Sejumlah pekerja industri kreatif memanfaatkan teknologi untuk berkarya. Bagi mereka, karya harus tetap dihasilkan walaupun dihadang pandemi.
ISTIMEWA–Pertemuan virtual dengan sejumlah pekerja industri kreatif dilakukan pada Selasa (28/4/2020). Topik yang dibahas adalah mengenai siasat mereka berkarya saat pandemi Covid-19.
Para pekerja industri kreatif mencari solusi agar tetap dapat berkarya selama pandemi Covid-19. Mereka pun memadukan kreativitas dan teknologi sebagai solusi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pandemi menyebabkan proses produksi sejumlah karya ditunda, antara lain film, iklan, dan pertunjukan seni. Pengambilan gambar (shooting) yang umumnya melibatkan orang dalam jumlah besar tidak dapat dilakukan karena kewajiban pembatasan sosial. Hal ini mendorong para pekerja industri kreatif untuk berkarya tanpa mengabaikan keselamatan.
”Shooting bisa dilakukan dengan sehat dan tanpa melanggar peraturan pemerintah, yaitu dengan teknologi. Kita tidak tahu kapan pandemi akan selesai. Daripada menunggu, lebih baik kita jalani (berkarya) saja dulu,” kata fotografer Heret Frasthio dalam pertemuan tanpa tatap muka, Selasa (28/4/2020) sore.
Ia memanfaatkan sejumlah aplikasi untuk berkoordinasi dengan rekan-rekan kerja yang berada di lokasi berbeda. Aplikasi yang dimaksud antara lain Zoom, Capture One, dan Team Viewer. Kini, ada sekitar 10 proyek kreatif yang sedang digarap Heret dengan metode pengerjaan jarak jauh.
Sutradara Raesaka juga mencari cara agar produksi iklan yang ia garap dapat dilakukan secara sederhana, tetapi hasilnya maksimal. Ia pun meminta para talenta merangkap peran sebagai videografer.
DOKUMENTASI PT KEPOMPONG GENDUT–Pengambilan gambar film Demi Ucok dilakukan di Bandung, Jawa Barat, pada Juli 2011. Distribusi film yang disutradarai Sari Astrid Mananda Maria ?ÄúSammaria?Äù Simanjuntak ini dibiayai oleh sekitar 2.000 co-produser melalui penggalangan dana crowd funding lewat laman www.demiapa.com.
Sebelum proses pengambilan gambar dimulai, para talenta akan diberi arahan melalui konferensi virtual. Mereka juga diberi arahan tentang teknis penggunaan kamera. Adapun proses pengambilan gambar dilakukan di rumah para talenta dengan bantuan sejumlah anggota keluarga.
”Kami mencari talent yang dapat mengoperasikan kamera. Kami arahkan agar pengambilan gambarnya tidak perlu aneh-aneh. Sederhana saja, tetapi hasil maksimal. Kalau pengambilan gambarnya ribet, talent akan kesulitan juga,” kata Raesaka.
Karya yang ia hasilkan saat pandemi adalah iklan salah satu perusahaan penyedia telekomunikasi. Proyek ini turut melibatkan sejumlah musisi Tanah Air yang bekerja dari rumah masing-masing.
Menurut data Asosiasi Produser Film Indonesia (Aprofi), ada 15 proyek produksi film yang ditunda sejak Maret hingga April 2020. Angka ini mencakup proyek film komersial atau layar lebar, tetapi belum mencakup film dokumenter dan serial.
Sementara itu, ada 226.586 seniman dan pekerja kreatif yang terdampak pandemi Covid-19. Data ini dihimpun Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Rincinya, Kemenparekraf mendata 189.586 orang dan Ditjen Kebudayaan Kemdikbud 37.000 orang dari 34 provinsi (Kompas, 18/4/2020).
Pemerintah mendukung
Pelaksana Tugas Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf Joshua Simanjuntak mengatakan, semua pelaku usaha harus beradaptasi untuk bertahan selama pandemi. Menurut dia, pemerintah akan menjadi fasilitator masyarakat agar dapat beradaptasi.
”Saya harap semuanya mencari solusi-solusi kreatif. Pemerintah akan ada di sini untuk mendukung solusi itu. Solusi yang ditemukan juga perlu disebarkan ke banyak orang agar semua orang bisa terus produktif,” kata Joshua.
Head of Brand Management and Strategy Indosat Ooredoo Fahroni Arifin mengatakan, semua pihak tidak boleh berhenti bergerak. Masa penuh tantangan ini, menurut dia, perlu dipandang sebagai kesempatan untuk mencari ide dan berkreasi. ”Jangan putus asa. Kita semua harus bergandengan tangan dan berkolaborasi,” kata Fahroni.
Oleh SEKAR GANDHAWANGI
Editor KHAERUDIN KHAERUDIN
Sumber: Kompas, 28 April 2020