Pembangunan Tol Cisumdawu Dukung Pengembangan Wilayah
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan melelang proyek Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan kepada investor. Tol sepanjang 61,675 kilometer itu diperlukan untuk mendukung pengembangan wilayah dan Bandar Udara Kertajati.
“Kalau tol ini jadi, arus kendaraan menuju Cirebon yang melewati jalan raya akan berkurang. Kemudian, tol ini untuk mendukung Bandara Kertajati, Majalengka yang akan dibangun,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hediyanto W Husaini ketika meninjau pembangunan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu), Jumat (18/12), di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Jalan Tol Cisumdawu sekitar 61 kilometer (km) terdiri atas enam seksi, yaitu Seksi I Cileunyi-Rancakalong (12,02 km), Seksi II Rancakalong-Sumedang (17,35 km), Seksi III Sumedang-Legok (3,75 km), Seksi IV Legok-Cimalaka (7,2 km), Seksi V Cimalaka-Ujung Jaya (15,90 km), dan Seksi VI Ujung Jaya-Dawuan (4,04 km).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
KOMPAS/NOBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR–Proses konstruksi Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu), Jumat (18/12), di Sumedang, Jawa Barat (Jabar). Tol Cisumdawu direncanakan selesai pada 2019 untuk mendukung interkoneksi Bandara Kertajati, Majalengka, Jabar.
Dari keenam ruas itu, pemerintah akan mengerjakan dua seksi, yakni seksi I Cileunyi-Rancakalong (12,02 km) dan seksi II Rancakalong-Sumedang (17,35 km). Sisanya akan ditawarkan kepada investor.
Hediyanto mengatakan, pembangunan Tol Cisumdawu oleh pemerintah dimulai di seksi II, Rancakalong-Sumedang karena pembebasan lahan di seksi tersebut sudah paling siap, yakni mencapai 80 persen.
Selain itu, seksi itu dikerjakan lebih dulu agar menjadi jalan alternatif dari Jalan Cadas Pangeran, sebuah ruas jalan raya Bandung-Cirebon yang dikenal dengan tikungan tajam.
Menurut Hediyanto, pihaknya akan segera melelang empat seksi lain kepada investor. Ia menambahkan, meski sudah layak, biaya konstruksi Tol Cisumdawu sangat besar, yakni sekitar Rp 12 triliun.
Meski sekitar 20.000 kendaraan melalui jalur Bandung-Cirebon per hari, kondisi itu dinilai belum mencukupi kelayakan investasi untuk tujuan komersial.
Oleh karena itu, lanjut Hediyanto, dengan dua seksi Tol Cisumdawu dikerjakan oleh pemerintah, diharapkan penghitungan investasi Tol Cisumdawu bagi investor lebih layak. Seksi II memerlukan biaya Rp 4,5 triliun. Dari jumlah itu, sekitar Rp 4 triliun atau 70 persen merupakan pinjaman dari Bank Exim Tiongkok. Ia menargetkan, Tol Cisumdawu sudah selesai dan beroperasi pada 2019.
“Konstruksi untuk seksi II diperkirakan selesai pada 2018. Namun, kami akan pikirkan agar dapat selesai lebih cepat,” kata Hediyanto. Sebanyak Rp 3,4 triliun pinjaman telah dicairkan, dan sisanya diusahakan akan cair Desember 2015. Ke depan, pemerintah akan mengajukan pinjaman lagi ke Bank Exim Tiongkok untuk membiayai seksi I dan III.
Terowongan
Pada seksi II, tepatnya di Bukit Cilengsar, Desa Rancakalong, Sumedang, akan dibangun terowongan sepanjang 472 meter.
Pembangunan terowongan akan lebih mudah dibandingkan membelah bukit. Pengeboran akan dimulai Mei 2016 dan memakan waktu sekitar 28 bulan.
Menurut Engineering Manager Metallurgical Corporation of China Ltd, kontraktor yang membangun terowongan, Agung Sulistiawan, sebanyak 20 tenaga ahli dari Tiongkok akan mengawasi pengeboran tersebut.
“Setiap satu tenaga ahli akan didampingi dua tenaga ahli lokal sehingga terjadi alih pengetahuan,” kata Agung Sulistiawan.(NAD)
———–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 19 Desember 2015, di halaman 17 dengan judul “Peran Investor Diperlukan”.