Pemilihan Jurusan Dipengaruhi Pasar

- Editor

Kamis, 11 Juni 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tak Sesuai Arah Pembangunan
Pilihan calon mahasiswa terhadap program studi di perguruan tinggi sangat dipengaruhi pasar, terutama peluang kerja setelah lulus. Kondisi ini tak selalu sejalan dengan arah pembangunan yang dicanangkan pemerintah untuk kemandirian dan kemajuan bangsa Indonesia.


Program studi (prodi) favorit yang diburu banyak pendaftar Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dari tahun ke tahun, antara lain komunikasi, kedokteran, manajemen, ekonomi, dan teknologi informasi. Di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, Jawa Barat, misalnya, jurusan yang paling banyak diminati di kampus itu adalah Prodi Ilmu Komunikasi dan Manajemen, masing-masing peminatnya berjumlah 4.637 orang dan 4.396 orang. Padahal, jatah yang tersedia untuk dua jurusan itu, masing-masing hanya 100 kursi.

“Masyarakat memilih jurusan yang dinilai lebih besar peluangnya terserap di dunia kerja atau lebih terbuka dalam memperoleh peluang usaha,” kata Koordinator Humas UPI Wahudin di Bandung, Rabu (10/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kondisi serupa berlangsung di Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Humas Unpad Soni A Nulhaqim mengemukakan, Prodi Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) paling banyak peminatnya, yakni mencapai 4.411 orang.

Namun, beberapa jurusan justru minim peminat dengan kondisi yang bervariasi di sejumlah perguruan tinggi, antara lain Budidaya Pertanian, Sastra Jawa, Sastra Rusia, Ilmu Sejarah, Sastra Sunda, atau ilmu-ilmu sains murni seperti Matematika, Kimia, dan Fisika. Beberapa jurusan itu tidak terlalu diminati karena dinilai kurang memberikan jaminan kerja bagi para sarjananya.

Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Herry Suhardiyanto mengatakan, ada beberapa prodi yang “kurang laku” di kampus itu, seperti Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap dan Teknologi Hasil Perairan. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Rohmat Wahab mengatakan, pemilihan program studi yang cenderung itu-itu saja karena dipengaruhi kepastian atau jaminan lapangan pekerjaan setelah lulus.

Tak sesuai pembangunan
Pemilihan jurusan oleh calon mahasiswa ternyata tidak selalu sejalan dengan arah pembangunan yang dicanangkan pemerintah. Menurut Ina Liem, infopreneur seputar jurusan kuliah dan peta karier, program studi yang sejalan dengan platform ekonomi pemerintahan Presiden Joko Widodo semestinya adalah bidang pangan, energi, dan logistik, belum dilirik. Prodi terkait logistik juga dibutuhkan karena Indonesia sedang membangun banyak pelabuhan dan infrastruktur lain. “Bidang pangan baru dilirik untuk kuliner. Padahal, yang juga penting hulunya, misal untuk budidaya pertanian,” katanya.

Menurut Illah Sailah, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, pemerintah memiliki sejumlah program untuk mendorong mahasiswa baru memilih prodi yang dibutuhkan untuk pembangunan bangsa. Penerima mahasiswa Bidikmisi yang merupakan mahasiswa berprestasi dari keluarga tidak mampu, diprioritaskan memilih jurusan yang menjadi prioritas untuk pembangunan, seperti pertanian, teknik, dan sains. Anak-anak yang cerdas memenangi olimpiade sains nasional dan internasional diberi beasiswa kuliah di dalam dan luar negeri dari S-1 hingga S-3. Dengan demikian, Indonesia punya calon ilmuwan dari anak-anak bangsa yang unggul.

Uji keterampilan SBMPTN
122cd7a0778b43bba8a327b7db8327adRabu kemarin, para peserta SBMPTN mengikuti ujian keterampilan di sejumlah kampus tertentu. Di Yogyakarta, misalnya, sebanyak 2.475 peserta menjalani ujian keterampilan di UNY. Begitu pula para pendaftar di Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Hasil ujian keterampilan itu menjadi salah satu penentu penerimaan mahasiswa di jurusan terkait bidang seni dan keolahragaan, selain ujian tulis.

“Ujian ini menjadi salah satu dasar pertimbangan mahasiswa baru,” kata Wakil Rektor Bidang Akademik UNY Wardan Suyanto. (ELN/LUK/SEM/DNE/HRS)
————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 11 Juni 2015, di halaman 12 dengan judul “Pemilihan Jurusan Dipengaruhi Pasar”.

Posted from WordPress for Android

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB