Penghasilan Dasar Universal Dibutuhkan

- Editor

Jumat, 29 Maret 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bagian interior Toyota Concept I, mobil yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intellegence (AI). Tahun 2020 mobil ini direncanakan akan diuji coba di jalanan Negeri Matahari Terbit itu.

Kompas/Mahdi Muhammad (MHD)
25-10-2017

Bagian interior Toyota Concept I, mobil yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intellegence (AI). Tahun 2020 mobil ini direncanakan akan diuji coba di jalanan Negeri Matahari Terbit itu. Kompas/Mahdi Muhammad (MHD) 25-10-2017

Penghasilan dasar universal atau universal basic income dinilai sebagian kalangan sebagai kebutuhan bagi sebagian kelompok masyarakat menyusul pekerjaan-pekerjaan yang diambil alih teknologi. Pada sisi lain, penghasilan dasar universal dinilai sebagai simplifikasi solusi terkait dengan persoalan hilangnya mata pencarian karena yang dibutuhkan adalah aset dasar universal atau universal basic assets.

Demikian terangkum dari diskusi bertajuk ”A Jobless Future: Why We Need A Universal Basic Income?”. Diskusi pada Kamis (28/3/2019) itu diselenggarakan di Jakarta dengan menghadirkan empat pembicara.

KOMPAS/MAHDI MUHAMMAD–Toyota Motor Corporation memperkenalkan tiga kendaraan yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intellegence pada tiga kendaraan konsep mereka, Concept I-Series, pada Tokyo Motor Show 2017. Meski belum akan diproduksi massal, TMC berencana menguji coba kendaraan ini pada 2020 saat Olimpiade Tokyo 2020.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mereka adalah Vice Chair Basic Income Earth Network (BIEN) Coordinator India Network for Basic Income Dr Sarath Davala, Coordinator Indonesia Basic Income Guarantee Network (IndoBIG) Yanu Endar Prasetyo, data scientist di Kemitraan (The Partnership For Governance Reform) Irendra Radjawali, dan pendiri serta Ketua Inovator 4.0 Budiman Sudjatmiko.

Dalam diskusi tersebut, Yanu yang tengah berada di Amerika Serikat hadir lewat fasilitas telekonferensi. Ia mengatakan bahwa penghasilan dasar universal bukan tentang ideologi kanan atau kiri, melainkan tentang maju ke depan.

Yanu juga menggarisbawahi bahwa latar belakang kebijakan tersebut adalah jenis-jenis pekerjaan yang melibatkan kemampuan kognitif, manual, rutin, dan nonrutin yang semuanya bakal dan telah digantikan komputer. Teknologi berkembang secara eksponensial dan manusia semakin tidak memiliki tempat di pasar kerja.

Bagian interior Toyota Concept I, mobil yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intellegence (AI). Tahun 2020 mobil ini direncanakan akan diuji coba di jalanan Negeri Matahari Terbit itu.
Kompas/Mahdi Muhammad (MHD)
25-10-2017

KOMPAS/MAHDI MUHAMMAD–Bagian interior Toyota Concept-i, mobil yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intellegence (AI). Tahun 2020, mobil ini direncanakan diuji coba di jalanan Negeri Matahari Terbit itu.

Sementara menurut Sarath, penghasilan dasar universal bukanlah utopia, melainkan merupakan sesuatu kebutuhan yang mendesak. Hal ini menyusul krisis kesejahteraan yang tengah terjadi saat ini. Sebagian di antaranya karena model jaminan kesejahteraan saat ini tidak dirancang untuk kehidupan dan peradaban abad ke-21 dan relatif tidak berubah sejak sekitar 70 tahun silam.

Salah satu kelompok paling rentan terkait dengan perubahan lanskap pekerjaan itu, kata Irendra, adalah prekariat. Ini merupakan kelompok di bawah kelas pekerja konvensional karena status sebagai pekerja kontrak tanpa kepastian kerja dan tidak beroleh hak-hak normatif sebagai pekerja.

Menurut Irendra, penghasilan dasar universal dapat dijadikan instrumen gerakan ganda. Pertama, sebagai alat solusi untuk bertahan dan selain itu untuk bisa meluncurkan narasi atau model tandingan.

Adapun, menurut Budiman, penghasilan bukanlah satu-satunya faktor yang menciptakan kesejahteraan. Penghasilan hanyalah salah satu bagian di antaranya.

Karena itulah, yang dibutuhkan untuk menjawab tantangan di atas adalah aset dasar universal, alih-alih penghasilan dasar universal. Di Indonesia, imbuh Budiman, hal itu sudah dijalankan di sejumlah wilayah desa sejak sekitar empat tahun terakhir.–INGKI RINALDI

Sumber: Kompas, 29 Maret 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Berita Terbaru

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB

Artikel

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:32 WIB