Kendati menstruasi adalah bagian dari kehidupan perempuan di Tanah Air, pengelolaan kebersihan dan kesehatan pada saat perempuan mengalami menstruasi masih menjadi persoalan.
Minimnya pengetahuan tentang menstruasi dan tidak adanya informasi dari orangtua menimbulkan dampak fisik maupun psikis pada anak-anak perempuan, ketika mereka mengalami menstruasi, terutama saat mengalami pertama kali.
KOMPAS/SONYA HELLEN SINOMBOR–Momentum Hari Kebersihan Menstruasi Dunia, yang jatuh pada 28 Mei 2019, dimanfaatkan sejumlah lembaga dan organisasi yang tergabung dalam Jejaring Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL), untuk melakukan kampanye Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM), Selasa (28/5/2019) di Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain pengetahuan yang rendah, kondisi fasilitas kebersihan menstruasi hingga kini masih memprihatinkan dan tidak ramah perempuan. Bahkan, di sekolah banyak siswi mengalami perundungan ketika darah dari menstruasi menembus pakaian seragamnya.
Karena itu, manajemen kebersihan menstruasi yang merupakan pengelolaan kebersihan dan kesehatan pada saat perempuan mengalami menstruasi menjadi sangat penting.
”Penting sekali untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang pentingnya kebersihan menstruasi bagi masyarakat,” ujar Laisa Wahanudin, Ketua Pelaksana Harian Jejaring Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL), Selasa (28/5/2019), di Jakarta.
Momentum Hari Kebersihan Menstruasi Dunia, yang jatuh pada 28 Mei 2019, dimanfaatkan sejumlah lembaga dan organisasi yang tergabung dalam Jejaring Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) untuk melakukan kampanye Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM).
Jejaring AMPL merupakan perkumpulan dari beberapa organisasi, kementerian terkait, lembaga donor, organisasi masyarakat sipil, akademisi, jurnalis, dan individu/pemerhati yang bergerak dan peduli untuk mendorong tercapainya Akses Universal 100 Persen Air Minum Aman, 0 Persen Kawasan Kumuh, dan 100 Persen Akses Sanitasi Layak.
KOMPAS/SONYA HELLEN SINOMBOR–Momentum Hari Kebersihan Menstruasi Dunia, yang jatuh pada 28 Mei 2019, dimanfaatkan sejumlah lembaga dan organisasi yang tergabung dalam Jejaring Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) untuk melakukan kampanye Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM), Selasa (28/5/2019), di Jakarta.
Kampanye Kebersihan Menstruasi
Pada kampanye Hari Kebersihan Menstruasi Sedunia, Jejaring AMPL yang terlibat aktif, yaitu Unicef, Yayasan Plan International Indonesia, SNV Indonesia, Simavi, Wahana Visi Indonesia, YPCII, dan SPEAK Indonesia.
Untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang pentingnya kebersihan menstruasi bagi masyarakat, Jejaring AMPL menggelar Youth Festival: Action for Menstrual Hygiene Education. Selain dialog, sejumlah siswa menampilkan pentas teater sebagai sarana kampanye tentang kebersihan menstruasi.
Acara yang dihadiri sejumlah siswa sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) di Jakarta diwarnai dengan dialog tentang pentingnya MKM. Pada dialog tersebut, tampil sejumlah narasumber. Mereka adalah Dyana Safitri Velies (pakar kesehatan), Wara Pertiwi Osing (Kepala Subdirektorat Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja Kementerian Kesehatan), Silvia Devina (Yayasan Plan International Indonesia), perwakilan remaja perempuan (Adhityas Putri) dan laki-laki (Dian Sophian), serta aktor Zacky Zimah.
Pada acara tersebut, Dyana menyatakan, menstruasi adalah bagian akhir dari proses pubertas yang dialami anak perempuan. Karena itu, penting sekali informasi diberikan kepada anak-anak perempuan bagaimana menghadapi siklus menstruasi tersebut, termasuk berapa lama waktu menstruasi.
Dalam dialog tersebut, juga diungkapkan banyak anak perempuan mengalami perundungan di sekolah karena saat mengalami menstruasi ada darah yang menembus rok atau celana seragamnya. Kondisi tersebut ternyata sering mengakibatkan masalah psikis, misalnya para siswi menjadi malu dan tidak mau ke sekolah sehingga melepas kesempatannya belajar secara penuh dan bermain di sekolah.
KOMPAS/SONYA HELLEN SINOMBOR–Sejumlah lembaga dan organisasi yang tergabung dalam Jejaring Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) melakukan kampanye Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM), Selasa (28/5/2019), di Jakarta.
Studi MKM yang dilakukan Yayasan Plan International Indonesia tahun 2018, di SD dan SMP di Provinsi DKI Jakarta, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat, menemukan 45 persen orangtua tersebut menegaskan tidak perlu menjelaskan soal menstruasi, terutama kepada anak laki-laki, dengan alasan tidak pantas atau tabu.
”Sebanyak 63 persen orangtua siswa/siswi tidak pernah memberikan penjelasan yang benar dan gamblang terkait menstruasi kepada anak-anaknya (baik anak laki-laki maupun perempuan), sehingga mengakibatkan kerentanan kondisi anak-anak perempuan, ketika mereka mengalami menstruasi, terutama yang mengalami pertama kali,” kata Silvia.
KOMPAS/SONYA HELLEN SINOMBOR–Peserta kampanye Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM), Selasa (28/5/2019), di Jakarta.
Studi MKM tersebut juga menemukan 33 persen sekolah tidak memiliki toilet terpisah untuk laki-laki dan perempuan. Padahal, kata Laisa, sekolah harusnya menyediakan fasilitas sanitasi yang higienis. Namun, yang terjadi air sering tidak ada atau kurang, tidak ada kamar mandi/WC khusus siswi sehingga menimbulkan ketidaknyamanan siswi jika mengalami menstruasi ketika akan mengganti pembalutnya.
Oleh SONYA HELLEN SINOMBOR
Sumber: Kompas, 29 Mei 2019