Penghargaan L’oreal bagi Perempuan Peneliti

- Editor

Sabtu, 5 Desember 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Empat perempuan peneliti meraih penghargaan L’oréal UNESCO for Women in Science ke-12, Kamis (3/12), di Jakarta. Penghargaan kategori Life Sciences diraih Sastia Prama Putri, pengajar di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung (ITB) serta Universitas Osaka Jepang dengan proposal ”Metode Autentikasi Kopi Luwak dengan Metabolomik Berbasis Kromatografi Gas”, dan Alucia Anita Artarini, pengajar Sekolah Farmasi ITB, dengan proposal ”Metode Skrining Senyawa Anti Virus Influenza”.

Adapun penerima penghargaan kategori Material Sciences adalah Anawati, Wakil Rektor I Universitas Teknologi Sumbawa, proposal ”Penjernih Air Memakai Membran Anodic Alumina Oxide”, dan Kiky Corneliasari Sembiring, peneliti Pusat Penelitian Kimia LIPI dengan proposal ”Proses Produksi Hidrogen dari Limbah Produksi Biodiesel”. Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Arief Rachman berharap para politisi di DPR memberi perhatian serius terhadap riset. (JOG)
——————–
Insentif bagi Publikasi Ilmiah Internasional

Demi meningkatkan minat peneliti memperbanyak publikasi ilmiah internasional, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi bersama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) meluncurkan Penghargaan Publikasi Ilmiah Internasional (PPII). Melalui PPII, peneliti dari berbagai perguruan tinggi dan badan penelitian yang memiliki artikel ilmiah di jurnal terindeks internasional dalam periode lima tahun terakhir bisa mendapat insentif Rp 100 juta jika impact factor jurnal minimal 5 dan jumlah sitasi artikel minimal 3 sitasi. Peneliti dengan jumlah sitasi artikel 1-3 sitasi pada jurnal dengan impact factor minimal 0,1 mendapatkan Rp 50 juta. Pendaftaran publikasi dibuka tahun 2016, pada 1 Februari-30 Maret dan 1 Juni-30 Juli. ”LPDP sediakan dana total Rp 50 miliar,” kata Menristek Dikti Muhammad Nasir, Jumat (4/12), di Jakarta. (JOG)
————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 5 Desember 2015, di halaman 14 dengan judul “Kilas Iptek”.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 10 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB