Pendidikan Islam; Kampus Masih Kekurangan Doktor

- Editor

Kamis, 27 Agustus 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jumlah doktor yang mengajar di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam di Indonesia belum memadai. Padahal, untuk meningkatkan mutu pendidikan Islam, dibutuhkan dosen yang berkualitas dan kompeten secara keilmuan.

“Jumlah dosen yang bergelar doktor masih sedikit,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kamaruddin Amin, pada “Pelepasan Calon Doktor” di kantor Kementerian Agama di Jakarta, Senin (24/8).

Data Kementerian Agama menunjukkan, jumlah dosen yang tersebar di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) negeri dan swasta mencapai 29.824 pengajar. Dari jumlah tersebut, dosen yang berpendidikan doktor baru berjumlah 2.920 orang (9,7 persen).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Kamaruddin, kualitas dan kompetensi dosen masih menjadi masalah krusial dalam peningkatan mutu PTKI. Karena itu, jumlah doktor perlu ditambah lagi. “Seharusnya, dosen yang mengajar bergelar doktor agar mampu melakukan transformasi di dunia pendidikan,” paparnya.

Kebutuhan tersebut kian mendesak mengingat jumlah mahasiswa yang melanjutkan pendidikan ke PTKI meningkat tajam, yakni mencapai 783.000 pada 2015. Untuk itu, Kementerian Agama memberikan beasiswa kepada 1.074 dosen untuk melanjutkan pendidikan doktor ke sejumlah universitas di dalam dan luar negeri. Mereka telah terseleksi dari 3.065 pelamar beasiswa.

Program ini merupakan bagian dari program mencetak 5.000 doktor hingga 2019 yang mendapat dukungan dari Presiden Joko Widodo. Untuk program ini, Kementerian Agama mengalokasikan dana Rp 100 miliar pada 2015.

“Dengan alokasi sebesar itu, kami berharap program 5.000 doktor akan memiliki dampak yang berarti bagi pengembangan pendidikan tinggi Islam di Indonesia,” katanya.

Membangun jaringan
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berharap, penerima beasiswa doktor menjaga niat dan konsentrasi selama masa pendidikan. Mereka juga diharapkan membangun jaringan untuk pengembangan pendidikan keislaman di Indonesia.

“Jaringan secara personal dan institusi yang dibangun selama masa pendidikan sangat dibutuhkan bagi pengembangan pendidikan di Indonesia. Semoga, mereka cepat kembali ke Indonesia karena pemikiran dan tenaganya sangan dibutuhkan,” katanya.

Secara terpisah, Direktur Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Ali Munhanif mengatakan, pemerintah perlu memikirkan desain yang komprehensif dan simultan agar distribusi 5.000 doktor itu bisa meningkatkan mutu pendidikan Islam.

Kini, makin banyak sekolah tinggi Islam yang bertransformasi menjadi universitas. “Pemerintah perlu melakukan diversifikasi (penganekaragaman) pengajar. Jangan hanya fokus ilmu agama, tetapi juga sains dan ilmu sosial. Bangun juga fasilitas laboratorium yang memadai untuk penelitian,” kata Ali. (B08)
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 25 Agustus 2015, di halaman 12 dengan judul “Kampus Masih Kekurangan Doktor”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB