Kereta dengan empat kuda penghela. Itulah Indonesia. Setiap kuda berlari dengan arahnya sendiri. Sais harus bekerja keras agar kereta tak terbelah. Untuk mengarahkan kuda-kuda menuju ke satu tujuan, di situlah Ilmu Keputusan berperan.
Bernada santai, Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto mengungkapkan kerumitannya membantu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam kuliah umumnya, ”Managing Reform in Indonesia: From Tsunami Recovery to UKP4”.
Perumpamaan itu mengundang tawa hadirin pada acara pemberian gelar doktor kehormatan dan pengangkatan Kuntoro sebagai International Honorary Member of Board of Trustees dari dan oleh Northeastern University, AS, Jumat (6/9), di Jakarta.
Hadir Wapres Boediono, Dirut PLN Nur Pamudji, Duta Besar Norwegia Stig Traavik, Rektor ITB Akhmaloka, dan ”guru” yang mengenalkan Kuntoro pada Ilmu Keputusan, Prof Mathias Aroef. Penghargaan diberikan Presiden Northeastern University Joseph E Aoun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dari kondisi yang seakan ”mustahil” untuk bekerja bersama dan membuahkan hasil, Ilmu Keputusan memulainya dengan mencari common goal (tujuan bersama). ”Maka, Pak Boediono harus melakukan negosiasi dengan ’kuda-kuda itu’,” ujar Kuntoro disambut tawa.
Para menteri, kepala daerah, anggota DPR pusat dan daerah adalah ibarat kuda-kuda yang berlari semaunya. ”Bagaimana menyinkronisasikan itu? Saya mulai dengan Geospatial Information System (Sistem Informasi Geospasial) sehingga tidak ada yang bisa ’melarikan diri’,” ujar Kuntoro. Seluruh fungsi terpapar dalam satu peta.
Ilmu itu pula yang mendasari kerja besar Kuntoro memimpin Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias selama 4 tahun (2004-2008) setelah tsunami. ”Semua habis,” ujarnya menggambarkan Aceh. Kuntoro diberi wewenang memutuskan.
Padahal, di Aceh sudah 25 tahun konflik dengan adanya Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Negosiasi dengan GAM berlangsung baik, tetapi masih ada negara-negara lain yang membantu. ”Ada unsur kedaulatan yang harus diperhatikan,” katanya.
Di akhir kerja, BRR Aceh-Nias mengukir banyak rekor: melibatkan 900 organisasi internasional, 40 negara, 8.000 sukarelawan, 7,2 triliun dollar AS (sekitar Rp 72.000 triliun, kurs 1 dollar AS = Rp 10.000), 9 kapal induk, 14 kapal perang, dan 1 kapal rumah sakit. Di Aceh dibangun 100.000 rumah dilengkapi info letak geografisnya. Kuntoro pernah menjabat Dirut PLN, Menteri ESDM, dan Direktur PT Timah.
Kisah cinta. Demikian Kuntoro menguraikan campur gaulnya dengan Ilmu Keputusan. Ia jatuh cinta dengan ilmu itu saat dikenalkan Mathias Aroef. Sebab, Ilmu Keputusan adalah ilmu tepat untuk memutuskan dan berbuat sesuatu di tengah kesemrawutan (kompleks, khaotik, dan tak terbatas masalahnya) yang adalah realitas hidup.
(BRIGITTA ISWORO L)
Sumber: Kompas, 9 September 2013