlindungan ekosistem gambut.

”Ada 799 petani yang sekarang terlibat sekolah lapang petani. Setiap provinsi memiliki kadernya sendiri dan mereka memiliki demplot pertanian alami dan tanpa bakar,” ujarnya dalam webinar bertajuk ”Ekonomi Kerakyatan dalam Transformasi Desa Gambut”, Jumat (19/6/2020).

KOMPAS/RHAMA PURNA JATI—Seorang peserta sekolah lapang di Kecamatan Pampangan, Kabupatan Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, sedang memberi makan ikan yang berada di atas lahan gambut, Senin (26/3/2018). Program sekolah lapang digelar Badan Restorasi Gambut ini untuk memberikan edukasi bagi para petani yang bercocok tanam di atas lahan gambut. Warga di kawasan ini hidup berdampingan dengan lahan gambut, sebagian besar warga bekerja di bidang pertanian dan perikanan yang berkaitan dengan lahan gambut.

Dengan pendampingan BRG, petani bisa memproduksi berbagai macam produk di lahan gambut yang bekas terbakar. Selain memberikan hasil ekonomi, warga juga mulai mengurangi aktivitas pengolahan lahan dengan cara membakar.

Meski demikian, Myrna menegaskan bahwa pihaknya dan warga tidak membuka lahan gambut baru. Lahan gambut yang direvitalisasi merupakan lahan yang dulunya dialokasikan untuk sektor pertanian atau persawahan.

”Lahan gambut ada yang memiliki fungsi lindung dan budidaya. Pertanian yang sering dilakukan masyarakat pada umumnya dilakukan di lahan gambut tipis yang berada di kawasan budidaya,” ujarnya.

Berdasarkan data BRG, Indonesia memiliki 13 juta hektar ekosistem gambut dan 2,67 juta hektar di antaranya mengalami kerusakan. Kondisi umum kerusakan gambut itu, antara lain, terbakar, berkanal, tutupan lahan terbuka, tinggi muka air tanah di atas 0,4 meter, dan tereksposnya sedimen berpirit.

—Sekelompok kerbau rawa milik warga Desa Bararawa di Kecamatan Paminggir, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, Kamis (12/1/2017), dilepas pada pagi hari untuk mencari makan dan di sore hari dikumpulkan kembali ke kandang. Peternakan kerbau rawa ini menjadi tulang punggung masyarakat setempat yang menghidupi keluarga di samping keseharian mereka menangkap ikan di rawa-rawa.

Bupati Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan Abdul Wahid yang turut menjadi narasumber mengatakan, luas lahan gambut di wilayahnya seluas 25.672 hektar. Adapun 6.273 hektar di antaranya merupakan prioritas restorasi gambut berkanal yang akan dimaksimalkan melalui pengembangan DPG.

Berdasarkan Peraturan Bupati Hulu Sungai Utara Nomor 10 Tahun 2019 tentang Penetapan Kawasan Pedesaan, terdapat 14 desa di enam kecamatan yang mendapat dukungan dari BRG untuk mengembangkan restorasi gambut. Sektor yang dikembangkan desa tersebut yakni perikanan, pertanian, dan kerajinan.

Pengembangan restorasi gambut juga membuat luas kawasan pertanian mencapai 33.880 hektar atau 38,37 persen dari luas wilayah Hulu Sungai Utara. Setiap tahun luas panen dapat mencapai 26,084 hektar dengan produksi sebanyak 143.403 ton.

Oleh PRADIPTA PANDU

Editor: ICHWAN SUSANTO

Sumber: Kompas, 19 Juni 2020

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 8 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB