Perempuan muda Indonesia didorong untuk percaya diri menggeluti industri di bidang sains, teknologi, teknik (engineering), dan matematika atau yang lebih dikenal dengan STEM.
Untuk itu, eksposur perempuan muda terhadap tokoh panutan perempuan yang sukses di karir bidang STEM perlu diberikan. Tujuannya untuk mematahkan stigma umum di masyarakat bahwa STEM adalah maskulin dan bidang tersebut diperuntukkan untuk laki – laki.
Menyadari ketidakseimbangan gender dalam STEM saat ini, Microsoft Indonesia dalam rangka menyambut Hari kartini mengadakan diskusi bersama tiga tokoh wanita dalam bidang STEM yakni Nina Wirahadikusumah, Enterprise Commercial Director Microsoft Indonesia; Hanifa Ambadar, Founder & CEO Female Daily Network; serta Alamanda Shantika, pendiri sekolah teknologi gratis Binar Academy. Acara dikemas dalam bentuk Sharing Session bertajuk Inspirasi Perempuan Muda Indonesia di Bidang STEM di Jakarta, Rabu (18/4/2018).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Nina Wirahadikusumah, Enterprise Commercial Director Microsoft Indonesia, yang sudah menjadi pemimpin di perusahaan teknologi besar selama 20 tahun, menjelaskan Microsoft Indonesia melihat bahwa masih terbuka kesempatan pemberdayaan perempuan muda Indonesia untuk terjun dan memecahkan kesenjangan dalam industri STEM.
Untuk itu, perlu dilakukan pembekalan dan edukasi sejak dini dengan menghadirkan tokoh wanita di industri STEM Indonesia yang menginspirasi.
DOKUMENTASI MICROSOFT INDONESIA–Menyambut Hari Kartini, Microsoft Indonesia menggandeng tiga wanita Indonesia yang bekerja di bidang Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Teknik dan Matematika (STEM) untuk menginspirasi wanita Indonesia agar lebih percaya diri dalam menekuni bidang STEM.
Selain berbagi pengetahuan dan wawasan mengenai dunia pekerjaan, ujar Nina, tiga pembicara dalam acara ini juga memberikan tips dan arahan untuk para perempuan muda Indonesia agar mereka lebih percaya diri dan terus belajar untuk menunjukkan bahwa perempuan memiliki potensi yang besar untuk berkembang di industri STEM.
Fakta saat ini hanya 1 dari 4 anak perempuan berusia 12 -19 tahun di kawasan Asia yang mengetahui sosok wanita di bidang STEM.
“Microsoft percaya bahwa ada tiga area kunci untuk mendorong perempuan muda untuk masuk ke dalam karir yang berhubungan dengan STEM melalui peningkatan eksposur dengan tokoh panutan di bidang STEM, penciptaan peluang dengan pengalaman langsung yang menunjukkan bagaiman STEM dapat membentuk masa depan, serta dan membantu seseorang membayangkan masa depan bersama STEM,” kata Nina.
Hanifa mengatakan sekolah-sekolah saat ini dapat mengubah persepsi anak perempuan terhadap bidang STEM dengan cara memberikan eksposur terhadap role model bagi siswa perempuan. Sekolah dapat bekerja sama dengan tokoh-tokoh perempuan setempat, seperti alumni yang menekuni bidang STEM untuk berbagi cerita bahwa perempuan berperan sangat penting dalam bidang STEM.
Selain itu, lanjut Hanifa, sekolah – sekolah juga dapat mengimplementasikan pengalaman langsung untuk siswi di usia muda dengan menggunakan perangkat yang akrab dengan siswi, seperti tablet dan PC. Teknologi itu sendiri dapat membantu siswi dalam mempelajari bidang studi STEM dengan cara yang lebih mudah dicerna.
Alamanda yang merupakan seorang engineer di startup termuka di Indonesia yang mejadi pendiri sekolah teknologi gratis Binar Academy mengatakan jumlah perempuan yang mengejar pendidikan dan karir di bidang STEM masih tergolong rendah meskipun teknologi telah berkembang sangat pesat dalam beberapa dekade terakhir.
Studi MasterCard juga menunjukkan bahwa perempuan merasa tidak cukup mampu berkompetisi di bidang STEM dan tidak akan sukses jika menekuni industri STEM.
Nina mengatakan selama 23 tahun terakhir, Microsoft Indonesia telah bermitra dengan pemerintah Indonesia untuk membantu generasi muda, termasuk perempuan muda Indonesia untuk mengembangkan keterampilan digital.
Sejak tahun 2015, Microsoft telah mengajak perempuan muda Indonesia untuk terjun dalam industri STEM melalui program #MakeWhatsNext. Di Indonesia, Microsoft berkolaborasi dengan Yayasan Cinta Anak Bangsa mengadakan sesi Hour of Code untuk 50 siswi di Rumah Belajar Duri Kepa pada akhir Maret lalu. Program Hour of Code diselenggarakan untuk memperkenalkan keterampilan coding dan ilmu komputer dan mengubah persepsi bahwa coding merupakan sebuah hal yang rumit melalui game Minecraft. Kegiatan serupa telah diadakan di Jambi dan Kupang.
“Stereotip bahwa industri teknologi dan teknik yang hanya bisa dikuasai oleh kaum pria adalah salah. Di era digital ini, peluang karir masa depan akan berada pada STEM, dan kami bertanggung jawab untuk mendorong dan mendukung perempuan muda untuk terjun ke industri tersebut. Dengan memilih karir di STEM, perempuan dan pria muda akan mencapai potensi sejati mereka dan membantu mengubah dunia,” papar Nina.–ESTER LINCE NAPITUPULU
Sumber: Kompas, 18 April 2018
———————-
Perempuan Diberi Kesempatan Terjun ke Bidang Pemrograman
M PASCHALIA JUDITH J UNTUK KOMPAS–Enterprise Commercial Director Microsoft Indonesia Nina Wirahadikusumah (paling kiri) dan pendiri Binar Academy, Alamanda Shantika (dua dari kanan), pada acara sesi berbagi bertajuk ”Inspirasi Perempuan Muda Indonesia di Bidang Sains, Tekonologi, Rekayasa, dan Matematika” di Jakarta, Rabu (18/4/2018).
Perempuan diberi kesempatan untuk belajar pemrograman sejak dini. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan pada era teknologi digital.
Di sejumlah laman web pencarian kerja, ada lebih dari 500 lowongan untuk pemrograman di Indonesia dalam berbagai bidang, misalnya keuangan, penerbitan, bahkan logistik. Berdasarkan pantauan, Rabu (18/4/2018), ada 693 lowongan pemrogram atau programmer di situs topkarir.com, 786 lowongan di jobfinder.co.id, dan 605 lowongan di jobstreet.co.id.
Di sisi lain, partisipasi angkatan tenaga kerja perempuan di Indonesia masih sekitar 55 persen berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada 2017. ”Perempuan juga dapat bekerja di bidang pemrograman,” kata Enterprise Commercial Director Microsoft Indonesia Nina Wirahadikusumah dalam sesi berbagi bertajuk ”Inspirasi Perempuan Muda Indonesia di Bidang Sains, Tekonologi, Rekayasa, dan Matematika” di Jakarta, Rabu.
Untuk meningkatkan kapasitas pemrograman pada perempuan, Nina menceritakan, Microsoft Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Cinta Anak Bangsa memberikan pelatihan pemrograman untuk 50 siswi. Pelatihan itu digelar di Jakarta.
Adanya kesenjangan antara kebutuhan tenaga kerja di bidang pemrograman dan angka partisipasi tenaga kerja perempuan juga disoroti oleh pendiri Binar Academy, Alamanda Shantika.
”Pertumbuhan jumlah startup tidak dibarengi dengan ketersediaan tenaga kerja di bidang pemrograman. Akibatnya, saat ini, baik startup maupun korporasi, berebut programmer,” ujarnya saat ditemui setelah sesi berbagi.
Binar Academy adalah pusat pelatihan pemrograman yang gratis dan bertempat di Yogyakarta. Alamanda mendirikannya pada 2017.
Hingga saat ini, ada enam angkatan yang sudah dilatih oleh Binar Academy. Satu angkatan terdiri dari 150 orang yang berusia 19-25 tahun.
Setiap angkatan dilatih selama tiga bulan. ”Kami memberikan materi pemrograman dasar dan pemrograman dalam bahasa yang sedang populer di kalangan korporasi dan startup,” kata Alamanda.
Tidak hanya pemrograman, Binar Academy juga memberikan tugas kelompok. Alamanda mengatakan, dari tugas kelompok tersebut, peserta dapat mempelajari dinamika dalam bekerja sama, contohnya kemampuan komunikasi, manajemen kelompok, dan empati pada teman kelompok.
Sekitar dua bulan lagi, Alamanda akan mengumumkan program beasiswa akomodasi dan transportasi bagi 50 perempuan peserta pelatihan. Hal ini dilatarbelakangi oleh jumlah peserta perempuan di setiap angkatan hanya berkisar 10 persen.–DD09
Sumber: Kompas, 18 April 2018