Dampak sejumlah penyakit yang ditularkan nyamuk di Indonesia bisa ditekan dalam beberapa tahun terakhir. Namun, kasus penyakit yang ditularkan nyamuk masih tinggi sehingga menimbulkan beban biaya penanganan besar. Untuk itu, pengendalian nyamuk tetap harus digalakkan.
“Nyamuk menyebabkan kesakitan, kematian, dan difabilitas. Karena itu, penting untuk kita memutus rantai penularan penyakit yang disebabkan nyamuk,” kata Menteri Kesehatan Nila F Moeloek dalam peringatan Hari Pengendalian Nyamuk, Kamis (24/8), di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sejauh ini, Indonesia berhasil menekan dampak berbagai penyakit yang ditularkan lewat gigitan nyamuk. Contohnya, angka kematian akibat demam berdarah menjadi kurang dari 1 persen. “Angka disabilitas akibat filariasis (kaki gajah) juga turun secara bermakna,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Namun, kita tak boleh tinggal diam,” kata Nila. Sebab, angka kasus penyakit disebabkan nyamuk tinggi dan penanganannya butuh biaya tinggi. Contohnya, tahun 2016 ada 204.171 kasus demam berdarah di Indonesia dan pengobatannya menghabiskan Rp 986 miliar.
Terkait hal itu, masyarakat diimbau menggalakkan pengendalian nyamuk. Cara mencegah penyakit ditularkan nyamuk ialah menghindari gigitan nyamuk dan mengendalikan sarang nyamuk.
Gigitan nyamuk
Pencegahan gigitan nyamuk bisa dilakukan dengan sejumlah metode, misalnya memasang kelambu atau menanam tanaman yang bisa mengusir nyamuk. Adapun pengendalian sarang nyamuk bisa dilakukan dengan menguras tempat penampungan air, menutup tempat penyimpanan air, dan memanfaatkan barang bekas yang bisa menampung air.
Nila menambahkan, pengendalian penyakit disebabkan nyamuk perlu melibatkan instansi terkait, misalnya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pertanian, serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral juga perlu dilibatkan karena area pertambangan rawan menjadi sumber penyakit ditularkan nyamuk.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Asjikin Iman Hidayat menambahkan, Hari Pengendalian Nyamuk diperingati tiap tanggal 20 Agustus untuk mengenang penemuan parasit Plasmodium yang menyebabkan malaria oleh dr Ronald Ross dari Inggris pada 1897. Momentum itu untuk mengingatkan masyarakat pentingnya terus memberantas sarang nyamuk. (HRS)
—————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 25 Agustus 2017, di halaman 14 dengan judul “Pengendalian Nyamuk Menjadi Kunci”.